Sukses

Garuda Dapat Dana Rp 725 Miliar dari PPA untuk Restorasi Pesawat

PT Garuda Indonesia tengah berupaya untuk mengembalikan performa kinerja armadanya.

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia tengah berupaya untuk mengembalikan performa kinerja armadanya. Sebagai bentuk dukungan, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) akan menanggung restoriasi pesawat milik Garuda Indonesia hingga Rp 725 miliar.

Angka ini adalah jumlah maksimal yang bisa digunakan oleh maskapai pelat merah itu untuk perbaikan armadanya. Upaya ini merupakan bagian dari kerja sama 2 BUMN tersebut.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kerja sama tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan langkah misi transformasi kinerja. Sekaligus upaya untuk terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional. Khususnya sektor Pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia.

“Pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama lebih dari 2 tahun ini tidak dapat dipungkiri telah membawa industri penerbangan menghadapi berbagai tantangan kinerja operasional, termasuk keterbatasan jumlah armada yang berada dalam kondisi siap beroperasi (serviceable) setelah sebelumnya armada tersebut sempat tidak beroperasi di tengah proses restrukturisasi kewajiban usaha, termasuk negosiasi bersama lessor,” jelas Irfan dalam keterangannya, ditulis Sabtu (17/9/2022).

Informasi, kedua perusahaan menandatangani kerja sama 'Fasilitas Pembiayaan Restorasi Armada Dengan Skema Bagi Hasil'. Penandatangan kerja sama dilakukan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bersama Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi di Denpasar, Bali, Jumat (16/9/2022) kemarin.

Adapun penandatanganan perjanjian tersebut merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan Offering Letter atas Syarat & Ketentuan Indikatif Terbaru (Updated Indicative Term Sheet) Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani pada Agustus lalu.

Fasilitas pembiayaan dengan nilai hingga Rp725.000.000.000 melalui skema bagi hasil yang akan berlangsung selama 5 tahun. Dana ini bisa digunakan bertahap dan akan dikembalikan melalui bagi hasil dari sejumlah rute penerbangan. Diantaranya adalah Jakarta- Surabaya-Jakarta, Jakarta-Makassar-Jakarta, serta Jakarta-Jayapura-Jakarta.

 

2 dari 4 halaman

Penggunaan Dana

Lebih lanjut, fasilitas pembiayaan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung percepatan pemulihan kinerja perusahaan. Khususnya pada lini operasional penerbangan yang akan dioptimalkan untuk restorasi armada dan pemeliharaan spare part pesawat.

Misalnya engine, APU, shipping part, dan berbagai komponen pesawat lainnya. Dimana semuanya dioperasikan oleh perusahaan guna mendukung kelancaran operasional Garuda Indonesia.

Irfan menyebut penggunaan fasilitas pembiayaan yang telah disepakati ini tentunya akan menyesuaikan dengan kebutuhan proyeksi restorasi armada yang telah ditetapkan untuk menunjang efektivitas pemulihan kinerja perusahaan. Utamanya di situasi pasca pandemi saat ini, sehingga nantinya fasilitas pembiayaan akan digunakan secara bertahap sesuai kebutuhan operasional penerbangan Garuda Indonesia.

“Sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia untuk mengedepankan keamanan dan keselamatan penerbangan, kerja sama dengan PPA ini diharapkan dapat mengoptimalkan kesiapan operasional Garuda Indonesia untuk memastikan mandat sebagai maskapai pembawa bendera bangsa dapat senantiasa terimplementasikan secara optimal melalui ketersediaan berbagai ragam pilihan layanan penerbangan yang aman dan nyaman guna memenuhi kebutuhan masyarakat," bebernya.

 

3 dari 4 halaman

Optimis

Ia memandang Kerja sama fasilitas pembiayaan ini memberikan optimisme tersendiri dalam hal kepercayaan sektor dunia usaha terhadap outlook bisnis Garuda Indonesia ke depannya. Berkali-kali ditekankannya, pasca putusan homologasi, Garuda Indonesia akan fokus pada operasional.

"Tentunya peluang ini akan terus kami optimalkan dan dikaji secara berkala guna menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, selaras dengan upaya kami untuk memastikan business plan Garuda Indonesia dapat diwujudukan secara optimal untuk mencapai entitas bisnis yang lebih agile, adaptif dan profitable,” kata Irfan.

Sebelumnya, Garuda Indonesia secara bertahap terus melakukan optimalisasi utilisasi pesawat sejalan dengan hasil negosiasi dengan lessor dan telah disetujuinya proposal perdamaian dalam proses PKPU.

Melalui berbagai upaya tersebut, perusahaan akan mengoptimalkan upaya untuk meningkatkan jumlah armada yang bisa dioperasika yang diproyeksikan akan bertambah secara bertahap. Targetny bisa mencapai sekitar 60 pesawat dalam mendukung akselerasi peningkatan kinerja Perusahaan hingga akhir tahun 2022 ini.

 

4 dari 4 halaman

Tambah Pesawat

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah dalam mengatasi persoalan mahalnya harga tiket pesawat. Hal ini disampaikan Erick usai menghadiri rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu ini.

"Sesuai dengan instruksi Presiden, kita bisa terus menekan harga tiket untuk lebih murah," ujar Erick.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan penerbangan milik pemerintah, yaitu PT. Garuda Indonesia (Persero) tentu harus lebih sehat secara operasional. Setelah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Erick yakin BUMN yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia ini bisa kembali beroperasi dengan lebih baik. "Garuda bisa bergerak secara korporasi dan lebih sehat," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/8/2022).

Apalagi, pemerintah juga akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun. "Sebenarnya ini sudah diputuskan satu setengah tahun lalu, sebelum kondisi covid terjadi," ujar Erick.

Oleh sebab itu, ia yakin saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Garuda dalam meningkatkan kinerja. Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, hingga 5,44 persen dan sejalan dengan hal itu, terjadi peningkatan kebutuhan penerbangan karena mobilitas masyarakat yang meningkat.

Karenanya, Garuda dan Citilink berkomitmen untuk meningkatkan jumlah pesawat agar mampu memenuhi permintaan yang tinggi. Teori sederhana ilmu ekonomi, menambah pasokan saat permintaan meningkat sehingga tidak terjadi kelangkaan yang menimbulkan harga membumbung tingi. "Saat ini ada 61 pesawat dan akan kita tingkatkan menjadi 120 pesawat pada akhir tahun 2022," kata Erick.

Dengan bertambahnya jumlah pesawat yang melayani penerbangan domestik ini, maka diharapkan harga tiket akan bisa ditekan menjadi lebih murah. Yang jelas, Erick memastikan, "Pesawat-pesawat yang baru ini harga sewanya sesuai dengan harga pasar, tidak harga seperti yang sebelumnya, yang terindikasi bahkan sudah ada tersangka kasus korupsi untuk Garuda," imbuh Erick Thohir.