Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong dan ikut serta dalam transformasi yang digalakkan oleh Kementerian BUMN. Transformasi tersebut bertujuan untuk menciptakan perusahaan yang semakin profesional, transparan, akuntabel, serta memperkuat fondasi ekonomi nasional.
“Transformasi BUMN tidak hanya transformasi business model, people, human capital, business process, dan lain-lain. Tapi kita juga ingin memastikan transformasi melalui laporan keuangan yang terkonsolidasi. Ini merupakan bagian dari transparansi dan good corporate governance yang kita ciptakan,” kata Erick Thohir dalam Konferensi Pers Kinerja Portofolio BUMN Tahun 2021 di Jakarta (28/9/2022).
Baca Juga
Menurut Direktur Utama BRI Sunarso dengan adanya pandemi, mempercepat akselerasi transformasi di tubuh perseroan untuk mencapai visi "The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion” di tahun 2025.
Advertisement
“Visi tersebut meliputi pendirian UMi Holding sebagai sumber pertumbuhan baru, mengakselerasi pertumbuhan CASA, dan mempercepat transformasi digital yang dikawal dengan transformasi culture,” ujarnya.
Sejak 2016, BRI telah menjalankan program transformasi BRIvolution 1.0 untuk periode 2018-2022 yang fokus di dua area yaitu Digital dan Culture.
“Akibat pandemi di 2020, BRI mengambil sikap beradaptasi dengan rencana kerja 2021-2025 yang kami sebut BRIvolution 2.0. Melalui transformasi ini, BRI telah mendigitalisasi proses bisnis eksisting serta mampu menciptakan value baru melalui new business model,” ujarnya.
Sunarso pun mengungkapkan dengan BRISPOT, proses booking kredit mikro meningkat dari Rp2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp4 triliun per bulan. Selain itu, proses kredit juga menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya dua minggu menjadi rata-rata dua hari, bahkan lebih cepat.
"Contoh keberhasilan new business model dari transformasi digital yang dilakukan oleh BRI adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink yang volume transaksinya telah menembus Rp1000 triliun tahun lalu”, jelasnya.
Selain dengan BRISPOT, akselerasi kinerja BRI saat pandemi juga ditopang oleh BRImo. Super Apps milik BRI tersebut mampu mencatatkan pertumbuhan signifikan selama pandemi. Hingga akhir Agustus 2022 tercatat pemakai BRImo telah mencapai 20,2 juta pengguna dengan volume transaksi mencapai Rp1567 triliun.
Implementasi AKHLAK
Pada pertengahan 2020, BRI telah melakukan transformasi dari sisi culture. Perseroan melakukan penyesuaian core value guna meningkatkan mutu SDM. Pengimplementasian dan penyelarasan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dilakukan.
"Hasilnya dapat dirasakan bahwa saat ini seluruh insan BRIlian (Pekerja BRI) menyadari peran pentingnya untuk memberikan makna bagi Indonesia, baik melalui economic value maupun social value,” jelas Sunarso.
Bagi Sunarso, transformasi culture dilakukan untuk menciptakan Performance Driven Culture. Maksudnya, budaya berbasis kinerja yang dibangun dengan Performance Management System dan Management Information System yang didukung oleh data yang valid dan akurat.
“Dengan sistem tersebut maka setiap individu akan mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Tugas perusahaan adalah menyiapkan “lapangan” atau kompetisi yang sehat, menyediakan aturan main berkompetisi (sistem), menyiapkan score board (Performance Management System), dan pada akhirnya menyediakan rewards," jelasnya.
"Dengan begitu masing-masing individu dapat mengeluarkan potensi terbaiknya yang dikolaborasikan dengan KPI yang orkestratif sehingga menjadi potensi terbaik perusahaan," tegas Sunarso.
Transformasi yang dilakukan oleh BRI, baik dalam sisi digital dan culture, diharapkan mampu memberikan peran dan kontribusi yang vital terhadap pemulihan perekonomian di tengah kebangkitan ekonomi nasional.
(*)
Advertisement