Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengalokasikan sebesar Rp 1,23 triliun Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan infrastruktur hingga ketahanan pangan. Keduanya berkaitan dalam pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, pagu indikatif Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kelautan dan perikanan tahun 2023 mencapai Rp 1,23 triliun. Jumlah tersebut meningkat Rp 100,58 miliar dari tahun sebelumnya.
Baca Juga
Penggunaan dana tersebut di antaranya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional hingga ketahanan pangan.
Advertisement
"Kebijakan DAK fisik 2023 diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan infrastruktur, serta mendukung ketahanan pangan, yang di dalamnya termasuk DAK bidang kelautan dan perikanan," ungkap Menteri Trenggono dalam rapat kerja dengan anggota Komisi IV DPR, mengutip keterangan resmi, Senin (12/9/2022).
DAK bidang kelautan dan perikanan tahun 2023 dikelompokkan menjadi dua, yakni untuk provinsi dan kabupaten dan kota. Menu DAK provinsi ditujukan untuk pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, unit perbenihan, sarana dan prasarana pengawasan, serta pembangunan atau rehabilitasi kawasan konservasi.
Sedangkan menu DAK kabupaten dan kota diarahkan untuk pembangunan atau rehabilitasi unit perbenihan, penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan usaha nelayan skala kecil. Kemudian sarana dan prasarana pemberdayaan usaha pembudidaya ikan skala kecil, serta sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
Â
Rencana KKP
Selain membahas dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan, dalam rapat tersebut Menteri Trenggono turut memaparkan rancangan kegiatan KKP tahun 2023.
Meliputi implementasi penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan kampung nelayan maju, pembangunan sistem rantai dingin, hingga penguatan pengawasan bidang kelautan dan perikanan.
"Selanjutnya Untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, pemasar, petambak garam, serta masyarakat pesisir lainnya, KKP juga berkomitmen untuk melaksanakan program Bantuan Pemerintah di tahun 2023," paparnya.
Bantuan tersebut di antaranya bantuan pengadaan alat tangkap perikanan, sarana prasana kegiatan budidaya, bantuan benih, calon indukan, sampai bantuan pinjaman modal usaha. KKP juga akan memperkuat pendampingan terhadap masyarakat kelautan dan perikanan untuk mendorong produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
Â
Advertisement
KKP Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Polri berhasil mengagalkan penyelundupan benih lobster senilai Rp 3,9 miliar. Bahkan, ditemukan modus baru pengemasan benih lobster tersebut.
Jumlahnya mencapai 34.472 ekor benih bening lobster (BBL) yang rencananya akan dikirim ke Singapura melalui Bandara Soekarno-Hatta. Kelompok pengirim BBL ini bergerak pada Kamis, 8 September 2022, pukul 23.00 WIB.
"Terima kasih rekan-rekan Polri yang terus bersinergi, hingga kita ungkap penyelundupan BBL yang akan dikirim ke Singapura via Bandara Soetta," kata Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta Heri Yuwono dalam keterangannya, Senin (12/9/2022).
Â
Modus Baru
Dalam kasus ini, Heri mengatakan aparat menemukan modus baru. Yakni pengemasan BBL menggunakan kantong plastik yang dipress dengan mesin khusus.
BBL ini diletakkan ke dalam koper untuk selanjutnya dimasukkan kedalam boks kayu. Berdasarkan data surat muatan udara (SMU), SMU berisi muatan berupa lampu hias dan SMU lainnya berupa benih lobster (Lobster Fry).
"Tidak seperti pada umumnya, pengemasan BBL dilakukan dengan kantong plastik tanpa pengikat karet, tapi ini pakai mesin press khusus," terangnya.
Benih lobster tersebut, diamankan di area parkir cargo Bandara Soetta setelah petugas polresta Soetta menemukan mobil pribadi terparkir di kawasan tersebut dengan boks kayu berisi BBL didalamnya. Total 33 kantong plastik yang berisi BBL yang disita terdiri dari 24.608 ekor jenis pasir dan 9.864 ekor jenis mutiara.
"Ini nilainya kira-kira mencapai Rp3,9 miliar," ujar Heri.
Advertisement