Liputan6.com, Banjarmasin - Keberadaan Mantri BRI memiliki peran penting terhadap perputaran ekonomi di daerah terluar dan pedalaman Indonesia. Mantri BRI tidak hanya menjalankan tugas sebagai pemasar produk perbankan, melainkan turut andil dalam meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat yang belum melek digital.
Salah satunya pengalaman Mantri BRI dari Palam, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan bernama Widyaningsih Indri Arum Sari. Perempuan berusia 29 tahun ini menjalankan tugas untuk mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat.
Baca Juga
Perempuan 29 tahun ini merasa profesi yang dilakoninya sebagai mantri BRI di kawasan terdepan memberikan manfaat kepada masyarakat serta berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Saat ini, sudah 3 tahun dirinya menjalani profesi sebagai mantri BRI.
Advertisement
Widyaningsih bercerita, awalnya dia bekerja sebagai teller di kantor cabang BRI unit Martapura sejak 2014. Seiring berjalannya waktu, kejenuhan bekerja di kantor mulai melanda.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya kesempatan menghampiri. Saat dirinya ditawarkan untuk menjadi Mantri oleh Kepala Kantor Cabang BRI. Kesempatan ini dianggap sebagai tantangan yang menyenangkan.
“Awalnya masuk di BRI 2014 jadi teller sampai tahun 2020, selama jadi teller itu kan bisa untuk mencari dana ikut deposito sampai dapat reward, baru diajukan sama atasan buat jadi mantri tahun 2020 itu. Karena udah kelamaan jadi teller bosan, sedangkan kalau menjadi teller itu susah menjadi karyawan tetap. Kalau mau jadi pegawai tetap harus jadi Mantri, yaudah deh saya terima,” kata Widyaningsih.
Tantangan pertama yang harus dihadapi sebagai Mantri BRI adalah tuntutan bisa membaur dengan masyarakat. Maklum kala itu, masyarakat Daerah Palam belum terlalu melek dunia perbankan, apalagi keuangan digital.
“Kita harus berkenalan dulu dengan mereka, dan mengenalkan kepada mereka apa saja produk (perbankan) yang bisa mereka jual (Jika menjadi agen BRILInk),” ujarnya.
Selanjutnya, tantangan kedua adalah meyakinkan masyarakat terkait produk perbankan utamanya milik BRI. Sebab, rata-rata masyarakat di daerah Palam selama ini hanya memahami produk keuangan koperasi. Sedangkan, jika meminjam ke koperasi mereka harus memberikan setoran berbunga tinggi.
“Jadi, kita kenalkan di BRI ini ada yang namanya KUR yang disubsidi Pemerintah, sehingga bunganya lebih rendah,” kata Widyaningsih.
Selama menjalani tugas, Widyaningsih mengaku tidak ada kendala untuk jarak. Itu karena kantor cabang BRI di Martapura sengaja menugaskan para mantri yang memang dekat dengan wilayah tempat tinggal masing-masing mantri. Tujuannya, untuk memudahkan dan mempercepat mantri dalam bersosialisasi dengan calon nasabah.
Saat ini, Widyaningsih mengelola 380 debitur dengan nominal dana kelolaan mencapai Rp 13 miliar. Perempuan dua anak ini bercerita, banyak keuntungan yang diperoleh ketika menjadi Mantri BRI. Pertama, lebih banyak dikenal orang sehingga memudahkan aktivitas sebagai Mantri.
Kedua, dari sisi pendapatan yang meningkat. Alhasil, bisa merenovasi rumah dan menyekolahkan anak di tempat yang bagus.
“Di teller kan tidak ada bonus, bonusnya paling setahun sekali. Tapi pas jadi mantri bonusnya setiap 3 bulan sekali,” ucapnya.
Agen Penyuluh
Tak hanya aktif sebagai Mantri BRI, perempuan 29 tahun ini juga aktif sebagai agen penyuluh digital di kampung yang belum melek digital.
Sebagai penyuluh, bertugas mengajarkan nasabah untuk mengetahui seluk beluk terkait kemudahan menggunakan digital dalam bertransaksi produk perbankan.
“Sebagai penyuluh kita ajarkan jika mau setoran tidak perlu datang jauh ke Bank, karena harus antri. Sekarang bisa melalui pengelola distributor BRI yang dekat seperti ke Agen BRILINK, biasanya distributor ini mengajukan kepada kami (mantri) kalau ada yang mau mengajukan pinjaman atau setoran,” ujarnya.
Upaya membuat nasabah di daerahnya menjadi lebih melek digital, BRI memberikan fasilitas mesin edc sederhana untuk Kemudian mengarahkan nasabah yang menjadi agen BRILINK menggunakan mobile banking.
Atas usahanya itu, kini masyarakat di wilayah Martapura bisa melek digital terutama untuk produk perbankan. Mereka sekarang sering bisa mengenak aktivitas perbankan, bahkan ada yang paham bertransaksi ke luar negeri, seperti ke Singapura, Malaysia, dan lainnya.
“Jadi, dari pihak kami berkolaborasi dengan pihak Kanwil, kemudian dari Kanwil memberikan pendidikan sama mereka biar bisa pemasaran sampai ke luar negeri. Kami kolaborasi itu,” ucapnya.
Widyaningsih mengakui ternyata menjadi Mantri itu tidak asal-asalan, ada tahapan pendidikan. Ini bertujuan agar para Mantri BRI bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Adapula pendidikan terkait cara menilai agunan, cara menilai pinjaman, dan lainnya yang semua demi melayani nasabah dengan maksimal.
Di akhir, Widyaningsih mengaku senang bisa menjadi bagian Mantri BRI di daerahnya. Bisa menjalankan dua profesi sekaligus, yakni menjadi Mantri BRI dan menjadi Ibu rumah tangga.
Advertisement