Sukses

Menaker: EWG Meeting Hasilkan G20 Skill Strategy, Respon Tantangan Dunia Kerja

Dalam pertemuan EWG yang telah dilaksanakan sebanyak 6 kali tersebut, ada empat prioritas yang akan dibahas dalam forum LEMM.

Liputan6.com, Bali - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan dalam G20 Employment Working Group/EWG Meeting, telah menghasilkan dokumen berupa update G20 skill strategy, untuk merespon tantangan dunia kerja akibat megatren dan situasi yang tidak pasti di masa yang akan datang.
 
Hal itu disampaikan Menaker, dalam sambutan di acara pembukaan Labour and Employment Ministers Meeting (LEMM) atau Pertemuan Menteri-menteri Ketenagakerjaan G20, di Bali, Rabu (14/9/2022).
 
"Keseluruhan isu prioritas yang telah kita bahas dan sepakati merupakan upaya dalam mewujudkan improving  condition to recover together, sehingga sejalan dengan tema G20 Indonesia dapat tercapai," kata Menaker.
 
Namun, Menaker tidak merinci isi dokumen terkait update G20 skill strategy yang dia maksud tersebut. Namun, yang pasti dalam pertemuan EWG yang telah dilaksanakan sebanyak 6 kali tersebut, ada empat prioritas yang akan dibahas dalam forum LEMM.
 
"Pertemuan terkahir yang keenam, baru saja kita selesaikan kemarin di sini. Kita bersyukur bahwa rangkaian penyelenggaraan employment working group tersebut dapat terselenggara dengan baik. Pembahasan isu prioritas employment working group yang kita selenggarakan sudah banyak memberikan perspektif dan wawasan, serta masukan bagi pengambilan kebijakan kita ke depan," kata Menaker.
 
Adapun keempat isu prioritas itu diantaranya, pertama, Inclusive Labour Market and Affirmative Decent Jobs for Person with Disabilities atau Pasar kerja yang inklusif dan afirmasi pekerjaan yang layak untuk penyandang disabilitas.
 
"Kita sepakat bahwa pentingnya mengakselerasi prinsip-prinsip G20 terkait integrasi dan inklusivitas pasar kerja bagi penyandang disabilitas. Oleh sebab itu diperlukan komitmen monitoring, terhadap pelaksanaan pada prinsip-prinsip tersebut," ujarnya.
 
Kedua, Human Capacity Development for Sustainable Growth of Prductivity atau Pengembangan kapasitas SDM untuk pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan.
 
"Pada isu ini kita menyadari, bahwa pembelajaran sepanjang hayat termasuk pelatihan vokasi merupakan aspek penting dalam pengembangan ketenagakerjaan. Salah satu pendekatan yang telah kita sepakati untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas sumber daya manusia yang berkelanjutan, adalah melalui vokasi base vokasional traning," jelasnya.
 
Ketiga, Sustainable Job Creation Towards Changing World of Work atau penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan dalam menghadapi perubahan dunia kerja.
 
"Kita memahami bahwasanya salah satu kunci penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan akibat pandemi dan ketidakpastian global adalah melalui kewirausahaan dan dukungan terhadap wirausaha mikro kecil dan menengah," ujar Menaker.
 
 
2 dari 2 halaman

Isu Lain

Isu keempat, adapting Labour Protection for More Effective Protection and Increased 
Resilience of All Workers atau adaptasi kebijakan pelindungan tenaga kerja untuk 
pelindungan yang lebih efektif dan meningkatkan ketahanan semua pekerja.
 
"Kita memahami penyesuaian prinsip-prinsip perlindungan tenaga kerja pada deteeminan utama yaitu cakupan tenaga kerja, tingkat pelindungan dan tingkat kepatuhan terhadap dunia kerja termasuk bagi pekerja digital dan platform," ujarnya.
 
 
Lebih lanjut Menaker mengatakan, ditengah tantangan pandemi covid-19, situasi global serta megatren ketenagakerjaan kita dituntut untuk bekerjasama dalam membangun dunia Ketenagakerjaan yang lebih adaptif dan memiliki ketahanan, terhadap situasi yang tidak pasti serta berpusat pada manusia. 
 
"Kami sadar bahwa sebagai bagian komunitas global, kita tidak dapat pulih dan bangkit sendiri-sendiri pada situasi ini, sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama diantara kita," pungkas Menaker.