Sukses

Ikuti Jejak Freeport, DPR Dukung Pemerintah Kuasai Saham Vale Indonesia

Sampai saat ini Pemerintah Indonesia masih belum menjadi pemegang saham mayoritas PT Vale Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) kembali menegaskan jika PT Freeport Indonesia kini sudah menjadi milik Indonesia. Hal tersebut diungkapkan dalam sambutannya Presiden Jokowi pada pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI)

"Bahwa Freeport sekarang ini mayoritas sudah milik Indonesia. Bukan milik perusahaan AS lagi. Karena sebelumnya kita hanya diberi 9,3 persen.Tiga tahun kami bernegosiasi sangat alot sekali. Dan kita sekarang sudah memegang saham mayoritas 51 persen," kata Jokowi saat membuka Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI) di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022) lalu.

Ungkapan Jokowi tersebut mendapat apresiasi dan tanggapan positif dari pimpinan Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi. Dia berharap kebijakan tersebut dilanjutkan kepada PT. Vale Indonesia, yang sampai saat ini Pemerintah Indonesia masih belum menjadi pemegang saham mayoritas.

"Akuisi saham Freeport oleh Pemerintah sehingga menjadi pemegang saham mayoritas adalah prestasi luar biasa yang telah dilakukan presiden Jokowi, dan ini akan menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia. Komitmen presiden Jokowi terhadap pasal 33 dalam UUD 1945 tidak diragukan lagi. Dan kami mendorong pemerintah untuk melakukan hal yang sama terhadap PT. Vale Indonesia yang hingga saat ini penguasaan Negara masih minoritas hanya sebesar 20 persen sangat jauh untuk menjadi mayoritas," ungkap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI tersebut.

"Komisi VII saat ini melalui Panja Vale sedang mendalami dan mengevaluasi kemanfaataan keberadaannya bagi bangsa Indonesia sejak keberadaannya tahun 1968 atau lebih dari setengah Abad," ucapnya

 

2 dari 4 halaman

Nikel

Menurut dia, saat ini nikel merupakan komoditas unggulan yang dapat menjadi salah satu penopang utama sumber pendapatan Negara.

"Penguasaan Negara atas PT. Vale Indonesia sudah seharusnya dilakukan sesuai amanat pasal 33 UUD 1945. Dan kami mendorong Pemerintah untuk merevisi PP 77 Tahun 2014 yang diterbitkan diakhir masa jabatan presiden SBY yang mengatur skema divestasi" kata politisi Gerindra tersebut

"Kami yakin Presiden Jokowi memiliki semangat yang sama seperti saat melakukan akusisi freeport dan Blok Rokan, karena amanat undang undang dasar mewajibkan seluruh potensi sumber daya alam yang ada di NKRI harus dikuasai Negara. Sudah 54 tahun sumber daya alam kita di Sulawesi dikelola Asing melalui PT Vale dan sampai saat ini minimnya penguasaan pemerintah dalam corporasi tersebut," tutup dia.

3 dari 4 halaman

Vale Indonesia Garap Mega Proyek Rp 128 Triliun di Sulawesi

PT Vale Indonesia Tbk atau disebut Vale tengah garap proyek tiga proyek pengembangan di Sulawesi. Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Bernardus Irmanto menyebutkan, nilai investasi dari tiga proyek tersebut mencapai USD 8,6 miliar atau sekitar Rp 128,2 triliun (kurs Rp 14.906 per USD).

“Tiga proyek pengembangan PT Vale dengan total nilai investasi lebih dari USD 8 miliar, ini akan dieksekusi bersama dengan partner,” kata pria yang akrab disapa Anto itu dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Tiga proyek itu antara lain, proyek Bahodopi dengan investasi sebesar USD 2,5 miliar yang akan dialokasikan untuk tambang dan pabrik. Kapasitas produksi dari proyek ini diperkirakan mencapai 73—80 kilo ton nikel dalam feronikel, ditargetkan mulai dieksekusi tahun ini dan rampung pada 2025.

Proyek ini digarap perseroan bersama Taiyuan Iron & Steel (Group) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) usai penandatanganan perjanjian yang dilakukan para pihak pada 6 September 2022. Para pihak akan membentuk usaha patungan (joint venture) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.

Mula-mula, Tisco dan Xinhai akan membentuk usaha patungan. Entitas JV milik Tisco dan Xinhai itu kemudian membentuk JV baru bersama PT Vale dengan target kepemilikan Vale sebesar 49 persen, sisanya 51 persen dimiliki oleh JV milik Tisco dan Xinha.

Selanjutnya proyek Sorowako, berupa pengembangan smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).

4 dari 4 halaman

Proyek Sorowako

Pabrik HPAL bar ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP.

Total investasi senilai USD 2 miliar. Perseroan telah menyepakati kerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou) untuk proyek ini.

“Estimasi proyek kami perkirakan bisa dieksekusi mulai 2023 dan akan selesai pada 2026,” imbuh Anto.

Perseroan berencana untuk genggam 30 persen kepemilikan dari perusahaan patungan itu. Sementara sisanya akan dimiliki oleh Huayou atau entitas lain yang mungkin akan bergabung di kemudian hari.

Dengan mitra yang sama, perseroan juga akan membangun fasilitas pengolahan di Pomalaa. Pabrik yang dibangun akan menggunakan teknologi HPAL dengan kapasitas produksi tahunan 120.000 ton Nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MSP). Nilai investasi untuk proyek ini adalah sebesar USD 4,5 miliar dan ditargetkan rampung pada 2025.

Pada 21 Juli lalu, perseroan mengumumkan Ford Motor Co. bergabung ke Proyek Pomalaa. Sehingga target susunan pemegang saham akhir adalah PT Vale 30 persen, Huayou 53 persen dan Ford 17 persen.