Sukses

Produksi Gas Bumi Pertamina EP dari Lapangan Subang Penuhi Target

Produksi gas bumi Pertamina EP Subang Field telah memenuhi 100 persen target dan menyumbang 60 persen produksi gas Zona 7 Regional Jawa Subholding Upstream (SHU) Pertamina.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina EP (PEP) Subang Field mampu memenuhi target produksi gas bumi sebesar 160 juta standar kaki kubik per hari (MMsCfD) di kuatal III 2022. Capaian ini akan terus dipertahankan untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Senior Field Manager Pertamina EP Subang Field Ndirga Andri Sisworo mengatakan, produksi gas Pertamina EP Subang Field telah memenuhi 100 persen target dan menyumbang 60 persen produksi gas Zona 7 Regional Jawa Subholding Upstream (SHU) Pertamina.

"Total sumur yang dikelola di Subang Field ada 88 sumur terletak di wilayah Subang dan Karawang," kata Ndirga, Sabtu (8/10/2022).

Ndirga melanjutkan, gas bumi hasil produksi Subang Field sebagian besar disalurkan ke konsumen yang ada di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Total rata-rata gas yang dijual mencapai 130 MMsCFD.

Selain gas bumi, Subang Field juga memproduksi minyak yang saat ini telah menyentuh level 4.300 barel per hari (bph) atau 87 persen dari target. Meski begitu, jumlah produksi tersebut meningkat dibandingkan beberapa bulan lalu yang ada di angka 3.500 bph.

"Produksi minyak Subang Field sempat mengalami penurunan akibat natural decline, kita sedang berupaya untuk meningkatkan produksi," ujar Ndirga.

Produksi minyak Subang Field mayoritas berasal dari Lapangan Jati Asih dan Lapangan Bambu Besar, dengan masing-masing produksi rata-rata mencapai 1.900 bph.

"Untuk minyak kita salurkan ke Kilang Balongan melalui pipa untuk diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM)," ucapnya

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Apresiasi Pertamina yang Pasok Green Diesel Component ke Eropa

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi ekspansi Pertamina Group terkait green diesel component (GDC) atau komponen biodiesel di pasar Eropa. Ekspansi tersebut dijalankan oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Marketing dan Distribution (PIMD) dan Pertamina International Shipping (PIS).

Erick Thohir mengatakan, new and renewable energy atau energi baru terbarukan (EBT) ini memiliki keunggulan ramah lingkungan dan kualitasnya lebih baik dari biodiesel konvensional.

"Bahan baku biodiesel ini umumnya dari virgin vegetable oil, namun dapat juga menggunakan used cooking oil (UCO) dan waste residue dari animal fat," ujar Erick Thohir saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina Group dengan perusahaan Eropa Trafigura di London, Inggris, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (1/10/2022).

Permintaan GDC di Uni Eropa terbagi dalam dua kategori yakni base CPO sekitar 150.000 metrik ton per tahun dan base UCO 300.000 hingga 500.000 metrik ton per tahun. Trafigura telah menyampaikan ketertarikan dalam membeli GDC Pertamina Group

“Trafigura bahkan telah lebih dulu melakukan pembelian ke Pertamina Group. Perjanjian ini dilakukan agar penjualan green diesel component bisa berjalan secara long term,” ucap Erick.

Erick menyebut potensi konsumsi FAME & bahan baku biodiesel Eropa akan terus meningkat seiring target European Renewable Energy Directive (RED II) untuk penggunaan energi terbarukan pada 14 persen di sektor transportasi seluruh Eropa di 2030 atau naik dari target RED I yang sebelumnya sebesar 10 persen.

 

3 dari 3 halaman

UCO Lebih Disukai

Erick mengatakan bahan baku UCO lebih disukai karena mekanisme penghitungan ganda di Eropa.

"Sedangkan Palm Oil tertekan karena beberapa negara Eropa melarang penggunaan bahan baku Palm Oil dalam jangka panjang, di mana salah satu target RED II adalah pelarangan penggunaan GDC berbasis Palm Oil di Eropa," ucap Erick.

Erick berharap penetrasi pasar GDC tidak berhenti di sini. Dia meminta Pertamina Group terus membuka peluang untuk meningkatkan penetrasi dalam menjadi pemain GDC di kancah internasional.

Menurutnya, ketertarikan perusahaan Eropa memberikan bukti bahwa kualitas GDC KPI mampu bersaing dengan perusahaan lain.

"Dengan besarnya potensi yang ada di Eropa, bahkan Asia, ini menjadi kesempatan besar bagi Pertamina Group untuk terus memperluas jangkauan produk GDC," kata Erick menambahkan.