Sukses

Kementerian PUPR Tata Kawasan Pura Agung Besakih Bali, Target Selesai Desember 2022

Penataan kawasan Pura Agung Besakih dimulai sejak Agustus 2021 dan direncanakan berakhir pada Desember 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, tengah menata kawasan Pura Agung Besakih di Karangasem, Bali. Penataan ini dilakukan sebagai upaya perlindungan kawasan cagar budaya yang merupakan pusat peribadatan umat Hindu di Pulau Dewata, sekaligus destinasi wisata kelas dunia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pekerjaan fisik penataan kawasan tidak akan menyentuh area bangunan utama Pura Besakih yang digunakan sebagai tempat ibadah.

"Yang terpenting dari penataan kawasan ini untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung yang beribadah dan berwisata. Karena menurut informasi, saat ada upacara besar kondisinya akan sangat ramai. Untuk itu akan dibuat alur masuk dan keluar yang berbeda, sehingga tidak ada penumpukan, termasuk sirkulasi jalan untuk kendaraan akan diatur," kata Menteri Basuki, Minggu (18/9/2022).

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Boby Ali Azhari memaparkan, penataan kawasan Pura Agung Besakih dimulai sejak Agustus 2021 dan direncanakan berakhir pada Desember 2022.

"Penataan Kawasan Pura Agung Besakih dilakukan dengan mekanisme rancang dan bangun (design and build) menggunakan APBN sebesar Rp 378,4 miliar. Progres fisik saat ini mencapai 54,3 persen," terangnya.

Kegiatan penataan kawasan ini dilaksanakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) selaku kontraktor pelaksana, dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri sebagai konsultan Manajemen Konstruksi, dengan kontrak tahun jamak atau Multi Years Contract (MYC) 2021-2022.

Penataan dikerjakan di dua area yaitu Area Manik Mas dan Area Bencingah. Penataan Area Manik Mas meliputi gedung parkir 5 lantai, 20 unit kios besar, 36 unit kios kecil, Bale Pesandekan, Pura Melanting, bangunan Anjung Pandang, toilet dan jalan akses.

Sedangkan penataan Area Bencingah meliputi pembangunan 194 unit kios besar, 140 unit kios kecil, Bale Pesandekan, Bale Gong, Pelataran, area bermain anak, toilet dan area parkir.

2 dari 6 halaman

Kenali 9 Pura Utama di Bali yang Banyak Dikunjungi Wisatawan

Pura merupakan simbol dari kosmos atau kahyangan. Hal itu terlihat dari struktur, relief, gambar, dan ornamennya. Kahyangan digambarkan berada di puncak Gunung Mahameru, sehingga pura digambarkan sebagai replika Gunung Mahameru.

Dari sekian banyak pura di Bali, beberapa di antaranya dikategorikan sebagai pura utama atau pura umum yang disebut kahyangan jagat. Pura ini difungsikan umat Hindu Bali sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya. Total ada sembilan pura yang termasuk kahyangan jagat, dengan tiga di antaranya adalah pura inti.

Apa saja kesembilan pura utama di Bali tersebut? Simak detailnya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Pura Besakih

Pura Besakih adalah salah satu pura inti. Pura terbesar di Bali ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Pura ini didirikan pada 1284, sebelum Candi Borobudur dan Candi Prambanan dibangun.

Menurut sejarahnya, pendirian Pura Besakih bermula ketika Rsi Markandeya, seorang pemuka agama Hindu keturunan India, mengembara ke Bali. Ia mengikuti suara gaib yang didapat ketika bermeditasi di dataran tinggi Dieng.

Pura Besakih terdiri dari tiga bagian, yaitu Pura Panyungsungan Jagat yang memiliki 20 pura, Pura Kawitan yang memiliki 17 pura, dan Pura Dadya dengan sembilan pura. Pura Besakih menjadi salah satu destinasi wajib bagi turis yang sedang beraktivitas di lereng Gunung Agung.

Wisatawan bisa mencapai lokasi dengan sepeda motor atau mobil. Pura Besakih dibuka untuk kunjungan wisatawan pada pukul 08.00--18.00 WITA.

 

3 dari 6 halaman

2. Pura Ulun Danu Bratan

Pura Ulun Danu makin dikenal setelah menjadi gambar di uang Rp50 ribu. Pura ini menjadi stana Dewa Wisnu yang terletak di jalur penghubung antara Bali Utara dan Selatan. Tepatnya berada di tepi Danau Beratan, Bedugul, di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut.

Pura ikonis itu dikelilingi perairan yang tenang. Menurut informasi, Pura Ulun Danu Beratan dibangun pada 1634 oleh I Gusti Agung Putu (Raja Kerajaan Mengwi). Pembangunan pura ditujukan untuk pemujaan Tuhan Yang Maha Esa.

Wisatawan membutuhkan sekitar dua jam perjalanan menuju pura ini dari kawasan Kuta. Sedangkan, jarak Ubud menuju Bedugul kurang lebih 44 kilometer dengan perkiraan waktu tempuh 1,5 jam.

3. Pura Andakasa

Pura Andakasa termasuk dalam pura Kahyangan Jagat. Pura ini terletak di selatan Pulau Bali dan merupakan stana Dewa Brahma. Nama pura diambil dari konsepsi andabhuwana, yang berarti telur semesta. Para tetua Bali memahami bahwa bentuk Bumi itu bulat seperti telur.

Pura Andakasa berlokasi di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Tepatnya berada di Desa Banjar Gegelang, Desa Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Pura ini tidak sepopuler dua pura utama di atas, tetapi suasananya yang tenang dan sepi cocok untuk wisatawan yang mau healing.  

