Sukses

Bangun Terowongan dan Jembatan, Ongkos Bangun Tol Pekanbaru-Padang Kurang?

PT Hutama Karya (Persero) kini tengah menyelesaikan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Tol Pekanbaru-Padang dengan total panjang sekitar 254,8 km

Liputan6.com, Riau PT Hutama Karya (Persero) kini tengah menyelesaikan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Tol Pekanbaru-Padang dengan total panjang sekitar 254,8 km. Salah satu seksi yang sedang digarap yakni Tol Bangkinang-Pangkalan tahap I di Provinsi Riau sepanjang 24,7 km.

Project Director Tol Bangkinang-Pangkalan Bambang Hendarto mengatakan, pihaknya masih terus melakukan proses cut and fill pada proyek jalan tol yang berdiri di atas kawasan hutan, perbukitan dan lembah tersebut.

Total biaya konstruksi untuk pengerjaan seksi Bangkinang-Pangkalan mencapai Rp 3,4 triliun, yang juga dipakai untuk membangun sejumlah jembatan tinggi dan terowongan.

"Yang agak spesifik kita ada tiga jembatan tinggi, panjangnya total sekitar 1,2 km. Tinggi jembatannya, sekitar 20-30 meter. Ini berdiri di atas lembah," ujar Bambang di Gerbang Tol Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (21/9/2022).

"Jadi karena semakin mendekati Bukit Barisan konstruksi akan semakin mahal, karena kita melewati gunung. Bahkan nanti ke arah Payakumbuh akan ada terowongan, kalau kita lanjutkan," imbuhnya.

Menurut catatan Hutama Karya, Jalan Tol Pekanbaru-Padang nantinya memang bakal dihiasi oleh sejumlah terowongan yang menembus perbukitan. Khususnya untuk seksi Tol Padang-Sicincin, yang membutuhkan investasi sebesar Rp 80,41 triliun.

 

2 dari 4 halaman

5 Terowongan

Tingginya biaya investasi, disamping karena jaraknya cukup panjang juga akan dibangun lima terowongan dengan total panjang 8,95 km yang menembus pegunungan Bukit Barisan.

"Bangkinang-Pangkalan juga ada terowongan, ada satu. Tapi kita belum tahu (kapan proyek itu tembus, belum land clearing). Jadi target 2024 belum termasuk ke arah Pangkalan," sahut Bambang.

Bambang tak mengelak, ongkos proyek Tol Pekanbaru-Padang luar biasa besar. Sehingga ia belum punya proyeksi kapan ruas Jalan Tol Trans Sumatera tersebut bisa tersambung penuh.

"Banyak yang harus kita siapkan untuk melanjutkan ini sampai Pangkalan. Utamanya dananya pasti. Kalau di schedule kami sampai Tanjung Alai (tahap I seksi Bangkinang-Pangkalan) itu 2023 akhir, target beroperasi," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Proyek Tol Pekanbaru-Palembang Seksi Bangkinang-Pangkalan Terhambat Sengketa Tanah

PT Hutama Karya (Persero) melaporkan, penyelesaian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Tol Pekanbaru-Palembang seksi Bangkinang-Pangkalan terhambat karena urusan penyelesaian sengketa tanah. Status lahan dalam bentuk hutan di kawasan proyek kini banyak dicaplok masyarakat sekitar, dengan memegang bukti perizinan.

Project Director Tol Bangkinang-Pangkalan Bambang Hendarto menyampaikan, pengerjaan proyek Jalan Tol Bangkinang-Pangkalan banyak dilakukan di atas kawasan hutan dengan lahan berbukit-bukit.

"Bangkinang-Pangkalan sendiri yang masih dikerjakan masih cukup panjang yang harus ditangani, sekitar 24,5 km. Problem utamanya kenapa sampai sekarang progresnya terhambat, karena kawasan hutan di Bangkinang-Pangkalan ada 10 km dari 24 km," terangnya di Gerbang Tol Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (21/9/2022).

Bambang menjelaskan, kawasan hutan ini pun jadi masalah lantaran secara status masih belum bisa dibangun sesuatu. Status kawasan hutannya harus dialihkan dulu menjadi area penggunaan lain (APL).

Kawasan hutan tersebut kini tengah diproses menjadi APL sambil menunggu surat keputusan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang menyatakan area tersebut sudah bukan kawasan hutan lagi.

"Kedua, setelah jadi APL baru dilakukan pembebasan. Nah, di sini timbul permasalahan, apakah kawasan hutan ini milik pemerintah atau milik penduduk yang sekarang menguasai kawasan hutan. Jadi ini masih belum clear, sehingga belum bisa dilakukan pembebasan lahan," bebernya.

4 dari 4 halaman

Luas Lahan

Menurut data Hutama Karya, proyek Tol Pekanbaru-Padang seksi Bangkinang-Pangkalan berdiri di atas lahan seluas 222,6 ha. Saat ini tanah yang sudah terbebas baru sekitar 115,78 ha (52,01 persen), dan belum terbebas 106,82 ha (47,99 persen).

"Jadi kalau bicara pembebasan tanah, tanah yang sudah bebas itu baru 52 persen, karena sebagian besar kawasan hutan ini belum bisa dibebaskan," terang Bambang.

Mengatasi situasi ini, Bambang dan tim proyek coba merayu warga agar mau melepas kepemilikan tanahnya. Bila itu berjalan lancar, pihaknya menargetkan proyek Tol Pekanbaru-Padang seksi Bangkinang-Pangkalan bisa rampung akhir 2023 mendatang.