Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) belum berencana menaikkan suku bunga kredit. Untuk diketahui, Bank Indonesia (BEI) resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen.
Keputusan itu disebut sebagai langkah untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan inflasi volatile food. Meski begitu, seiring dengan likuiditas perbankan yang masih tinggi, beberapa memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga, termasuk BRI.
Baca Juga
Hingga paruh pertama 2022, LDR BRI secara konsolidasian terjaga di level 88,45 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06 persen. Sehingga Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, BRI masih memiliki ruang untuk penyaluran kredit.
Advertisement
"Kalau sekarang LDR BRI baru di 88-89 persen, itu justru harus didorong kreditnya sampai mencapai 92 baru. Kalau likuiditasnya nggak cukup, baru kita naikkan suku bunga,” kata Sunarso dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).
Sementara Cost of Fund (CoF) BRI secara konsolidasi berada pada level 1,9 persen atau turun 50 bps dibandingkan posisi kuartal II tahun lalu sebesar 2,4 persen. Menurut Sunarso, jika CoF naik, maka suku bunga akan mengikuti. Mengingat LDR BRI masih di bawah 90 persen, maka kenaikkan suku bunga belum perlu direspons secara panik.
“Jadi biasa-biasa saja, karena LDR masih di bawah 90 persen. justru kita harus tetap salurkan kredit untuk habiskan cadangan dana likuiditas yang ada di bank supaya LDR nya mencapai 90 persen,” imbuh Sunarso.
Optimistis Catat Kinerja Moncer pada Semester II 2022
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI optimistis dapat mencatatkan kinerja moncer pada semester II 2022. Direktur Utama BRI, Sunarso, optimistis laba bersih perseroan tembus Rp 40 triliun pada akhir 2022.
"Saya sangat optimis dan yakin seyakin-yakinnya, akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp 40 triliun,” kata Sunarso dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah menyampaikan, perseroan memang telah menyiapkan sejumlah panduan hingga akhir tahun.
Pertama, dari sisi pertumbuhan pinjaman diperkirakan tumbuh pada kisaran 9 persen hingga 11 persen.
"Driver pertumbuhan masih akan berasal dari segmen mikro dan ultra mikro yang mungkin tumbuh sedikit lebih tinggi daripada total guidance kita,” kata Vivi.
Kemudian net interest margin sampai dengan akhir tahun diyakini berada pada kisaran 7,7 persen sampai dengan 7,9 persen. Untuk cost of credit diperkirakan pada 2,7 persen sampai dengan 2,9 persen, lebih rendah dibandingkan posisi pencapaian per Juni 2022.
"Kemudian untuk opex, pertumbuhan overhead cost growth itu masih ada di kisaran 6 persen sampai dengan 8 persen. Sementara untuk non performing loan itu masih akan ada di 2,8 persen sampai 3 persen,” imbuh Vivi.
Advertisement
BRI Catat Realisasi Pemesanan SR017 Rp 1,01 Triliun
Sebelumnya, sebagai bank yang ditunjuk menjadi salah satu mitra penjualan sukuk ritel SR017, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencatatkan nilai pemesanan sukuk ritel 017 mencapai Rp1,01 triliun atau merealisasi 133 persen dari target penjualan Rp 750 miliar per 1 September 2022. Perseroan optimistis nilai pemesanan akan terus bertumbuh hingga akhir periode penawaran.
Seperti diketahui, sukuk negara ritel merupakan produk investasi berprinsip syariat yang diterbitkan dan ditawarkan oleh pemerintah kepada warga negara Indonesia. Saat ini, penawaran sukuk ritel SR017 telah dibuka sejak 19 Agustus 2022 hingga 14 September 2022.
Sementara itu, larisnya penjualan SR017 menjadi bukti bahwa pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi semakin meningkat.
BRI selaku mitra terus mengoptimalisasi literasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap produk SBN yang diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan penyerapan investasi pada sisi domestik.
Pemahaman masyarakat yang semakin melek terhadap berbagai instrumen investasi, termasuk keuntungannya ini pun semakin dipermudah dengan layanan pembelian produk investasi secara daring melalui sbn.bri.co.id.
Tak hanya itu, dalam mendukung peningkatan kinerja, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, perseroan terus berusaha menyelaraskan strategi bisnis dengan digitalisasi.
“Ini tercermin dari rencana peluncuran produk pemasaran digital bancassurance melalui Financial Super Apps BRImo. Diharapkan, inisiatif ini dapat memberi kemudahan dalam penyediaan kebutuhan layanan digital banking sehingga menjadi solusi holistik bagi nasabah,” kata Handayani dalam keterangan resminya, Rabu (7/9/2022).
Fitur Baru
BRImo telah meluncurkan fitur baru yaitu fitur Surat Berharga Negara (SBN) yang memudahkan nasabah dalam melakukan pembelian SBN Ritel dan melakukan pengecekan kepemilikan SBN.
Hal tersebut dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh Surat Berharga Negara, apalagi di tengah penawaran seri SR017.
Investasi SR017 sendiri menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat karena kemudahan dan harganya yang terjangkau. Mulai dari Rp1 juta, masyarakat sudah bisa membeli SR017. Sementara nilai maksimum pembelian berada di angka Rp5 miliar.
Penawaran seri ini membuat sukuk negara ritel (SR) seri SR017 terpantau laris manis diburu investor. Tingginya minat investor terhadap SR017 karena dinilai surat berharga syariat negara (SBSN) ritel ini menawarkan imbal hasil tertinggi dibandingkan SBN Ritel seri sebelumnya sepanjang 2022.
Selain itu, imbal hasil SR017 ini memberikan imbal hasil 5,9 persen per tahun, dan jatuh tempo hanya 3 tahun pada 10 September 2025. Terakhir, SR017 ini juga memiliki karakteristik rendah risiko serta dijamin oleh negara sehingga memiliki risiko gagal bayar yang nyaris tidak ada.
Advertisement