Sukses

Imbas Penguatan Dolar AS, Harga Minyak Dunia Makin Murah

Harga minyak dunia stabil pada hari Jumat tetapi di jalur untuk penurunan mingguan.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia stabil pada hari Jumat tetapi di jalur untuk penurunan mingguan. Ini karena kekhawatiran kenaikan suku bunga tajam yang diperkirakan akan mengekang pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (17/9/2022), harga minyak mentah berjangka Brent menetap 51 sen lebih tinggi pada USD 91,35 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mengakhiri hari di USD 85,11 per barel untuk kenaikan satu sen.

Kedua tolok ukur menuju kerugian mingguan ketiga berturut-turut, sebagian dirugikan oleh dolar AS yang kuat, yang membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Indeks dolar bertahan di dekat tertinggi minggu lalu di atas 110.

Pada kuartal ketiga sejauh ini, baik Brent dan WTI turun 20 persen untuk persentase penurunan kuartalan terburuk sejak dimulainya pandemi virus corona dalam tiga bulan pertama tahun 2020.

Investor bersiap untuk kenaikan suku bunga AS, dengan pasar juga diguncang oleh prospek Badan Energi Internasional untuk hampir nol pertumbuhan permintaan minyak pada kuartal keempat karena prospek permintaan yang lebih lemah di China.

“Baik IMF dan Bank Dunia memperingatkan bahwa ekonomi global dapat mengarah ke resesi tahun depan. Ini menjadi berita buruk untuk sisi permintaan koin minyak dan datang sehari setelah perkiraan IEA (atas) permintaan minyak, ”kata analis PVM Stephen Brennock.

"Kekhawatiran resesi ditambah dengan ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi membuat koktail bearish yang kuat."

 

2 dari 3 halaman

Cadangan Minyak AS

Analis lain mengatakan sentimen negatif dari komentar oleh Departemen Energi AS bahwa tidak mungkin untuk berusaha mengisi Cadangan Minyak Strategis sampai setelah tahun keuangan 2023.

Di sisi penawaran, pasar telah menemukan beberapa dukungan pada berkurangnya ekspektasi kembalinya minyak mentah Iran karena pejabat Barat mengecilkan prospek menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Teheran.

Harga minyak juga dapat didukung pada kuartal keempat oleh kemungkinan pengurangan produksi OPEC+, yang akan dibahas pada pertemuan kelompok Oktober, sementara Eropa menghadapi krisis energi yang didorong oleh ketidakpastian pasokan minyak dan gas dari Rusia.

3 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Turun, PKS Minta Pemerintah Batalkan Kenaikan BBM

Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto, minta Pemerintah segera membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi karena menurutnya harga minyak dunia turun hingga USD 80 per barel.

Angka ini, kata Mulyanto, jauh di bawah besaran asumsi makro harga ICP yang ditetapkan dalam APBN Perubahan tahun 2022 yaitu sebesar USD 100 per barel.

"Dengan penurunan harga minyak dunia ini maka alasan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jadi tidak relevan dan sulit dinalar logika masyarakat," kata Mulyanto dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).

Karena itu, lanjut Mulyanto, Pemerintah harus segera meninjau ulang kebijakan kenaikan BBM bersubsidi tersebut.

Menurutnya, tidak pantas Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ketika patokan harga pokok produksi (HPP) terus turun.

"Logika kenaikan harga BBM bersubsidi karena melambungnya harga minyak dunia, makin tidak mendapat pembenaran," ujarnya.

Anggota Komisi VIII menjelaskan, sejak Juni 2022 sampai hari ini, data harga minyak dunia di oilprice.com terus merosot mendekati angka USD 80 per barel. Itu sebabnya Amerika, Malaysia dan beberapa negara lain kabarnya menurunkan harga BBM-nya. Bahkan di Indonesia sendiri, menyusul Pertamina, Shell dan VIVO, kemarin BP menurunkan harga jual BBM-nya.

"Jadi aneh kalau BBM bersubsidi kita malah naik, di tengah penurunan harga-harga BBM. Logikanya kurang masuk," tandas Mulyanto.