Sukses

Turunnya Harga BBM Picu Inflasi Inggris Surut, Jadi 9,9 Persen di Agustus 2022

Seperti diketahui, Inggris masih berjuang menangani inflasi tertinggi di antara negara-negara maju lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi Inggris melambat pada Agustus 2022 karena penurunan harga BBM, meskipun harga pangan terus naik karena krisis biaya hidup di negara itu terus berlanjut.

Inggris melaporkan penurunan harga BBM dan pelumas kendaraan hingga 6,8 persen pada Agustus 2022. Ini menandai penurunan bulanan terbesar sejak April 2020.

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (14/9/2022) tingkat inflasi konsumen tahunan Inggris turun menjadi 9,9 persen pada Agustus 2022 dari 10,1 persen pada Juli 2022. 

Angka ini juga di bawah ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat terkait inflasi Inggris yang diperkirakan bakal mencapai level tertinggi 10,2 persen.

Consumer Price Index Inggris naik 0,5 persen dari Juli hingga Agustus berdasarkan penyesuaian non-musiman - di bawah perkiraan ekonom untuk naik 0,6 persen. 

Seperti diketahui, Inggris masih berjuang menangani inflasi tertinggi di antara negara-negara maju lainnya.

Pasar keuangan sudah bersiap dan memperkirakan Bank of England akan menaikkan suku bunga pekan depan, setelah menunda keputusan pekan ini menyusul meninggalnya Ratu Elizabeth II.

Suku bunga berjangka menunjukkan peluang sebesar 79 persen bahwa  Bank of England akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 2,5 persen pada 22 September mendatang, yang akan menjadi kenaikan suku bunga terbesar sejak 1989.

2 dari 3 halaman

Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia, Bank Sentral Inggris Tunda Keputusan Suku Bunga

Bank Sentral Inggris atau Bank of England menunda keputusan penting tentang suku bunga, menyusul kabar duka Ratu Elizabeth II meninggal dunia.

Diketahui bahwa hal ini mengikuti langkah beberapa badan publik di Inggris dalam mengubah rencana mereka selama sepekan mendatang setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II.

Dilansir dari BBC, Senin (12/9/2022) dikatakan bahwa "mengingat masa berkabung nasional", keputusan Komite Kebijakan Moneter akan diumumkan pada tengah hari pada 22 September mendatang.

Bank of England sebelumnya diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Kamis (15/9).

Para ekonom telah memperkirakan bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga menjadi 2,25 persen - level tertinggi sejak Desember 2008.

Bulan lalu, Bank of England menaikkan suku bunga dengan margin tertinggi dalam 27 tahun dalam upaya menjaga kenaikan harga terkendali.

Bank sentral Inggris tersebut juga memperkirakan bahwa ekonomi Inggris akan jatuh ke dalam resesi akhir tahun ini.

Di sisi lain, suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong biaya pinjaman menjadi lebih mahal, di mana masyarakat hanya memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan dan harga akan berhenti naik dengan cepat.

Seperti diketahui, biaya energi di sejumlah negara mulai naik tajam ketika lockdown Covid-19 dicabut dan ativitas ekonomi mulai kembali normal.

Ditambah lagi, Rusia telah memotong pasokan gasnya ke Eropa, mendorong kenaikan harga gas di seluruh wilayah tersebut, termasuk di Inggris, yang memiliki dampak besar pada konsumen.

3 dari 3 halaman

Inggris Tarik Uang Kertas dan Koin Senilai Rp 1.400 Triliun Bergambar Ratu Elizabeth II

Miliaran uang kertas dan koin di seluruh dunia dengan total nilai Rp 1.400 triliun yang menampilkan wajah Ratu Elizabeth II, akan ditarik dari peredaran pasca meninggalnya sang ratu.

Sebagai Ratu Inggris dengan masa jabatan terlama yaitu mencapai 70 tahun, potret dirinya muncul di berbagai uang koin milik Britania Raya dengan berbagai versi seiring usianya yang semakin bertambah.

Ratu Elizabeth II ditampilkan di uang kertas negara selama lebih dari 60 tahun, raja Inggris pertama yang melakukannya. Wajahnya juga tampil di mata uang beberapa negara yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Inggris.

Melansir laman CNN, Sabtu (10/9/2022), wajah Ratu Elizabeth II pertama muncul di uang koin negara yang memunculkan 5 versi potret wajah berbeda pada 1953. Wajahnya pertama kali muncul di uang kertas pada 1960.

Namun sekarang, Bank of England yang mencetak uang kertas negara bersama Royal Mint yang membuat uang versi koin, mendapat tugas besar untuk menarik seluruh uang dengan wajah Ratu Elizabeth II untuk menggantikannya dengan potret sang anak yang naik tahta, Raja Charles III.

Menurut data bank sentral ada lebih dari 4,7 juta uang kertas yang beredar di Inggris dengan gambar Ratu Elizabeth II, dengan total nilai £82 miliar, atau setara USD 95 miliar (Rp 1.400 triliun).

Royal Mint juga melaporkan, ada sekitar 29 miliar uang koin yang beredar dengan gambar Ratu Elizabeth II.

Uang baru kemungkinan akan diperkenalkan secara bertahap, dan beredar berdampingan sebagai alat pembayaran yang sah dengan uang kertas dan koin lama untuk jangka waktu tertentu.

Kondisi serupa pernah terjadi di 2017, ketika Royal Mint mulai mengeluarkan uang koin £1 dengan 12 sisi baru. Uang koin baru itu beredar pada saat yang sama dengan logam lama £1 berbentuk bulat selama 6 bulan.

Tapi, bukan hanya uang cash yang butuh perombakan besar. Inggris juga menghadapi tugas raksasa untuk mengubah lencana kerajaan pada ribuan kotak pos dan paspor yang baru diterbitkan.