Sukses

Studi Ungkap Aktivitas Tambang Picu Kerugian Besar Hutan Tropis di 4 Negara, Ada Indonesia

Studi di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan dampak terbesar pertambangan industri terhadap hilangnya hutan tropis

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian baru mengungkapkan aktivitas penambangan skala industri untuk bahan-bahan seperti batu bara, emas, dan bijih besi memicu deforestasi besar, di mana penabangan hutan dilakukan untuk akses jalan ke area tambang.

Studi yang diterbitkan pada Senin (12/9) di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan dampak terbesar keberadaan tambang industri terhadap hilangnya hutan tropis terjadi di 4 negara, yaitu Brasil, Indonesia, Ghana and Suriname. 

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (13/9/2022) empat negara kaya hutan tersebut menyumbang sekitar 80 persen deforestasi tropis yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan skala besar dari tahun 2000 hingga 2019, ungkap studi itu.

Sementara setidaknya 70 persen deforestasi dilakukan untuk membuka lahan untuk pertanian, para ilmuwan menyebut pertambangan industri sebagai kekhawatiran karena meningkatnya selera global pada mineral yang digunakan dalam teknologi energi bersih untuk mencegah perubahan iklim.

"Transisi energi akan membutuhkan mineral dalam jumlah yang sangat besar - tembaga, lithium, kobalt - untuk teknologi dekarbonisasi," kata salah satu penulis jurnal, Anthony Bebbington, Ahli Geografi di Clark University di Massachusetts.

"Dibutuhkan banyak perencanaan di pihak pemerintah dan perusahaan untuk mengurangi dampak penambangan terhadap hilangnya hutan," jelasnya. 

Studi menyebutkan jika tambang di seluruh dunia mengekstrak lebih dari dua kali jumlah bahan baku daripada yang mereka lakukan pada tahun 2000.

 

2 dari 2 halaman

Studi: Kerugian Deforestasi Terbesar Terjadi di Indonesia

Untuk penelitian ini, para peneliti mempelajari citra satelit global dan data pelacakan hilangnya hutan di samping informasi lokasi aktivitas pertambangan skala industri dalam dua dekade terakhir.

Studi ini tidak mengukur dampak dari pertambangan skala kecil dan artisanal, yang juga dapat menjadi tantangan.

Secara keseluruhan, ada 26 negara yang bertanggung jawab atas sebagian besar deforestasi tropis dunia sejak tahun 2000, demikian menurut studi di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Kerugian terbesar pada hutan terjadi di Indonesia, di mana tambang batu bara di pulau Kalimantan telah diperluas untuk memenuhi permintaan bahan bakar dari China dan India, kata studi itu.

Ghana dan Suriname juga menunjukkan tingkat deforestasi yang tinggi di sekitar tambang emas dan bauksit yang mengirimkan bahan yang digunakan dalam aluminium dan produk lainnya.

Sementara di Brasil, ekstraksi emas dan bijih besi mendorong deforestasi pertambangan.