Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan belum mendapatkan informasi rincian kehadiran pimpinan Rusia dan Ukraina di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Nusa Dua Bali 15-16 November 2022.
"Belum (ada informasi mengenai kehadiran Rusia dan Ukraina di KTT G20)," kata Luhut kepada awak media, di JCC Senayan, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskyy diperkirakan akan menghadiri KTT G20 pada tahun ini yang diselenggarakan di Indonesia.
Advertisement
Dilansir National News, pada Minggu 9 Oktober 2022, jika keduanya melakukan perjalanan ke Bali bulan depan, itu akan menjadi pertama kalinya mereka berada dalam satu pertemuan bersama sejak perang antara kedua negara dimulai pada Februari.
Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis menyatakan harapannya bahwa mereka akan hadir namun juga mengatakan: “Situasinya tidak mudah karena perang Ukraina-Rusia.”
Bagis mengatakan persiapan logistik untuk menjamu kedua presiden sudah berlangsung.
“Kami sedang memutuskan hotel mana yang akan menempatkan mereka satu untuk Tuan Putin dan satu untuk Tuan Zelenskyy,” katanya, mengacu pada kebutuhan untuk menghindari ketegangan jika menempatkan mereka terlalu berdekatan.
“Indonesia berbeda dengan negara lain,” katanya.
“Semuanya damai di negara saya.”
Sementara Gedung Putih mengatakan bahwa jika Putin hadir, Zelenskyy juga harus berpartisipasi.
Pada hari Kamis, Presiden AS Joe Biden tidak mengesampingkan pertemuan dengan Putin selama KTT G20.
Penyelenggaraan KTT G20
KTT G20 sebagai forum multilateral, diharapkan dapat mempertemukan para pemimpin dari 20 ekonomi terbesar dunia serta negara-negara tamu seperti UEA dan Ukraina.
“Ukraina bukan bagian dari G20, tetapi kami tetap mengundang mereka, karena kami mengundang UEA karena hubungan khusus kami dengan UEA,” kata Bagis.
Menurutnya, isu perdamaian akan menempati peringkat tinggi dalam agenda diskusi, bersama dengan kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan.
“Kami ingin menjadikan G20 sebagai platform untuk perdamaian, bukan konflik,” kata Bagis di kantornya di Abu Dhabi.
Kehadiran Putin dan Zelenskyy, yang telah menggunakan forum global untuk meminta dukungan untuk mengakhiri konflik, akan menjadi hasil dari upaya diplomasi ulang-alik Presiden Indonesia Joko Widodo di Ukraina dan Rusia pada Juni tahun ini, dalam perjalanan ke mengunjungi UEA, kata Bagis.
Advertisement
Jokowi Desak Perdamaian
Sementara itu, Jokowi, sebagai ketua negara-negara G20 tahun ini, ingin mendesak kedua belah pihak untuk menyetujui gencatan senjata dan membuka kembali jalur ekspor biji-bijian untuk memastikan ketahanan pangan.
"Kesepakatan nuklir Iran dan perang saudara di Suriah tidak mungkin menjadi bagian dari pembicaraan di KTT," kata Bagis.