Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, sudah ada 21 juta UMKM yang merambah pasar digital. Ini disebut bisa mendorong tingkat akses digital para pelaku usaha kecil dan menengah.
Sandiaga Uno mengungkap, data ini mengacu pada perolehan yang dihimpun asosiasi e-commerce Indonesia (IdEA). Mengingat, target pemerintah yang menggenjot sampai 30 juta UMKM yang masuk sektor digital di 2024.
Baca Juga
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kemenkomarves, Pak Odo (Deputi bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Odo RM Manahutu) sekaligus melaporkan bahwa pada hari ini menurut IdEA, Bima (Ketua IdEA, Bima Laga) sudah tembus 21 juta UMKM yang on boarding," ungkapnya dalam penutupan Gernas BBI Sumatera Barat, Jumat (16/9/2022).
Advertisement
Atas capaian ini, berarti ada masih diperlukan sebanyak 9 juta UMKM lagi yang masuk pasar digital untuk mencapai target pemerintah. Setidaknya, jumlah ini perlu dikejar dalam waktu sekitar 2 tahun.
Sandiaga menerangkan, jika ada 30 juta UMKM yang on-boarding, akan menggerakkan ekonomi sekitar 1,7 persen tambahan pertumbuhan ekonomi. Termasuk didalamnya pembukaan akses lapangan kerja.
Guna mendorong target tersebut, Sandiaga Uno meminta adanya peningkatan belanja produk dalam negeri di semua lapisan. Termasuk juga target belanja produk dalam negeri yang dilakukan pemerintah.
"Total pembelian dalam negeri yang kita targetkan Rp 500 triliun ini tulang punggungnya ada di kita semua di sini tapi juga bukan hanya bangga tapi beli produk produk kreatif lokal kita harus beli ya jadi jangan hanya lihat-lihat tapi beli," paparnya.
Â
OJK: Pengembangan Pusat Ekonomi Daerah Jadi Kunci Lawan Stagflasi
Banyak negara saat ini dihadapkan dengan tantangan stagflasi, dimana pertumbuhan ekonomi cenderung tetap tapi dibayangi dengan tingkat inflasi yang tinggi. Guna menghadapinya, diperlukan penguatan pusat-pusat ekonomi baru.
Misalnya, adanya pengembangan pusat ekonomi di daerah-daerah. Dengan begitu, ada kekuatan ekonomi dalam lingkup-lingkup kecil, tapi di sisi lain juga mampu diperbanyak dan meluas.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkap, hal ini perlu diterapkan di Indonesia. Salah satunya, di Sumatera Barat.
"Jadi ini suatu perpaduan yang tidak biasa, ekonominya stagnan tapi ada inflasi termasuk di sini ya Pak ya, Jadi kita melihat harus didorong dengan pengembangan pusat-pusat ekonomi baru di daerah di regional seperti sekarang," kata dia dalam penutupan Gernas Bangga Buatan Indonesia Sumatera Barat, Jumat (16/9/2022).
Friderica menyampaikan kalau masyarakat juga antusias dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah ini. Tertuang dalam banyaknya penyerapan produk lokal, khususnya UMKM.
Hal yang sama juga ia contohkan dengan menggunakan proudk UMKM. Menurutnya, kini kualitas produk lokal sudah semakin meningkat dan bisa bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
"Kalau dulu ibu-ibu beli baju batik atau tenun harga puluhan ribu, sekarang jutaan, juga oke aja kan memang kualitasnya sudah naik kelas luar biasa mereka," kata dia.
"Sekarang saya bangga setiap hari saya pakai tenun saya pakai batik dengan harga yang premium pun kami tidak tidak berkeberatan karena kualitas bagus," tambahnya.
Di samping itu, ia mengapresiasi para pelaku usaha lokal di daerah yang bisa mengebangkan ekonomi di daerahnya. Untuk itu, Friderica memastikan OJK akan terus mendukung upaya pengembangan ekonomi daerah tersebut.
Â
Advertisement
Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional
Sebelumnya, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus bersinergi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto untuk mempercepat program pemulihan ekonomi nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, jajaran dewan komisioner OJK pada Jumat (19/8/2022) melakukan kunjungan ke Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi guna semakin memperkuat sinergi dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi.
"Kami membahas beberapa hal dan tentunya kami siap untuk meningkatkan koordinasi dengan pemerintah, dalam hal ini dengan Kemenko Perekonomian," kata Mahendra dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/8/2022).
Â
Kondisi Industri Jasa Keuangan
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas kondisi industri jasa keuangan serta sejumlah fokus dan prioritas kebijakan OJK dalam memberikan kontribusi kepada pembangunan ekonomi dan menjaga stabilitas di sektor jasa keuangan.
Selain itu, juga dibahas fokus dalam peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR),perkembangan restrukturisasi kredit Covid-19, peningkatan literasi dan inklusi keuangan, serta langkah antisipatif dalam memitigasi risiko dampak pelemahan perekonomian global terhadap pemulihan perekonomian nasional.
Berkaitan dengan kebijakan restrukturisasi Covid-19, Mahendra menyampaikan, saat ini jumlah debitur dan nilai kredit yang direstrukturisasi telah turun secara signifikan. Namun demikian masih terdapat sektor dan daerah tertentu yang masih membutuhkan stimulus dan menjadi fokus perhatian dalam arah kebijakan selanjutnya.
Advertisement