Sukses

Zulkifli Hasan Lepas Ekspor Produk Tekstil Sritex Senilai USD3,7 Juta

Tekstil dan produk tekstil yang diekspor kali ini mencakup garmen, kain jadi, dan benang dengan tujuan ekspor ke-20 negara di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melepas ekspor tekstil dan produk tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Pada ekspor kali ini dikirim 50 kontainer dengan nilai USD 3,7 juta.

Ekspor tekstil dan produk tekstil kali ini sebagai tanda bahwa industri tekstil dan produk tekstil Indonesia mulai bergeliat dan bangkit di tengah pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

"Pelepasan ekspor ini menjadi momentum dalam mendorong pemulihan ekonomi dan kebangkitan industri tekstil Indonesia," ujar Zulkifli, Kamis (15/9/2022).

Tekstil dan produk tekstil yang diekspor mencakup garmen, kain jadi, dan benang dengan tujuan ekspor ke-20 negara di dunia. 

Negara tersebut adalah Swedia, Thailand, Malaysia, Brasil, Bangladesh, Portugal, Polandia, Republik Dominika, Mesir, Meksiko, Jepang, Argentina, Yordania, Persatuan Emirat Arab, Korea Selatan, Turki, Spanyol, India, Amerika Serikat, dan Qatar.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara urutan ke-16 sebagai negara eksportir tekstil dan produk tekstil dengan pangsa pasar sebesar 1,44 persen pada 2021.

Pada periode ini, ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada 2021, nilai ekspor tekstil produk tekstil Indonesia mencatatkan nilai sebesar USD12,9 miliar, naik 25,52 persen dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar USD10,5 miliar," ucapnya.

Selain itu, beberapa negara tujuan ekspor tekstil Indonesia juga mengalami pertumbuhan signifikan. Lima negara dengan kenaikan signifikan yakni Honduras naik 140 persen, Swedia 58,8 persen, Meksiko 49,1 persen, Bangladesh naik 46,6 persen, dan Kanada 44,3 persen.

"Hal ini menunjukkan kinerja ekspor TPT Indonesia ke dunia terus mengalami peningkatan nilai dan mampu memanfaatkan peluang pasar dunia, khususnya negara tujuan ekspor non tradisional," kata Zulkifli.

2 dari 3 halaman

Mendag Lepas Ekspor Sepatu Nike 6.700 Pasang ke Belanda

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas 6.700 pasang sepatu Nike yang diproduksi di PT Pratama Abadi, Tangerang Selatan (Tangsel), untuk diekspor ke Heijen, Limburg, Belanda, Selasa (13/9/2022). Nilai ekspor 6.700 pasang sepatu tersebut mencapai USD 211 ribu.

Zulkifli Hasan menjelaskan, PT Pratama Abadi menjadi contoh industri padat karya di Indonesia yang berhasil mencetak produk untuk kepentingan ekspor. Pasalnya, industri padat karya bisa menyerap banyak lapangan pekerjaan dan juga mengembangkan perdagangan Indonesia di luar negeri.

"Industri padat karya penting buat kita, contohnya perusahaan ini bisa menyerap total 40 ribu pekerja di 4 wilayah di Indonesia. Kami pemerintah mendukung sekuat tenaga agar industri padat karya ini bertahan dan berkembang," tutur dia.

Terlebih daerah ekspor ke Eropa Timur. Itu artinya Indonesia mampu membuka pasar baru untuk tujuan ekspor. Sebab, sudah tidak diragukan lagi negara Amerika dan Eropa menjadi tujuan utama ekspor, sudah saatnya Indonesia membuka pasar baru.

"Kita buka pasar baru ke Uni Emirat Arab, lalu bisa ke Eropa Timur dan Asia Tengah, lalu meluas lagi kita ke Afrika, karena Afrika sendiri jumlah manusianya sampai 1 miliar, itu bisa jadi potensi pasar ekspor kita," tutur Zulkifli Hasan.

 

3 dari 3 halaman

Kontainer ke-99

Sementara, Owner PT Pratama Abadi, Yeong Yul Seo mengatakan, untuk hari ini akan ada 6.700 pasang sepatu Nike yang akan diekspor ke Belanda. Dengan nilai total USD 211 ribu.

"Pada hari ini ekspor 6.700 pasang sepatu dengan total nilai USD 211 ribu. Dengan ini, kami mohon dukungan penuh dengan berbagai kebijakan pemerintah terhadap industri padat karya," tutur Yeong Yul Seo.

Lalu, Direktur Nike Indonesia Joseph Warren mengaku, bila ekspor kali ini merupakan kontainer ke-99 untuk tahun ini. Ekspor kali ini juga dinilai berarti bagi Nike, pasalnya masih bisa bertahan ditengah ketidakpastian global.

"Ekspor kali ini berarti, bukan karena angka cantik 99 saja, tapi bisa dilakukan di tengah ketidakpastian global. Produk buatan Indonesia ini merupakan produksi terbesar kedua untuk dikirim ke Uni Eropa," tutur Joseph.Â