Sukses

Lewat BRI Menanam, Emisi Karbon Ditargetkan Turun hingga 23% pada 2025

BRI terus berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan dan penurunan emisi karbon melalui program "BRI Menanam".

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan dan penurunan emisi karbon melalui program BRI Menanam. Selain itu, program tersebut juga selaras dengan visi pemerintah dalam mencapai target net zero emission pada 2060.

Dalam program BRI Menanam, BRI akan menyalurkan 1,75 juta bibit pohon dan diestimasikan mampu mengurangi emisi karbon hingga 108.065 tCo2e dalam lima tahun. Dengan angka tersebut, BRI telah berkontribusi untuk menurunkan emisi karbon sebesar 23%. Sebagai informasi, jejak karbon penggunaan listrik dan bahan bakar di BRI pada 2020 sebesar 469.847 tC02e dan diproyeksikan menurun menjadi 361.782 tC02e pada 2025.

Kalkulasi tersebut didasarkan pada asumsi daya serap CO2 pohon produktif yang dibagikan dalam BRI Menanam sebesar 88,11 kg per pohon per tahun. Potensi mortalitas dari bibit tanaman yang disalurkan dalam program tersebut pun telah diperhitungkan.

Melalui program BRI Menanam, penguatan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM juga didorong oleh BRI. Hal tersebut dilakukan guna memperkuat implementasi Environmental, Social, Governance (ESG).

Nasabah yang telah melakukan pencairan kredit diberikan bibit pohon produktif atau tanaman buah. Dengan tanaman yang produktif, nasabah bisa mendapatkan nilai tambah dari tanaman yang diberikan oleh BRI.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa upayanya melalui BRI Menanam dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Di sisi lain, BRI terus melakukan pendampingan untuk memastikan pemanfaatan bibit dapat berjalan dengan optimal dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

“Begitu ada nasabah mencairkan kredit usaha rakyat (KUR), kami berikan bibit dan nasabah wajib menanam dan merawatnya. Inisiatif ini telah dilakukan dan ratusan ribu bibit telah disalurkan ke masyarakat,” terangnya.

2 dari 3 halaman

1 Juta Bibit Ditanam pada 2023

BRI Menanam menargetkan sebanyak 750 ribu bibit ditanam pada 2022 dan sekitar 1 juta bibit lagi ditanam pada 2023. Hingga akhir September 2022, BRI Menanam telah berhasil menyalurkan dan menanam 376 ribu bibit pohon.

Untuk target tahun 2022, dari 754 ribu sekitar 376 ribu bibit disalurkan untuk lahan desa, 227 ribu bibit untuk nasabah eksisting dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Unit, dan 151 ribu bibit untuk nasabah baru dari KUR BRI Unit sampai dengan akhir September 2022. Penyaluran bibit pohon ini dijalankan oleh 799 BRI unit, 236 Branch Office, dan 17 Regional Office BRI di berbagai wilayah di Indonesia.

Adapun jenis bibit tanaman yang diberikan ialah jenis pohon produktif. Jenis bibit pohon yang telah dibagikan di antaranya adalah Durian (33,64%), Mangga (22,45%), Alpukat (21,80%), Jambu (5,79%), Jeruk (2,39%), dan jenis pohon lainnya (14,65%).

Selain dapat menyerap karbon, dengan membagikan jenis pohon produktif dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis bagi masyarakat.

“Misalnya saya tanam 15 pohon alpukat dan 10 pohon mangga di pekarangan saya, harapan saya adalah dua tahun lagi pohon ini akan teduh dan menyerap banyak karbon dioksida serta hasil buahnya juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujarnya memberi contoh.

3 dari 3 halaman

Penerapan Konsep 3P

Program BRI Menanam menunjukkan bahwa perseroan mendukung penuh penerapan konsep 3P, yaitu Pro People, Pro Planet, dan Pro Profit.

Dengan mendorong konsep Pro People, BRI terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlihat dari BRI Menanam, pengelolaan tanaman produktif bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Terkait dengan konsep Pro Profit, BRI terus mendorong nasabah, khususnya para pelaku UMKM agar meningkatkan kapasitas usahanya untuk bisa naik kelas. Contoh konkretnya adalah penyaluran kredit yang diberikan oleh BRI bisa menumbuhkembangkan para pelaku UMKM.

Selain itu dalam konsep Pro Planet, BRI terus mendorong keberlanjutan lingkungan dengan memberikan tanaman produktif kepada masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan atau perkotaan guna mengurasi emisi karbon.

 

(*)