Sukses

Ternyata Erick Thohir Sempat Kekurangan Duit saat Beli Inter Milan, Begini Ceritanya

Menteri BUMNN Erick Thohir merupakan Eks Presiden Inter Milan. Dia pernah membeli klub sepak bola profesional asal Italia yang saat ini bermain di Serie A Liga Italia.

Liputan6.com, Jakarta Sebelum ditunjuk menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir bekerja sebagai pengusaha di berbagai bidang. Pria berusia 52 tahun ini pernah berbisnis media hingga menjabat Direktur Utama. Selain itu, Erick juga aktif di organisasi olahraga.

Selain itu, Erick merupakan Eks Presiden Inter Milan, ia pernah membeli klub sepak bola profesional asal Italia yang saat ini bermain di Serie A Liga Italia.

Saat itu Erick ditunjuk menjadi presiden Inter Milan pada tahun 2013  menggantikan Masimmo Moratti. Kemudian pada 2016, Erick menjual mayoritas sahamnya di Inter Milan. Erick pun akhirnya digantikan Steven Zhang sebagai Presiden Inter Milan pada 2018 hingga sekarang.

Belasan tahun bergelut di dunia bisnis, membuat Erick dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia.

Ada hal menarik sebelum Erick memutuskan membeli klub sepak bola asal Italia tersebut. Erick mengaku dirinya pernah mengalami kekurangan uang. Hal itu disampaikan melalui akun Instagram pribadinya @erickthohir, Minggu (11/9/2022).

"Sedikit sharing mengenai perjalanan hidup merintis usaha ke teman-teman @bpphipmi. Teringat masa ketika masih berada di titik seperti mereka. Bekerja keras meraih mimpi berbisnis di bidang olahraga dan media. Alhamdulillah dengan niat dan ikhtiar, semua ada jalan," tulis Erick.

Erick bercerita, jika ada keinginan maka harus diiringi dengan kemauan yang keras, serta yakin bahwa kita mampu mencapai cita-cita yang diinginkan dan terus berusaha untuk mewujudkannya.

"Kadang-kadang kita semua terjebak oleh paradigma kita. Ketika posisi kita hari ini kedepannya itu belum tentu sesuai dengan yang kita mau. Memang itu challenge Kita sebagai manusia bagaimana kita bisa break through," ujarnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Berasal dari Keluarga Pengusaha

Diketahui Erick adalah putra dari Teddy Thohir,  seorang pengusaha yang ikut membesarkan Astra International. Ayahnya berdarah Lampung, sedangkan ibunya berdarah Tionghoa dan Sunda. Saudaranya, Garibaldi Thohir atau yang akrab disapa Boy Thohir adalah seorang bankir investasi.

Dulu Erick mengnyam pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Glendale, Amerika Serikat. Pendidikan master ia peroleh di program Master untuk Bisnis Administrasi di Universitas Nasional California. Ia lulus dan meraih gelar MBA pada tahun 1993. 

Sepulangnya ke Tanah Air, Erick Setelah lulus, keluarga berharap dirinya bisa turut serta dalam mengelola bisnis keluarga. Namun, Erick justru tertarik dengan usaha dibidang media dan olahraga.

"Kalau saya mau bermanja-manja waktu kakak saya pulang dari lulusan di luar negeri, kami diskusi ini lebih baik fokus di satu atau dua atau tiga usaha waktu itu makanya diputuskan pertambangan peninggalan usaha kerja sama motor. Lalu ada usaha-usaha lain pokoknya kita konsolidasikan. Saya pulang diharapkan membantu tapi saya punya mimpi lain saya buka usaha sendiri lagi yang akhirnya fokus di media dan olahraga," katanya.

Keluarganya pun kecewa dengan pilihan Erick saat itu. Namun, Erick optimis bahwa dirinya mampu menjalankan usahanya, meskipun dalam prosesnya mengalami lika-liku.

"Itu orang tua dan kakak saya kecewa, tapi saya bisa buktikan. Bagaimana transaksinya bisa sampai inter Milan, nggak cukup uangnya. Tapi bagaimana kita bisa meyakinkan bank waktu itu bank Eropa Bank internasional dengan track record saya, dan ada sebagian aset saya saya taruh semua sebagai modal. Kurang? Kita ajak teman-teman dan kerja keras tapi apa poinnya kita kerja keras semua itu yang harus kita punya kalau kita mau maju," pungkasnya. 

3 dari 4 halaman

Erick Thohir Tantang Generasi Muda: Mau Jadi Penonton atau Pemain?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menantang generasi muda untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan Indonesia. Ia pun menantang apakah generasi muda saat ini untuk mengambil bagian untuk ikut bermain atau hanya menjadi penonton saja. 

