Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bagi Indonesia sangat penting untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi.
Hal itu disampaikan dalam acara Konferensi Integrity and Compliance Task Force B20: Fostering Agility to Combat Money Laundering and Economic Crimes, Rabu (28/9/2022).
Baca Juga
"Bagi Indonesia, sangat penting untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital dan memastikan bahwa potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi, dan berkontribusi pada pertumbuhan masa depan, yang berkelanjutan dan juga inklusif," kata Sri Mulyani.
Advertisement
Menkeu sangat menyambut baik ekonomi digital yang sedang berkembang ini guna mempercepat pemulihan ekonomi, agar bisa kembali ke masa sebelum pandemi, dan juga untuk menciptakan potensi masa depan. Artinya Indonesia berpotensi bisa meningkatkan ekonomi digitalnya di masa mendatang.
Karena, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia. Menurut data yang disampaikan Sri Mulyani terdapat 247 juta pengguna internet di Tanah Air.
"Kami Juga memiliki adopsi dan penggunaan teknologi digital yang relatif tinggi di kalangan penduduk. Ada 370 juta koneksi ponsel. Ini adalah 133 persen dari populasi dan juga 247 juta pengguna internet, yang berarti 73,7 persen dari populasi menggunakan internet," ucapnya.
Selain itu, Indonesia memiliki ekosistem yang kondusif dan mendukung bagi perkembangan digital start up. Ini termasuk dukungan kuat dari pemerintah untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur pendukung guna mengembangkan ekonomi digital lebih lanjut.
"Dengan demografi yang menguntungkan dan didukung oleh penetrasi internet. Ekonomi digital Indonesia dengan baik terus tumbuh lebih kuat. Per 2021 ekonomi digital Indonesia sangat tertinggi di Asia, mencapai USD 70 miliar dan diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 120 miliar pada 2025," kata Sri Mulyani.
Tantangan
Selanjutnya, berdasarkan hasil studi Google, Temasek, Bain & Company (2021) menunjukan nilai investasi ekonomi digital Indonesia sepanjang Kuartal I-2021 sebesar USD 4,7 miliar. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melampaui Singapura.
"Data ini menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk sumber pertumbuhan di masa depan," ujar Menkeu.
Namun, ada beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi digital di Indonesia, diantaranya akses internet, disparitas antar serikat pekerja, dan juga lintas tingkat pendapatan, dimana satu aktivitas khususnya antar pulau jawa dan pulau lainnya masih belum merata.
Kemudian, keamanan siber juga sangat penting dan menjadi ancaman bagi ekonomi digital sangat nyata. Perlindungan data bagi konsumen menjadi sangat kritis, dan pengembalian pajak yang setara antara bisnis lokal dan asing menjadi salah satu masalah dan skema pendanaan yang terbatas untuk start-up, serta rendahnya sumber daya manusia di bidang Kewirausahaan.
"Kita perlu mempersiapkan diri untuk masalah ini. Karena teknologi akan memajukan pembayaran akan mengubah cara kerja. Kita juga harus lebih tanggap dan siap menghadapi tantangan risiko dan dinamika perkembangan ekonomi digital ke depan," pungkasnya.
Advertisement
Erick Thohir: Indonesia Jadi Ekonomi Digital Terbesar Asia Tenggara di 2030
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir hari ini mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dai acara itu, Erick Thohir menginginkan BUMN sebagai leader dalam pembangunan ekonomi digital Indonesia di tengah ancaman krisis global.
"Presiden Jokowi menyampaikan, di tengah krisis global, kita justru melihat peluang bagi Indonesia. Tahun 2030, Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara," kata Erick Thohir, Senin (26/9/2022).
Untuk mencapai cita-cita tersebut, Erick Thohir memastikan kunci utamanya adalah digitalisasi. Maka dari itu, dirinnya meminta BUMN untuk segera membangun ekosistem digital yang terintegrasi.
Mantan Bos Inter Milan tersebut menambahkan, ajang Indonesia Digital Tribe Maret lalu, adalah contoh bagaimana potensi para talenta digital tak hanya berakhir dengan ide, juga dibantu venture capital BUMN dan Merah Putih Fund untuk pembiayaan startup.
"Lalu hari ini ada BUMN Startup Day untuk scaling up startup. Memastikan para startup bukan hanya mendapat pendanaan, tapi juga pendampingan," tegasnya.
"InsyaAllah sinergi yang dilakukan BUMN dengan startup bisa menjadi batu loncatan untuk Indonesia menggapai cita-cita 2030 nanti," pungkas Erick Thohir.