Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia selama periode Januari-Agustus mencapai 1,73 juta kunjungan. Angka tersebut naik 2.028,65 persen dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2021.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, tren peningkatan wisman berkunjung ke Indonesia pada tahun ini dapat dipahami mengingat tahun sebelumnya masih dalam kondisi pandemi. Sehingga jumlah kunjungan terbatas.
Baca Juga
Target Kunjungan Wisman 2025 Naik Jadi 17--19 Juta Orang, Pariwisata Berkualitas Tetap Jadi Fokus Utama
Heboh Wanita Turis Asing Berendam di Selokan di Bali sampai Bikin Jalanan Macet
Raih Penghargaan dari Conde Nast, Plataran Komodo Ungkap Alasan Simpel yang Bikin Banyak Wisman Merasa Seperti di Rumah
"Pada tahun lalu masih pandemi sehingga jumlah wisman pada periode yang sama tahun lalu hanya 81.292 kunjungan," ujar Margo di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).
Advertisement
Tren peningkatan jumlah wisman ke Indonesia diikuti dengan tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang di Indonesia. Dalam pemaparannya, Margo menyampaikan pada Agustus 2022 keterisian kamar hotel mencapai 47,38 persen, naik 22,31 poin dibandingkan dengan Agustus 2021.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah kamar hotel pada Agustus 2022 justru mengalami penurunan sebesar 2,39 poin.
Tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi nonbintang pada Agustus 2022 tercatat sebesar 23,69 persen, atau naik 6,87 poin dibandingkan dengan Agustus 2021. Namun turun 1,00 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Agustus 2022 tercatat sebesar 1,66 hari, naik 0,06 poin dibandingkan Agustus 2021 dan 0,05 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya," pungkasnya.
Terdapat tiga negara dengan jumlah wisman terbanyak yang berkunjung ke Indonesia yaitu Australia, Singapura, dan Malaysia.
Reporter:Â Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
BPS: Inflasi September 2022 Capai 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen. Untuk inflasi tahun kalender 2022 yaitu untuk periode September 2022 terhadap Desember 2021 mencapai 4,48 persen.
Sementara untuk inflasi tahun ke tahun yaitu periode September 2022 terhadap September 2021 mencapai 5,95 persen.
"Inflasi yang terjadi di September 2022 yang sebesar 1,17 persen, merupakan inflasi tertinggi sejak Desember tahun 2014 di mana pada saat itu terjadi inflasi 2,46 persen sebagai akibat kenaikan harga BBM pada November 2014," tutur Kelapa BPS Margo Yuwono, Senin (3/10/2022).
Â
Advertisement
88 Kota
Berdasarkan pantauan BPS, dari 90 kota yang diamati pergerakan harganya, 88 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi yaitu sebesar 1, 87 persen.Â
"Kalau dilihat di Bukit Tinggi penyebab utamanya adalah kenaikan harga bensin di mana memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,81 persen. Kemudian beras beri andil 0,35 persen, angkutan dalam kota memberikan andil 0,18 persen. Terakhir angkutan antar kota memberikan andil 0,09 persen," jelas dia.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Merauke yang hanya sebesar 0,07 persen.