Sukses

Sri Mulyani: PMN Hutama Karya Bakal Cetak Rekor, Capai Rp 31,3 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2022 sebesar Rp 7,5 triliun untuk PT Hutama Karya (Persero).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2022 sebesar Rp 7,5 triliun untuk PT Hutama Karya (Persero). Dengan tambahan itu, jumlah yang didapat perusahaan akan mencatatkan rekor tertinggi.

Dengan tambahan Rp 7,5 triliun, berarti Hutama Karya akan mendapat PMN 2022 dengan total Rp 31,3 triliun, dari sebelumnya yang telah disetujui Rp 23,85 triliun. Menurut Sri Mulyani, dana ini bersumber dari cadangan pembiayaan untuk tahun 2022.

"Kami menyampaikan juga tambahan lagi PMN sebesar Rp 7,5 triliun jadi kalau Hutama Karya tadi sudah mendapati Rp 23,85 triliun, tambah Rp 7,5 triliun ini, Hutama Karya memecahkan rekor dapat PMN sampai Rp 31,3 triliun, PT Hutama Karya, untuk 1 perusahaan. Itu sama dengan anggarannya Kemenkeu secara keseluruhan pak satu tahun," terangnya dalam Rapat Kerja Komisi XI dengan Menteri Keuangan, Kamis (22/9/2022).

Menkeu Sri Mulyani mengungkap, dana ini sebagai tambahan untuk proses penyelesaian proyek jalan tol trans sumatera (JTTS). Utamanya untuk jalan tol Sumatera tahap I.

"Dan kami terus melakukan beberapa indikator kinerja seperti yang diasampaikan komisi XI," kata dia.

Untuk diketahui, progres pembangunan jalan tol yang menyangkut itu diantaranya ruas tol Binjai-Pangkalan Brandan seksi 2 (Stabat-Tanjung Pura) sepanjang 26,2 kilometer yang telah rampung 57 persen. Tol seksi 3 (Tanjung Pura-Pangkalan Brandan) sepanjang 18,9 km telah rampung 27,67 persen.

Hutama Karya juga mengejar menyelesaikan pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tidji-Seulimum), Seksi 5 (Blang Bintang-Kutobaro) dan Seksi 6 (Kutobaro-Simpang Baitussalam) sepanjang 74,2 km.

Dalam catatan Liputan6.com, untuk PMN 2022, Hutama Karya memang mengusulkan Rp 31,3 triliun pada tahun lalu.

 

2 dari 4 halaman

PMN Non Tunai

Selain membahas mengenai PMN tunai tambahan tersebut, Menkeu Sri Mulyani juga mengusulkan PMN Non Tunai untuk Hutama Karya. Jika dikonversi, nilainya diperkirakan sebesar Rp 1,93 triliun dalam bentuk tanah aset properti eks BPPN.

Ini akan dipakai sebagai upaya pengoptimalan aset barang milik negara (BMN) sehingga diharapkan membantu oendanaan penugasan pembangunan JTTS.

"Untuk Hutama Karya kita mengajukan tambahan lagi PMN dari cadangan pembiayaan sebesar Rp 7,5 riliun ini juga belum dibahas dan ini yang akan kami sampaikan," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Suntik Rp 23,85 Triliun

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pada 2022 ini, Hutama Karya akan kembali mendapatkan PMN sebesar Rp 23,85 triliun.

Tambahan PMN ini usai pada (4/2/2022) Hutama Karya (HK) telah melakukan penandatanganan Letter of Commitment (LoC) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2021 sebesar Rp 25,2 Triliun yang diperuntukkan untuk percepatan pembangunan mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Penandatanganan LoC ini diselenggarakan di Tol Binjai – Stabat karena merupakan salah satu ruas JTTS yang dibangun menggunakan dana PMN TA 2021.

“Modal PMN tersebut diberikan kepada Hutama Karya untuk menyelesaikan ruas-ruas yang ada di JTTS,” kata Sri Mulyani.

Penandatangan LoC ini diharapkan dapat menjadi testimoni dan komitmen dari jajaran direksi yang menerima PMN tersebut untuk menjalankan tugas negara dan menggunakan uang negara dengan se-efisien mungkin.

Selain itu, Sri Mulyani juga mewanti-wanti agar HK bisa memanfaatkan uang APBN yang berasal dari penerimaan pajak, penerimaan APBN, penerimaan Bea Cukai yang berasal dari masyarakat dapat kembali dirasakan oleh masyarakat.

Penandatanganan dilakukan antara Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto dengan Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Muhammad Zainal Fatah serta disaksikan oleh Menteri Keuangan dan Wakil Menteri BUMN II.

 

4 dari 4 halaman

Jalan Tol Trans Sumatera

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, mengatakan PMN sebesar Rp 25,2 triliun tersebut akan digunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.

Menurut Budi, hal tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab memastikan penggunaan PMN sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators).

“PMN ini akan digunakan oleh Hutama Karya untuk membiayai seluruh aktivitas pembangunan JTTS. Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah ini kami pastikan akan berdampak bagi peningkatan kinerja korporasi dan memberikan manfaat yang optimal bagi kepentingan bangsa dan negara,” pungkas Budi Harto.