Sukses

Bernilai Ekonomi USD 120 Miliar pada 2025, Pemerintah Ajak Anak Muda Kreatif di Era Digital

Era digital memiliki potensi yang tinggi terhadap sumber pertumbuhan ekonomi domestik pada masa depan.

Liputan6.com, Jakarta Era digital dan ekonomi digital memiliki potensi besar menjadi sumber pertumbuhan domestik pada masa depan. Potensi ekonomi digital Indonesia pun diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 120 miliar pada 2025

Sejalan dengan itu, dalam rangka peningkatan pengembangan diri dan kualitas digital anak muda Papua dan Labuan Bajo, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Workshop Video Kreatif Tiktok dan IG Reels Bengkel Digital Teras Negeriku: Inspirasi Papua X Labuan Bajo pada Selasa, 27 September 2022 lalu di Kota Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

“Lewat workshop Bengkel Digital Teras Negeriku, kita ingin meningkatkan kemampuan dan kreativitas konten digital masyarakat agar diseminasi informasi memiliki variasi konten positif, informatif dan kreatif, khususnya di TikTok dan Instagram Reels yang tengah digandrungi masyarakat saat ini,” ujar Koordinator Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Dikdik Sadaka dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (29/9/2022)

Michelle Stevanie, anak muda asal Papua yang memulai karirnya sebagai influencer sejak 2017, membagikan pengalamannya dalam membangun personal branding.

Menurutnya, personal branding adalah hal yang penting untuk dilakukan, sebab personal branding merupakan seni dalam menunjukan citra diri, sehingga dapat mempengaruhi penilaian orang lain terhadap dirinya.

“Saya dapat bekerjasama dengan banyak pihak dan mendapatkan banyak hal. Saya adalah perempuan Papua pertama yang mendapat beasiswa exchange student langsung dari kedutaan Amerika. Ini karena apa? Karena main sosmed dengan pengendalian diri, tahu mana yang harus dilakukan mana yang tidak di sosial media,” papar Michelle.

“Kita harus percaya diri dengan apa yang kita punya, karena orang lain tidak punya apa yang kita punya,” tambahnya.

Selain itu, anak muda asli Labuan Bajo, Suci Maria yang juga merupakan influencer, turut mengedukasi peserta workshop untuk bisa membuat berbagai konten di media sosial dengan bijak demi mengurangi pengaruh negatif bagi pengguna Internet lain.

 

2 dari 4 halaman

Konten Positif

Menurutnya, konten yang positif adalah konten bermuatan informasi yang mengedukasi dan juga menginspirasi orang ke arah yang baik dan benar.

“Contoh konten yang positif seperti tidak bermuatan mengadu domba, tidak mengandung isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), tidak menjatuhkan pihak lain, namun tetap menghibur,” paparnya kepada peserta workshop.

Suci juga menambahkan jika ingin membuat sebuah konten yang menghibur, tetap hindari konten yang bermuatan _body shaming_ dan juga bullying.

Menurutnya, hal tersebut akan membuat konten yang diciptakan tetap bernuansa positif dibanding konten milik orang lain.

Diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi anak muda Papua maupun Labuan Bajo untuk terus mengembangkan pribadi dan menciptakan konten-konten kreatif, positif dan juga inspiratif untuk terus mengedukasi masyarakat luas lewat sosial media.

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Yakin Ekonomi Digital Indonesia Sentuh USD 120 Miliar di 2025

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bagi Indonesia sangat penting untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi.

Hal itu disampaikan dalam acara Konferensi Integrity and Compliance Task Force B20: Fostering Agility to Combat Money Laundering and Economic Crimes, Rabu (28/9/2022).

"Bagi Indonesia, sangat penting untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital dan memastikan bahwa potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi, dan berkontribusi pada pertumbuhan masa depan, yang berkelanjutan dan juga inklusif," kata Sri Mulyani.

Menkeu sangat menyambut baik ekonomi digital yang sedang berkembang ini guna mempercepat pemulihan ekonomi, agar bisa kembali ke masa sebelum pandemi, dan juga untuk menciptakan potensi masa depan. Artinya Indonesia berpotensi bisa meningkatkan ekonomi digitalnya di masa mendatang.

Karena, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia. Menurut data yang disampaikan Sri Mulyani terdapat 247 juta pengguna internet di Tanah Air.

"Kami Juga memiliki adopsi dan penggunaan teknologi digital yang relatif tinggi di kalangan penduduk. Ada 370 juta koneksi ponsel. Ini adalah 133 persen dari populasi dan juga 247 juta pengguna internet, yang berarti 73,7 persen dari populasi menggunakan internet," ucapnya.

Selain itu, Indonesia memiliki ekosistem yang kondusif dan mendukung bagi perkembangan digital start up. Ini termasuk dukungan kuat dari pemerintah untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur pendukung guna mengembangkan ekonomi digital lebih lanjut.

"Dengan demografi yang menguntungkan dan didukung oleh penetrasi internet. Ekonomi digital Indonesia dengan baik terus tumbuh lebih kuat. Per 2021 ekonomi digital Indonesia sangat tertinggi di Asia, mencapai USD 70 miliar dan diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 120 miliar pada 2025," kata Sri Mulyani.

4 dari 4 halaman

Tantangan

Selanjutnya, berdasarkan hasil studi Google, Temasek, Bain & Company (2021) menunjukan nilai investasi ekonomi digital Indonesia sepanjang Kuartal I-2021 sebesar USD 4,7 miliar. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melampaui Singapura.

"Data ini menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk sumber pertumbuhan di masa depan," ujar Menkeu.

Namun, ada beberapa tantangan dalam mengembangkan ekonomi digital di Indonesia, diantaranya akses internet, disparitas antar serikat pekerja, dan juga lintas tingkat pendapatan, dimana satu aktivitas khususnya antar pulau jawa dan pulau lainnya masih belum merata.

Kemudian, keamanan siber juga sangat penting dan menjadi ancaman bagi ekonomi digital sangat nyata. Perlindungan data bagi konsumen menjadi sangat kritis, dan pengembalian pajak yang setara antara bisnis lokal dan asing menjadi salah satu masalah dan skema pendanaan yang terbatas untuk start-up, serta rendahnya sumber daya manusia di bidang Kewirausahaan.

"Kita perlu mempersiapkan diri untuk masalah ini. Karena teknologi akan memajukan pembayaran akan mengubah cara kerja. Kita juga harus lebih tanggap dan siap menghadapi tantangan risiko dan dinamika perkembangan ekonomi digital ke depan," pungkasnya. 

Video Terkini