Sukses

Ada Kompor Listrik, Erick Thohir Jamin LPG Tak Langsung Dihapus

Menteri BUMN Erick Thohir yakin generasi muda lebih terbuka dengan penggunaan kompor listrik dibandingkan elpiji.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir yakin generasi muda lebih terbuka dengan penggunaan kompor listrik dibandingkan elpiji. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers peluncuran Holding dan Subholding PT PLN (Persero), Rabu (21/9/2022).

"Saya yakin generasi muda yang sekarang mayoritas umurnya 35 tahun ke bawah, mereka akan lebih terbuka dengan kompor listrik karena lebih mudah karena tinggal di colok masak tidak perlu mengganti tabung," kata Erick Thohir.

Bahkan, dengan berkembangnya tren generasi muda yang hidup sendiri di apartemen atau hidup berdua saja dengan pasangan, bisa mengurangi pengeluaran sewa Asisten Rumah Tangga. Artinya, banyak manfaat adanya kompor listrik ini.

"Sekarang ada tren generasi muda ini hidup sendiri di apartemen atau cuma dengan pasangan jadi nggak ada pembantu lagi. Jadi, pegawai rumah tangga itu mereka dikurangi dengan gaya hidup ini tadi," ujarnya.

Kendati begitu, Erick menegaskan, LPG tidak boleh langsung ditiadakan, sebab infrastruktur LPG ini merupakan bagian dari ekonomi Indonesia, misalnya di Indonesia tersebar agen LPG.

"Bicara LPG tidak mungkin LPG langsung dihapuskan. Karena kenapa? masyarakat kita yang dibawah pedagang asongan, harus ada alternatif gas makanya ada batubara dikonversi di gasifikasi untuk DME," jelas Erick.

"Nah, infrastruktur yang ada di elpiji sekarang agen Elpiji sekarang kan nggak boleh langsung dimatikan, itu bagian dari ekonomi Indonesia, juga karena itu mengganti menjadi DME populasinya berapa persen nanti tergantung dari pada pembangunan DME," tambah Erick.

Namun, Erick sebagai Menteri BUMN sangat mendukung program tersebut. Bahkan, pihaknya saat ini tengah mendorong penggunaan kompor listrik di kawasan apartemen dan rumah-rumah yang dibangun oleh BUMN.

"Di tengah kompor listrik bisa masuk yang seperti Pak Darmo dan saya sedang dorong hari ini di apartemen rumah rumah yang dibangun BUMN itu kita mendorong kompor listrik. Nah, apakah masyarakat lebih luas menggunakan kompor listrik, bisa aja, itu bagian dari Eco lifestyle," pungkasnya.

 

2 dari 4 halaman

Industri Lokal Satukan Kekuatan Produksi Kompor Listrik

Pemerintah berencana melakukan konversi kompor gas ke kompor listrik atau induksi dalam waktu dekat. Ini dimulai dengan uji coba di beberapa daerah di Indonesia.

Upaya ini disebut sebagai respons terhadap tingginya subsidi pemerintah ke sektor energi khususnya LPG. Maka, migrasi diharapkan mampu meringankan beban tersebut secara bertahap.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier menyadari beban subsidi tersebut. Dengan begitu, industri lokal dikatakan ikut terlibat dalam mendorong rencana tersebut dari sisi suplai.

Menurut data pemerintah, 80,4 juta masyarakat yang menggunakan daya 450 VA juga sebagai konsumen gas LPG 3 kilogram. Sementara, 8,4 juta pelanggan 900 VA juga menggunakan gas LPG 3 kilogram.

"Jadi kalau lihat dari harga keekonomian, 3 kg ini, mungkin Rp 20.000. Ini subsidi yang mungkin sekitar Rp 43.500-an subsidi untuk tabung 3 kg. Jadi disini tentunya kami secara industri mendukung program pemerintah ini," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Ilmate Kemenperin, Rabu (21/9/2022).

"Dan ini juga sudah di follow up di sidang kabinet dan rapat menteri perekonomian, dan kami secara industri akan kumpulkan kekuatan nasionalnya sampai seberapa besar kekuatan itu bisa mensuplai dari kebutuhan ini," tambah dia.

Dia mengamini kalau program ini bisa membawa dampak baik kepada masyarakat. Meski ada hal yang perlu diperhatikan, seperti kekhawatiran adanya penggunaan kompor secara ganda.

Artinya, pemahaman masyarakat terkait migrasi kompor ini perlu diperkuat melalui sosialisasi yang masif oleh pemerintah. Sehingga, tidak menimbulkan masalah baru di lapangan.

"Di dalam proses pelaksanaan implementasinya ini tentunya karena tujuannya mengganti, jadi artinya tidak sampai double, jangan sampai orang menggunakan kompor induksi tapi juga menggunakan kompor LPG. Paling tidak namanya konversi, begitu dipasang oleh PLN, kemudian gas LPG-nya irit. Jadi ini juga behavioer masyarakat juga harus kita edukasi. Apa edukasi untuk sosialisasinya, karena merubah kebiasaan," bebernya.

3 dari 4 halaman

Tekan Emisi Karbon

Lebih jauh, Taufik memandang kalau upaya migrasi kompor gas ke kompor listrik ini jadi salah satu bagian menenkan emisi karbon. Utamanya karena dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang gas LPG.

Ditambah lagi, jika kedepannya pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia sudah lebih banyak menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Artinya, ada penekanan emisi karbon yang lebih besar lagi.

"Misalnya ornag menggunakan mobil listrik, ini juga behavior karen tujuan besarnya disampaikan untuk mengurangi beban subsidi juga kearah mungin nantinya carbon emission. jadi kalau renewable energy-nya sudah bisa masuk tentunya kompor induksi ini akna menjadi bagian daripada program pengurangan emisi," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

15,3 Juta Kompor Listrik Bakal Disuplai Industri Dalam Negeri

Sebanyak 15,3 juta kompor induksi atau kompor listrik rencananya akan disuplai oleh industri dalam negeri hingga 2025 mendatang. Produksi akan dikebut mulai 2023, tahun depan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier menyampaikan rincian kapasitas produksinya. Rata-rata produksinya sebesar 5 juta kompor listrik per tahun mulai 2023 mendatang.

Secara singkat, jumlah ini termasuk produksi awal, untuk uji coba di 2022 sebanyak 300 ribu kompor listrik. Kemudian meningkat ke 5 juta di 2023, 2024, dan 2025.

"Itu tahun 2022, kemampuan nasional kita bisa 300 ribu pcs, dan nanti ketika ada kepastian spek dan jenis daripada kompor induksinya itu berapa perusahaan aygn eksisting, yang ada memproduksi kompor listrik itu akan menambah line investasinya untuk khusus di kompor induksi, itu di 2023 5 juta, 2024 5 juta, 2025 5 juta," terang Taufik dalam Rapat Dengan Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Ilmate Kemenperin, Rabu (21/9/2022).

Mengutip bahan paparannya, PT Adyawinsa Electrical and Power akan memproduksi sebanyak 300.000 kompor listrik di 2022. Dengan kapasitas produksi saat ini 10.000 kompor listrik perbulan yang bisa ditingkatkan menjadi 100.000 perbulan.