Liputan6.com, Jakarta Ribuan buruh di Jawa Timur melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM, Senin (19/9/2022). Aksi digelar di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya dan Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Batam.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Jawa Timur, Jazuli mengungkapkan, selain menolak kenaikan harga BBM, aksi juga mengusung tuntutan menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja dan menuntut kenaikan upah minimum sebesar 13 persen.
Baca Juga
"Para buruh bergerak masuk ke Surabaya berasal dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, Tuban, dan lain sebagainya," ujar Jazuli.
Advertisement
Selain di Surabaya, aksi juga dilakukan di Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Kantor Walikota Batam dan juga DPRD Batam.
Di Batam, massa aksi tergabung dalam Koalisi Rakyat dan terdiri buruh FSPMI, SBSI, Partai Buruh dan Mahasiswa 8 universitas.
Rangkaian aksi hari ini masih dalam rangka menolak kenaikan harga BBM yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Buruh menyayangkan langkah pemerintah menaikan harga BBM di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil .
"Buruh Batam berpandangan, kalaulah alasan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi karena banyak dipakai orang mampu, kenapa malah menaikkan harganya? Seharusnya kan pengawasan diperketat. Bukan malah harganya yang dinaikkan," keluhnya.
Sebelumnya
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan, kelompok buruh bakal melakukan serangkaian aksi di sepanjang September 2022.
Puncaknya, ribuan buruh rencananya juga bakal menggelar aksi demonstrasi pada 4 Oktober 2022 mendatang di Istana Negara, Jakarta.
Aksi tersebut merupakan lanjutan dari penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah disuarakan sejak beberapa waktu terakhir.
"Di Jakarta, aksi akan dipusatkan di Istana. Diikuti kurang lebih 5.000-7.000 orang yang berasal dari Jabodetabek," kata Said Iqbal.
Advertisement
Daya Beli Buruh Turun
Menurut dia, daya beli masyarakat pekerja mengalami penurunan hingga 30 persen. "Dalam situasi seperti ini, tidak mungkin rakyat kecil bisa bertahan,” ucapnya.
Terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah, kata Iqbal, tidak banyak menolong masyarakat.
"Karena itulah, mengapa kemudian Partai Buruh bersama kelas pekerja menggelar aksi besar-besaran ribuan buruh pada tanggal 4 Oktober nanti," tuntutnya.