4 dari 6 halaman

4. Pura Luhur Lempuyang

Pura Luhur Lempuyang adalah pura gunung kuno yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali Timur. Pura ini diyakini telah ada sebelum sebagian besar pura Hindu di Bali berdiri. Lokasinya berada di ketinggian 1.175 meter di atas permukaan laut.

Lempuyang berasal dari kata "lempu" dan "hyang." Lempu artinya sinar, sedangkan hyang merupakan sebutan untuk Tuhan, sehingga makna keseluruhannya adalah sinar Tuhan yang terang benderang. Memasuki pura, terdapat sepasang gerbang yang dijuluki "The Gate Of Heaven" atau gerbang surga. 

Pura ini dicapai dengan menaiki lebih dari 1,7 ribu anak tangga. Wisatawan yang hendak berkunjung ke sini bisa berangkat dari Denpasar menuju Amlapura, ibu kota Kabupaten Karangasem. Pengunjung juga bisa menuju ke Semarapura, lalu mengambil arah ke Besakih. Perjalanan bisa ditempuh dalam waktu dua jam dari pusat kota.

5. Pura Goa Lawah

Pura Goa Lawah terletak di tenggara Pulau Bali, tepatnya di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung. Ciri khas pura ini adalah gua yang dihuni ribuan kelelawar. Di mulut gua terdapat relief ular duwe yang membuat tempat ini terkesan mistis.

Terdapat sejumlah pelinggih di mulut gua sebagai tempat persembahyangan. Ada juga bangungan meru yang berdiri kokoh menjulang tinggi. Bangunannya sudah pernah dipugar.

Pura Goa Lawah berhubungan erat dengan Pura Besakih. Umat Hindu meyakini bahwa gua di Goa Lawah merupakan tempat keluarnya Ida Bhatara Hyang Besakih yang datang dari Gunung Agung melalui Gua Raja di Besakih.

Wisatawan bisa mengakses pura ini dari Kota Semarapura atau sekitar 50 kilometer dari kota Denpasar. Jika berangkat dari Kuta, pengunjung bisa mencapai lokasi pura yang dengan jarak 55 kilometer selama sekitar 1 jam 25 menit. 

5 dari 6 halaman

6. Pura Luhur Uluwatu

Pura Luhur Uluwatu merupakan pura penjaga Pulau Bali dari arah barat daya. Lokasinya di ujung selatan pulau Bali dan mengarah ke Samudra Hindia, tepatnya di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Ulu berarti kepala dan watu artinya batu. Nama itu mengacu pada bentuk pura yang seperti kepala bertengger di atas batu-batu tebing.

Dilansir dari badungtourism.badungkab.go.id, Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu tempat terbaik di Bali untuk menikmati matahari terbenam dengan pemandangan langsung menghadap Samudra Hindia. Pura Uluwatu juga disebut Pura Luwur yang menjadi salah satu dari enam Pura Sad Kahyangan, pilar spiritual utama di Pulau Bali.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari atau sebelum matahari terbenam. Tarian kecak ditampilkan setiap Kamis sampai Minggu di panggung tebing yang berdekatan pada pukul 18.00 hingga 19.00 WITA. Kecak Uluwatu adalah satu-satunya tari kecak yang dipentaskan dengan pemandangan matahari terbenam.

7. Pura Luhur Batukaru

Pura Luhur Batukaru berlokasi di lereng selatan Gunung Batukaru di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Pura Luhur Batukaru berada di ketinggian 833 meter di atas permukaan laut. Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pura ini adalah zenith atau pusat dari Catur Angga, Pura Sad Kahyangan Jagat Bali Luhur Batukaru. Perubahan nama Pura Batu menjadi Batu Karu tercatat pada 1993.

Pura Luhur Batukaru didirikan Mpu Kuturan yang datang dari Pulau Jawa pada abad ke-11.Pura ini sering digunakan untuk meditasi guna memperoleh kedamaian jiwa dan mencapai keseimbangan hidup dengan cara menjaga keseimbangan rohani, laut, hutan, danau, bumi, dan individu. Wisatawan bisa mengunjungi pura ini setiap hari. 

6 dari 6 halaman

8. Pura Pasar Agung

Pura Pasar Agung yang juga berada di kaki Gunung Agung merupakan salah satu pura utama di Bali. Namanya kurang dikenal dibanding Pura Besakit, tetapi bukan berarti tidak penting bagi umat Hindu Bali.

Lokasi pura berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, di tengah-tengah jalur pendakian Gunung Agung. Wisatawan bisa memilih jalur ini sebagai alternatif menuju puncak Gunung Agung karena memberikan akses lebih cepat, bisa memangkas waktu pendakian hingga dua jam. Di sini juga bisa ditemukan pos pendakian yang buka dari pukul 01.00 hingga 19.00 WITA dan jasa pemandu.

Para pendaki akan dihadapkan dengan 280 anak tangga sebelum menjumpai jalan tanah yang licin ketika musim hujan. Di tengah perjalanan, wisatawan akan disuguhi area hutan basah dan tanah lapang. Siapkan tenaga karena jalur pendakian mayoritas berupa tanjakan. Jika beruntung, Anda bisa melihat Rinjani dan Gunung Batur dari kejauhan.

9. Pura Bukit Pengelengan

Pura ini juga disebut Puncak Mangu, terletak di arah barat laut Pulau Bali. Lokasinya di Banjar Tinggan, Pelaga, Petang, Kabupaten Badung, Bali.Â