Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan jika Indonesia tengah serius mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) karena memiliki biaya yang sangat kompetitif.
Ini sekaligus dapat menjaga baseload yang diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi, termasuk di sektor industri.
Baca Juga
Upaya tersebut sangat didukung dengan potensi energi alternatif, yang sumber energinya berupa renewable energy yang dimiliki oleh Indonesia, diantaranya energi surya (solar), energi air (hydropower), dan energi tenaga bayu.
Advertisement
Untuk itu, Indonesia terus menguatkan kerja sama bilateral dengan beberapa negara untuk dapat meningkatkan investasi di sektor tersebut dan mendorong penerapan EBT sebagai pengganti sumber energi berbasis fosil di Indonesia
Demikian disampaikan Airlangga saat bertemu Direktur Jenderal UNIDO (United Nations on Industrial Development Organization) Gerd Muller di sela perhelatan Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM).
“Kami mengharapkan, dukungan dari UNIDO untuk Indonesia bisa terus berjalan, untuk percepatan transformasi energi hijau dan implementasi industry 4.0, serta peningkatan kapasitas industri nasional agar Indonesia bisa lebih kompetitif di pasar global,” ujar Menko Airlangga di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/9/2022).
Untuk itu, Indonesia terus menguatkan kerja sama bilateral dengan beberapa negara untuk dapat meningkatkan investasi di sektor tersebut dan mendorong penerapan EBT sebagai pengganti sumber energi berbasis fosil di Indonesia.
Pembahasan terkait pengembangan industri EBT ini juga menjadi bahasan dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dengan UNIDO.
Pada acara Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting (TII – MM) yang berlangsung 21 – 23 September 2022 di nusa Dua Bali, Airlangga selaku Ketua Bidang Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, memberikan Sambutan Pembukaan yang salah satunya menekankan pentingnya sektor Industri agar menjadi perhatian bersama di forum G20.
Ini mengingat sektor ini menjadi penopang dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi, dan mendorong pembukaan lapangan kerja, serta mempengaruhi kedua sektor yang lain yaitu perdagangan dan investasi.
Kesepakatan
Menko Airlangga dan Dirjen Gerd Müller dalam kesempatan tersebut menyepakati bahwa kedua belah pihak terus berkomitmen meningkatkan kerja sama industri melalui program yang telah dicanangkan.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga didampingi oleh Menteri Perindustrian.
Menko Airlangga juga menjelaskan beberapa hal terkait upaya yang dilakukan Indonesia, di antaranya terkait phasing out pembangkit listrik berbasis batubara dan menggantinya dengan beberapa proyek energi terbarukan seperti cofiring batubara dengan amonia, pembangkit listrik panas bumi, floating solar panel, dan hydropower.
Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa Indonesia menyiapkan instrumen alternatif seperti blended finance, terutama skema pembiayaan dengan menampung dana dari filantropi atau swasta.
Sserta dari berbagai lembaga pengelola dana multinasional ataupun perencanaan, seperti ADB atau World Bank, untuk membantu dukungan pembiayaan pada program-program ekonomi hijau.
Secara garis besar, kerja sama Indonesia – UNIDO Country Pragramme (IUCP) fokus pada empat area utama yakni penguatan akses pasar dan industrial competitiveness, energi bersih dan berkelanjutan, menjaga lingkungan, dan penguatan kerja sama dengan fokus kepada inovasi, digitalisasi dan industry 4.0.
Sebagai informasi, UNIDO merupakan salah satu pihak yang terus mengawal diskusi dalam G20 Trade, Industry, and Investment Working Group (TII – WG) sejak pertemuan putaran pertama, khususnya mengenai isu di sektor industri.
Advertisement
Komitmen UNIDO
Dirjen Gerd Müller menyampaikan bahwa UNIDO akan terus berkomitmen dalam mendukung Indonesia melalui program-program yang telah dicanangkan, termasuk pengembangan di sektor industri dan EBT.
“UNIDO akan terus berkomitmen mendukung Indonesia melalui program-program yang telah dicanangkan,” kata Dirjen Gerd Müller.
Dirjen Gerd Muller juga menyampaikan dukungannya untuk Presidensi Indonesia dalam KTT G20 pada November 2022 mendatang, dan menyampaikan juga usulan agar diwacanakan untuk mulai memikirkan perlunya African Union ikut bergabung menjadi Anggota G20, seperti European Union yang saat ini telah menjadi Anggota G20.
Pertemuan tersebut juga membahas tentang COP 27. Terkait hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia memilih untuk lebih fokus pada upaya untuk mendorong realisasi dari berbagai komitmen yang telah direkomendasikan sebelumnya.