Sukses

Ekspor Indonesia Naik Tembus USD 24,80 Miliar di September 2022

Adapun yang mendorong kinerja ekspor Indonesia di September 2022 dari sisi komoditas adalah pertambangan.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor Indonesia pada September 2022 naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai ekspor di bulan September 2022 mencapai USD 24,80 miliar, tumbuh 20,28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

"Ekspor mencapai USD 24,80 miliar pada September 2022," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (17/10/2022).

Baik komoditas migas dan non migas juga sama-sama mengalami peningkatan. Masing-masing tumbuh 41,80 persen (yoy) untuk migas dan 19,26 persen (yoy) untuk non migas.

Adapun yang mendorong kinerja ekspor dari sisi komoditas adalah pertambangan yang tumbuh 61,83 persen menjadi USD 6,10 miliar (yoy).

Kemudian  ekspor minyak dan gas secara tahunan juga tumbuh sebesar 41,80 persen menjadi USD 1,33 miliar (yoy). Selain itu, industri pengolahan yang tumbuh moderat sebesar 9,33 persen menjadi USD 16,96 miliar.

Turun Secara Bulanan

Sedangkan secara bulanan, ekspor September 2022 turun dibandingkan dengan kinerja di bulan Agustus 2022.

Nilai ekspor di bulan September tercatat hanya USD 24,80 miliar atau setara Rp 384,19 triliun. Sedangkan di bulan Agustus lalu mencapai USD 27,86 miliar atau setara 431,73 triliun.

"Secara month to month (mtm) nilai ekspor September ini USD 24,80 miliar atau turun 10,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya," jelas Setianto.

Penurunan kinerja ekspor ini disebabkan turunnya penjualan komoditas minyak bumi dan gas (migas) sebesar 221,41 persen dan non migas sebesar 10,31 persen.

Penurunan kinerja ekspor komoditas migas didorong perubahan nilai ekspor gas yang turun hingga 22,06 persen (mtm). Tak hanya itu volume ekspornya pun turun hingga 12,26 persen (mtm).

Begitu juga dengan hasil minyak yang nilai ekspornya turun 35,43 persen (mtm)dan volumenya turun hingga 21,40 persen (mtm).

Dari sisi komoditas non migas, BPS mencatat terjadi penurunan peran komoditas lemak dan lemak hewan atau nabati sebesar 31,91 persen (mtm).

Penurunan juga pada komoditas pakaian dan aksesorisnya hingga 30,75 persen (mtm). Termasuk kinerja penjualan besi dan baja yang turunnya hingga 5,87 persen (mtm).

"September secara month to month (mtm) secara sektoral ini seluruh sektor mengalami penurunan kecuali pertambangan yang mengalami peningkatan," kata dia.

 

 

Reporter:Anisyah Al Faqir 

Sumber: Merdeka.com

Â