Sukses

Pengembang Putar Otak Atasi Lonjakan Harga Bahan Bangunan Imbas BBM

Kenaikan harga BBM mulai terasa dampaknya pada ongkos produksi dan harga material bangunan serta biaya transportasi.

Liputan6.com, Jakarta Lebih kurang sebulan lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM atau Bahan Bakar Minyaksubsidi maupun non-subsidi.

Kenaikan harga BBM ini dampaknya mulai terasa pada ongkos produksi. Harga bahan bangunan mulai merambat naik. Demikian pula dengan biaya transportasi.

“Kami tidak bisa membendung kenaikan harga material bangunan dampak dari kenaikan harga BBM,” ujar Direktur Proyek Mitragama Inti Perkasa Santoso Angwar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap proyek pembangunan, Santoso Angwar memutar otak bagaimana mengatasi masalah tersebut.

“Kami berusaha menekan biaya produksi dengan tidak mengurangi kualitas material yang digunakan. Kualitas tetap seperti yang kami janjikan,” lanjut Sangtos Angwar saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurut pria yang selalu antusias saat diajak bicara mengenai proyek La Palma Grande ini, menekan biaya produksi ini juga dilakukan demi menghindari harga rumah di La Palma Grande mengalami kenaikan.

“Harga BBM naik, harga La Palma Grande masih belum naik,” ujar Santoso Angwar.

Harga rumah yang masih tetap sama ini tidak lepas juga dukungan dari BNI. KPR BNI hingga beberapa bulan kedepan tidak mengalami kenaikan suku bunga.

“Saat ini BNI belum mengeluarkan kebijakan untuk menaikan bunga KPR, justru BNI menambahkan kebijakan untuk konsumen dengan mempermudah membeli rumah di La Palma Grande” ujar Oktorisman, Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis KC BNI Fatmawati.

 

2 dari 3 halaman

Bunga KPR

Lebih lanjut Oktorisman menjelaskan, kebijakan belum menaikkan bunga KPR agar daya beli masyarakat yang ingin memiliki rumah tetap tercipta.

Suku bunga adalah salah satu komponen yang juga menentukan kemampuan dan daya beli konsumen. Dengan bunga yang kompetitif diharapkan masyarakat bisa memiliki rumah dengan angsuran yang terjangkau.

“Concern kami adalah bagaimana mewujudkan program pemerintah agar masyarakat bisa memiliki rumah dengan cicilan yang terjangkau dan suku bunga yang kompetitif,” ungkap Oktorisman.

Dengan suku bunga KPR yang masih bertahan di angka yang sama, developer melakukan langkah yang penting mempertahankan daya beli dan minat masyarakat untuk membeli rumah. Developer mengeluarkan kebijakan memangkas besaran uang muka hanya sekitar10 persen dan bahkan ada yang menerapkan skema cicilan uang muka.

“Dukungan BNI sangat luar biasa. Dengan tidak menaikkan bunga KPR, sangat membantu konsumen kami untuk memwujudkan impian mereka memiliki rumah,” ungkap Santoso Angwar.

Lebih lanjut Project Director La Palma Grande menjelaskan telah memberi berbagai kemudahan dan subsidi uang muka kepada konsumen.

 

3 dari 3 halaman

Minat Milenial Beli Rumah

Saat ini target pembeli yang disasar adalah kaum milenial yang berada pada usia produktif. Kamu milenial ini berada di posisi baru bekerja hingga menduduki level manajer. Dalam usia yang masih muda mereka ternyata memiliki minat yang tinggi untuk segera memiliki rumah.

“Untuk mempermudah milenial bisa segera memiliki rumah, La Palma Grande menerapkan uang muka Nol Persen,” jelas Santoso Angwar. Hunian yang dibangun pun disesuaikan dengan kebutuhan milenial dan harga yang lebih kompetitif.

La Palma Grande menggandeng BNI KC Fatmawati. Kerja sama ini untuk mewujudkan impian kaum milenial memiliki rumah idaman.

BNI sendiri memiliki program Instant Approval. Pengajuan proses KPR yang biasanya 14 hari dengan Instant Approval dapat dilakukan hanya dalam tempo singkat.

“Dengan Instant Approval, proses KPR bisa dilakukan hanya dalam waktu 20 menit,” ujar Oktorisman.

Hingga bulan September tahun ini, La Palma Grande bersama BNI telah melakukan akad massal yang diikuti ratusan perserta akad kredit untuk keenam kalinya. Peserta akad kredit tetap didominasi oleh kaum milenial.