Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara tengah menghadapi kekhawatiran resesi, salah satunya Amerika Serikat dan Inggris. Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) menjelaskan bahwa resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian, dan bisa berlangsung lebih dari beberapa bulan.
Penurunan ini terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.
Dikutip dari laman ojk.go.id, Rabu (28/9/2022), arti resesi ekonomi atau resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk.
Advertisement
Resesi ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Beberapa penyebab resesi, salah satunya adalah guncangan ekonomi, utang yang berlebihan, inflasi, deflasi, perubahan teknologi, hingga gelembung aset pecah.Â
Adapun berbagai dampak resesi ekonomi, di antaranya sebagai berikut :Â
- Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.
- Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
- Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.Â
5 Cara Meminimalisir Dampak Resesi Ekonomi
Tetapi masih ada beberapa cara untuk mempersiapkan kondisi keuangan kita agar dapat meminimalisir dampak dari kemungkinan resesi ekonomi, di antaranya :
1. Siapkan dana darurat
Baiknya, Anda memastikan 20 persen dari dana yang digunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat pada instrumen yang sangat likuid dan disiplin mempersiapkannya.
Semakin besar proporsinya maka akan semakin siap kalian dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi. Perlu diingat, hal ini sangat penting untuk mengantisipasi PHK ketika perusahaan tempat Anda bekerja tutup.
2. Kurangi utang
Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang, jika memungkinkan maka segera lunasi atau jika dirasa masih sangat berat maka segera negosiasikan ajukan ke lembaga jasa keuangannya untuk restrukturisasi.
Baiknya hutang tidak dianggap enteng meski dari kartu kredit, mengingat kita tidak akan tahu kondisi keuangan ketika resesi ekonomi menerpa.
Advertisement
Cara Lainnya Meminimalisir Dampak Resesi Ekonomi
3. Lihat portofolio investasi
Lihatlah kembali portofolio investasimu, jika kondisi pasar global sudah mulai menurun maka segeralah atur ulang portofolio investasimu kedalam bentuk yang lebih aman seperti emas.
4 Perhatikan gaya hidup
Untuk menjaga tabungan stabil, keluarkan uangmu dengan sewajarnya.
Tetap lakukan konsumsi seperti biasa karena ini bisa membantu ekonomi tetap tumbuh. Perlu diingat, konsumsi masyarakat berperan besar pada pertumbuhan ekonomi. Namun, tetap perlu berkomitmen pada rencana keuangan dengan tetap menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi serta dahulukan kebutuhan.
Kurangi pembelian-pembelian sesuatu yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan, dan gunakan fasilitas asuransi kesehatan jika harus berobat sehingga tidak mengganggu likuiditas keuangan.
5. Ikuti perkembangan ekonomi
Cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulailah memanfaatkan peluang disekitarmu yang dapat bernilai ekonomi.
Jangan ragu untuk usaha kecil-kecilan jika dirasa kondisi keuanganmu masih lemah, karena kamu jelas butuh tambahan penghasilan untuk menopang keuangan keluarga.
Ingat kata ilmuwan Albert Einstein "in the midst of every crisis, lies great opportunity".