Liputan6.com, Jakarta - Direktur Manajemen Risiko, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Ahmad Siddik Badruddin menyebut tingkat pertumbuhan kredit industri perbankan diprediksi lebih rendah pada 2023 dibandingkan 2022.
Menurut Ahmad, hal ini terkait kebijakan restrukturisasi kredit selama pandemi Covid-19 yang kemungkinan tidak akan berlanjut pada tahun depan.
Baca Juga
“Tahun 2023 adalah tahun normalisasi di mana salah satu faktornya mengenai kemungkinan OJK tidak akan melanjutkan restrukturisasi kredit, sehingga akan terjadi normalisasi bank-bank untuk menyesuaikan kredit,” ujar Ahmad dalam konferensi pers Public Expose Live, Kamis (15/9/2022).
Advertisement
Adapun Ahmad menjelaskan pada 2023 masih terdapat beberapa hal yang kemungkinan dapat mendorong tingkat kredit perbankan.
“Pada 2023 kita masih melihat dampak dari perubahan makroekonomi dan kebijakan-kebijakan yang diambil The Fed dan Bank Sentral negara lainnya. Jadi, pertumbuhan kredit kemungkinan besar akan lebih rendah dari 2022,” jelas Ahmad.
Bank Mandiri sendiri berhasil mencatatkan total kredit yang meningkat pada semester satu 2022 yaitu di angka Rp 1.138 triliun atau tumbuh sekitar 12,2 persen secara tahunan.
Perseroan juga berhasil mencatatkan laba bersih pada semester satu 2022 sebesar Rp 20,2 triliun atau melesat 61,7 persen secara tahunan.
Adapun, peningkatan laba bersih didapat dari pendapatan Bunga Bersih perseroan yang meningkat jadi Rp 41,8 triliun, atau tumbuh 19,0 persen secara tahunan.
Pendapatan Non-Bunga sebesar Rp 16,1 triliun, atau tumbuh 1,0 persen tahunan. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.318 triliun, atau tumbuh sebesar 12,8 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penyaluran Bank Kredit hingga Juli 2022
Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 894,49 triliun atau tumbuh 11,38 persen secara year on year (yoy) di akhir Juli 2022.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan, pertumbuhan kredit tersebut salah satunya disokong oleh dua segmen utama perseroan yakni Wholesale Banking dan Retail Banking. Dari sisi wholesale banking, bank bersandi bursa BMRI ini mencatatkan realisasi sebesar Rp 590,51 triliun, meningkat 10,8 persen yoy.
Bila dirinci, pertumbuhan wholesale banking yang menjadi andalan perseroan ini disumbang oleh pertumbuhan kredit pada Corporate Banking sebesar 7,69 persen yoy. Sementara untuk segmen ritel, bank berlogo pita emas ini mencatat kenaikan 12,53 persen yoy.
Advertisement
Selanjutnya
Rudi menambahkan pada segmen wholesale, Bank Mandiri fokus untuk menjadi wholesale bank terdepan yang tidak hanya menawarkan kredit, tapi juga senantiasa mengakuisisi potensi sumber pendapatan non bunga, antara lain melalui transaksi trade dan cash management.
Kemudian, pada segmen retail, bank pelat merah bersandi saham BMRI itu terus berkolaborasi menumbuhkan bisnis secara sustain dan prudent dengan menargetkan sektor spesifik dan value chain melalui proposisi digital yang lengkap, cepat, dan andal.
Perbaikan dari sisi kinerja kredit Bank Mandiri pun diikuti dari posisi likuiditas masih baik. Hal ini terlihat dari posisi loan to deposit ratio (LDR) bank only Bank Mandiri per Juli 2022 yang terjaga pada level 87,48 persen, dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang optimal serta didominasi oleh dana murah (CASA).
DPK
Sementara per Juli 2022, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara bank only telah mencapai Rp 1.013,08 triliun, tumbuh 8,78 persen yoy.
Hal ini juga diikuti oleh peningkatan rasio CASA Bank Mandiri secara bank only yang terus membaik menjadi 75,82 persen per Juli 2022 dari periode setahun sebelumnya 73,76 persen
"Pertumbuhan tersebut antara lain disumbang oleh CASA yang naik 11,82 persen yoy di akhir Juli 2022," kata Rudi di Jakarta, Jumat (2/9).
Dalam mendukung kinerja di tahun ini, bank berlogo pita emas ini telah mempercepat transformasi digital. Salah satunya lewat dua produk digital unggulan, yakni Livin’ by Mandiri untuk ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale.
"Dalam perjalanan transformasi digital, Bank Mandiri terus mengedepankan kenyamanan dan kebutuhan nasabah. Sehingga fitur-fitur dan layanan yang dihadirkan dapat menjadi solusi transaksi nasabah," ujar Rudi.
Rudi pun menilai, berdasarkan hasil Tim Ekonom Bank Mandiri pertumbuhan ekonomi domestik masih memiliki ruang untuk tumbuh. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan kredit khususnya pada sektor yang masih mencatat peningkatan antara lain perkebunan, jasa konstruksi infrastruktur, industri makanan dan minuman, energi dan air, serta jasa keuangan.
"Dengan kondisi makroekonomi yang semakin membaik, kami optimis kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di kisaran 11 persen yoy secara konsolidasi hingga akhir tahun," tutupnya.
Advertisement