Sukses

Belum Ada Aturan Khusus, Operasional Bank Digital Masih Mengacu POJK Nomor 13 Tahun 2022

Bank Digital adalah Bank Berbadan Hukum Indonesia (BHI) yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha terutama melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik.

Liputan6.com, Jakarta - a Pasca pandemi Covid-19 marak bermunculan bank digital di Indonesia. Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kalau aturan khusus mengenai bank digital belum ditentukan.

Dengan begitu, aturan pelaksanaan bank digital di Indonesia masih mengacu ke aturan soal layanan digital perbankan. Artinya, klasifikasi bank digital masih masuk pada kategori layanan perbankan digital dari bank konvensional.

Kepala Departemen Pengawasan Bank 2 OJK Defri Andri mengatakan, aturan soal layanan digital bank masing mengacu ke POJK Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum.

"Ya (itu) aplikasi, itu artinya produk bank biasa, jadi istilahnya bukan bank digital tapi produknya yang produk digital. Layanan perbankan digital,” kata Defri saat ditemui di Wisma Mulia II Jakarta, Senin (17/10/2022).

Beleid ini mengarah pada peraturan untuk produk-produk yang dihasilkan oleh bank umum atau bank konvensional. Bank digital menjadi salah satu aspek dalam lingkup layanan perbankan digital dalam beleid itu.

“Ada (regulasinya), bukan bank digital tapi produk dan aktivitas bank POJK 13 2021,” ungkapnya.

Mengacu POJK nomor 13 tahun 2021 menitikberatkan pada penguatan dalam perizinan dan penyelenggaraan produk bank dari semula menggunakan pendekatan modal inti (capital-based approval) menjadi pendekatan berbasis risiko (risk-based approval).

Aturan ini juga menyasar sisi akselerasi transformasi digital yang memberikan ruang kepada bank untuk lebih inovatif dalam menerbitkan produk dan layanan digital tanpa mengabaikan aspek prudensial.

Selain POJK 13/2021, POJK 12/2021 juga menyebut soal bank digital. Di sana disebut, Bank Digital adalah Bank Berbadan Hukum Indonesia (BHI) yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha terutama melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat, atau menggunan kantor fisik yang terbatas.

Bank Digital juga dapat beroperasi melalui pendirian bank BHI baru sebagai bank digital atau transformasi bank BHI (eksisting) menjadi bank digital.

 

2 dari 4 halaman

Negara yang Sudah Punya

Lebih lanjut, Defri mengatakan kalau sebetulnya sudah ada negara yang mengatur secara khusus adanya bank digita. Salah satu aturan yang dimuat adalah syarat pendirian bank digital soal besaran modal inti.

“Singapura dan Hong Kong dia punya (aturan) bank digital sendiri namanya. Di Singapura dan hongkong itu ada. Kalo kita gak ada perbedaan,” bebernya.

Selanjutnya, Defri belum berkomentar banyak soal rencana regulasi perizinan jasa keuangan kedepannya. Misalnya soal rencana mengatur secara khusus bank digital.

“Iya hanya ada di Singapura dan hongkong. Kalo nggak salah mereka mengatur modalnya minimal harus berapa. Indonesia enggak. Kan udah keluar tahun kemarin (POJK 13/2021), kecuali berubah lagi. Masa tahun kemarin baru keluar, udah berubah lagi,” tutupnya.

 

3 dari 4 halaman

Bank Mayora jadi Bank Digital

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menjalankan proses transformasi bisnis. Langkah ini telah dimulai sejak beberapa tahun lalu.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo memandang kalau transformasi bisnis BNI berhasil membawa perseroan bangkit dari pandemi Covid-19. Bahkan, turut berupaya mengembangkan bank digital dengan mengakuisi Bank Mayora pada Mei 2022.

Rencananya Bank Mayora akan ditransformasi menjadi Bank Digital dengan fokus utama pada segmen UKM. Ini merupakan segmen yang berbeda dengan bank digital yang telah ada saat ini.

"Kolaborasi antara group usaha Mayora sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good terbesar di Indonesia dengan BNI sebagai salah satu preferred bank di Indonesia akan menjadi salah satu keunggulan dari Bank Digital ini nantinya" ujar Okki dalam keterangannya, Minggu (16/10/2022).

Dia mengakui kondisi ekonomi ke depan masih cukup menantang dengan beberapa isu seperti perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada perekonomian dunia dan Indonesia. Terlebih, banyak negara kini dihadapkan pada risiko inflasi lebih tinggi sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Namun, sebagai bank milik pemerintah yang proaktif melakukan transformasi BNI tentunya tidak sekadar mengikuti arus. Tapi proaktif mencari ceruk pertumbuhan baru melalui Journey transformasi perusahaan.

Transformasi ke depan meliputi perbaikan end-to-end credit proses, crosss selling dan up selling nasabah Segmen Korporasi, peluncuran SMExporter HUB, pengelolaan Loan at Risk (LaR), solusi bisnis untuk klaster kelembagaan terpilih, dan lainnya.

"Journey transformasi perusahaan BNI ini telah dimulai sejak 2021, dan masih berlanjut hingga tahun ini. Kami harap upaya ini dapat semakin memperkuat kinerja pemulihan ekonomi." katanya.

 

4 dari 4 halaman

Strategi Bank Raya

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) memaparkan strategi menghadapi persaingan bank digital. Direktur Digital dan Operasional Bank Raya, Bhimo Wikan Hantoro menuturkan, pihaknya memaksimalkan ekosistem yang sudah dibangun selama 1,5 tahun dalam proses transformasi, serta memanfaatkan ekosistem yang telah dibangun bersama dengan induk Bank Raya Indonesia, yakni BRI.

"Kita punya visi dan misi untuk mempertajam penetrasi kita dengan pekerja, kerja sama dengan ekosistem fintech di Indonesia, maka dari itu memang kita berbicara tentang eksekusi pada tahun ini dan tahun-tahun ke depan, kita mendapatkan akses ke pembiayaan agen brilink, kita juga telah bekerja sama dengan platform digital BRI (BRImo) untuk membuka rekening," kata Bhimo dalam konferensi pers RUPSLB Bank Raya, Kamis (29/9/2022).

Bhimo juga mengaku, pihaknya sudah memiliki hubungan yang baik dengan fintech. Hal itu tercermin dari kinerja digital lending yang mengalami peningkatan 300 persen secara tahunan atau Rp 652 miliar.

"Kita sudah memiliki hubungan yang baik dengan fintech dan tercermin dengan performance digital lending yang tercatat bertumbuh 300 persen secara yoy sebesar Rp 652 miliar," tutur dia.

Ia menambahkan, begitu juga dengan akuisisi number of account customer juga secara digital O2O.

"Di mana kita memanfaatkan jaringan yang sudah kita punya untuk literasi dan juga melakukan akuisisi untuk customer baru kita dan saat ini sudah mencapai sekitar 350 ribu new account dalam beberapa bulan terakhir," kata dia.