Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah, tertekan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi.
Kurs rupiah pagi ini melemah 88 poin atau 0,6 persen ke posisi 14.940 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.852 per dolar AS.
Baca Juga
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, data inflasi AS yang dirilis semalam direspons dengan penguatan dolar AS.
Advertisement
"Pasar melihat tingkat inflasi AS bulan Agustus masih menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi AS secara tahunan pun masih berada di atas kisaran 8 persen," ujar Ariston dikutip dari Antara, Rabu (14/9/2022).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/9) bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) negara itu naik 0,1 persen (mom) pada Agustus atau 8,3 persen (yoy). IHK inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,6 persen (mom) atau 6,3 persen (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
Indeks yang lebih tinggi dari yang diperkirakan mendorong dolar AS lebih kuat dan memicu ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve (Fed) dalam upaya untuk mengekang inflasi yang kian panas.
"Hal ini bakal menjadi alasan bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga acuannya. Sebelumnya para pejabat The Fed telah mengindikasikan bahwa menurunkan tingkat inflasi adalah prioritas utama saat ini," kata Ariston.
Â
Â
Harga BBM Tekan Rupiah
Dari dalam negeri, lanjut Ariston, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM subsidi masih menjadi penekan rupiah karena berpotensi menaikkan inflasi Indonesia lebih tinggi yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 14.850 per dolar AS hingga 14.950 per dolar AS.
Pada Selasa (13/9)Â rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi 14.852 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.842 per dolar AS.
Advertisement
Masih Loyo, Rupiah Hari Ini Ditutup di Posisi 14.852 per Dolar AS
Kemarin, nilai tukar rupiah ditutup melemah pada Selasa 13 September 2022, sore. Pelemahan rupiah dipicu ekspektasi tingginya inflasi domestik usai kenaikan harga bahan bakar minyak.
Rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi 14.852 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.842 per dolar AS.
"Tekanan internal masih mendominasi, dengan ekspektasi inflasi yang akan meningkat ke depannya dari kenaikan harga Pertalite dan capital outflow investor asing melepas obligasi pemerintah," kata analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Selasa (13/9/2022).
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada September 2022 akan mencapai 0,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), dengan penyumbang utama kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Perkiraan tersebut berasal dari Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu kedua September 2022. Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu bensin sebesar 0,66 persen (mtm) dan telur ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm).
Kemudian, ada pula harga beras dan tarif angkutan dalam kota yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen (mtm), serta tarif angkutan antarkota, rokok kretek filter, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Harga BBM
Sebelumnya, pemerintah menaikkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
Dari sisi eksternal, lanjut Lukman, dolar AS justru kembali melemah hari ini menjelang rilis data inflasi AS yang diperkirakan akan kembali turun.
"Hal ini meredakan ekspektasi akan kenaikan suku bunga oleh The Fed," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.853 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.849 per dolar AS hingga 14.877 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi 14.861 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.839 per dolar AS.Â
Advertisement