Sukses

Harga Emas Dunia Menukik Tajam Menuju Level Terburuk dalam 2 Bulan

Harga emas turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat dan menuju minggu terburuk sejak pertengahan Agustus 2022 lalu.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat dan menuju minggu terburuk sejak pertengahan Agustus 2022 lalu.

Harga emas dunia terseret ke level lebih rendah akibat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dan kekhawatiran bank sentral AS, Federal Reserve yang akan bertahan dengan kenaikan suku bunga tajam demi mengekang laju inflasi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (15/10/2022), harga emas di pasar spot telah turun 1,3 persen menjadi USD 1.643,90 per ounce, turun sekitar 2,9 persen sejauh minggu ini. 

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap turun 1,6 persen ke level USD 1.649,50.

Kurs Dolar AS naik lebih dari 0,6 persen terhadap mata uang pesaingnya, membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Harga emas semakin berkorelasi dengan pergerakan dolar dan bisa jatuh ke level USD 1.600 per ounce, kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Data pada hari Kamis menunjukkan harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September, memberikan amunisi kepada The Fed untuk memberikan kenaikan suku bunga besar lainnya, dan akibatnya menyiapkan apa yang bisa menjadi minggu terburuk emas dalam hampir dua bulan.

Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang mendorong imbal hasil obligasi, meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inflasi

Bullion turun sebanyak 1,8 persen pada hari Kamis sebelum pulih untuk mengakhiri sesi 0,4 persen lebih rendah karena dolar melemah setelah awalnya melonjak mengikuti laporan inflasi.

“Rebound sebesar itu (untuk emas) setelah laporan inflasi itu aneh untuk sedikitnya,” kata Analis Pasar Senior OANDA, Craig Erlam.

“Harga emas bergerak lebih rendah lagi hari ini lebih sejalan dengan apa yang kami pelajari dari data," lanjut dia.

Benchmark Imbal hasil Treasury 10-tahun AS menguat, lebih lanjut membebani emas.

Di tempat lain, harga perak turun 3,5 persen menjadi USD 18,22 per ounce, dan menjadi penurunan mingguan terbesar sejak September 2020.

Sementara itu, harga platinum turun 0,3 persen menjadi USD 893,99 per ounce dan harga paladium turun 4,9 persen menjadi USD 2.003,38. Keduanya tetap di jalur untuk penurunan mingguan. 

3 dari 4 halaman

Harga Emas Hari Ini di Pasar Global Melesu, Posisinya di Level USD 1.673

Harga logam mulia sedikit kehilangan kemilaunya. Harga emas hari ini dan perak sedikit lebih rendah meski telah membuat rebound yang solid dari kerugian sebelumnya menyusul laporan inflasi AS dan lainnya.

Indeks Dolar AS yang turun dan harga minyak mentah yang lebih tinggi mendukung kenaikan pasar logam mulia. Namun, kenaikan imbal hasil Treasury AS masih membuat pembeli emas dan perak khawatir.

Melansir laman Kitco, Jumat (14/10/202), harga emas Desember terakhir turun USD 4,30 ke posisi USD 1.673,30 dan perak turun USD 0,093 menjadi USD 18,845 untuk perdagangan Desember.

Laporan indeks harga konsumen AS yang sangat diantisipasi di bulan September menunjukkan kenaikan 0,4 persen dari Agustus, bahkan sedikit di atas perkiraan kenaikan 0,3 persen. Sementara secara tahunan, CPI naik 8,2 persen.

Bahkan menurut laporan, CPI diperkirakan akan naik 8,1 persen secara tahun ke tahun, menyusul kenaikan 8,3 persen pada Agustus.

Pada hari Rabu, indeks harga produsen panas AS di September, naik 8,5 persen secara tahun ke tahun.

Pejabat Federal Reserve AS baru-baru ini menegaskan kembali sikap agresif mereka terhadap kebijakan moneter, yang telah membuat pasar tidak nyaman, karena takut akan resesi AS dan/atau global yang tertunda.

Namun Laporan CPI menunjukkan The Fed benar mengenai keyakinannya bahwa inflasi masih belum terkendali.

4 dari 4 halaman

Kondisi Pasar Global

Pasar saham global bergerak beragam hingga melemah kemarun. Indeks saham AS menguat pada tengah hari setelah turun tajam setelah laporan IHK kelur.

Sebelum data CPI, selera risiko di pasar umum telah meningkat. Ini setelah ada laporan bahwa pemerintah Inggris akan membatalkan rencana pengenaan pajak dan pengeluaran kontroversial yang telah mengguncang pasar keuangan selama dua minggu terakhir. Pound Inggris menguat dan imbal hasil obligasi Inggris jatuh di tengah berita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.