Saat melakukan kunjungan kerja ke Belanda, Erick Thohir menyempatkan diri untuk bertemu dengan para mahasiswa penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dalam pertemuan tersebuut, ua menyampaikan saat ini adalah momentum Knowledge-based economy.

Seperti dikutip dari unggahan akun Instagram @erickhhohir Jumat, (9/9/2022), pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang pesat-pesatnya. hal ini mungkin tidak terulang dua kali. Generasi muda yang penuh energi dengan ide barunya, harus mengambil kesempatan ini untuk berkarya, berinovasi, dan berusaha.

“100 tahun sudah lewat, pertanyaannya 100 tahun ke depan mau jadi apa? apakah kita mau jadi penontonnya atau ikut bertandingnya ini sebuah kesempatan yang tidak terulang dua kali?,” kata Erick Thohir.

Saat ini, ucap Erick, Indonesia menuju negara yang semakin maju dan semakin besar, dan momentum ini seiring dengan demografi Indonesia yang makin dikuasai generai muda, 55 persen usia di bawah 35 tahun.

“saya kemarin bertemu para mahasiswa Indonesia yang di Wageningen. saya tanya pendidikannya apa saya ngga ngerti, karena jaman dulu waktu saya kuliah, ngga ada jurusan yang itu” katanya.

Ini momentum yang namanya knowledge-based economy atau pertumbuhan ekonomi berdasarkan inovasi, dan hasil karya manusianya itu menjadi landasan utama bukan lagi sumber daya alamnya.

“pertanyaanya kembali generasi muda mau jadi penonton atau pemain?” katanya.

“Jadilah bagian yang mengantarkan Indonesia menjadi maju, makmur, dan mendunia” pungkas Erick Thohir.

4 dari 4 halaman

Erick Thohir Kawal Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Eropa

Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan diri membuka pameran Pasar Kopi yang digelar Roemah Indonesia BV dan Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (3/9/2022) lalu. Pasar Kopi merupakan agenda terakhir Erick dalam kunjungan kerja di Belanda.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Pasar Kopi tersebut bertujuan mengangkat posisi Indonesia agar menjadi aktor penting dalam rantai suplai perdagangan kopi Indonesia di tingkat internasional.

Dalam event itu, ucap Erick, Indonesia membawa sampel kopi sebanyak lebih dari setengah ton dengan 97 jenis kopi, mulai dari green bean hingga produk turunannya.

Kopi-kopi tersebut, berasal dari 11 daerah, yakni Ijen, Gayo, Mandailing, Karo, Lampung, Kerinci, Java Preanger (area Garut dan Bandung), Dieng, Bali Kintamani, Flores, dan Toraja.

"Agenda bertajuk Indonesian Coffee Market; Coffee Revolution ini sangat bagus karena membawa pengunjung mengenal lebih jauh tentang perjalanan kopi nasional. Sambil mencoba beragam kopi asli hasil perkebunan Indonesia, mereka juga akan disuguhkan pameran sejarah produksi kopi, serta berbagai jenis kopi dan produk turunannya," ujar Erick saat membuka Pasar Kopi di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, dikutip Selasa (6/9/2022).

Selain mengupayakan pemasaran kopi dengan nilai tambah yang lebih baik agar penjualan ekspor meningkat secara signifikan, Erick menilai keragaman dan kesinambungan kopi terhadap alam, serta keberlanjutannya di masa depan juga dinarasikan dengan baik.

Erick menyampaikan BUMN mendukung penuh kebangkitan industri kopi nasional. Hal ini ia tunjukan pada pada awal 2022 dengan meluncurkan inisiatif Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara.

Langkah tersebut dilakukan guna meningkatkan produktivitas kopi dalam negeri dengan skema program Makmur yang selama ini telah diterapkan di komoditas lain, seperti padi, tebu, dan jagung. Tujuan dari PMO Kopi Nusantara, kata Erick, adalah untuk memperbaiki ekosistem bisnis kopi dari hulu hingga hilir.

"Inilah pentingnya kita harus percaya membangun ekosistem Indonesia di mana kita banyak sekali mempunyai keunggulan di berbagai macam jenis kopi," ucapnya.

Erick menyebut PMO Kopi Nusantara menjadi bagian dari program Makmur komoditas kopi yang memberikan akses untuk finansial, pendampingan, jaminan gagal panen dan pasar.

"Kenapa BUMN terketuk, karena 96 persen dari industri kopi adalah perkebunan rakyat. Tujuan akhir kita adalah kesejahteraan para petani,” ungkap Erick.