Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memberikan perhatian terhadap pemulihan industri penerbangan tanah air. Langkah ini diganjar apresiasi dari organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO).
Aprediasi ini muncul dalam kegiatan Dialog Penerbangan (Aviation Dialogue) bertema “Financial Measures for the Aviation Recovery”, di Nusa Dua Bali,18-19 Oktober 2022. Kegiatan yang digelar Kementerian Perhubungan ini mengundang para pelaku industri penerbangan dunia untuk membahas upaya pemulihan industri penerbangan pascapandemi Covid-19.
Baca Juga
“Hal ini yang membuat saya datang ke sini. Bahwa peran Indonesia untuk membawa isu penerbangan menjadi perhatian dalam kepemimpinan Indonesia pada G20,” ujar Presiden ICAO Mr. Salvatore Sciacchitano, mengutip keterangan resmi, Selasa (18/10/2022).
Advertisement
Kegiatan yang menjadi side event Presidensi Indonesia di KTT G20 ini dihadiri Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (secara daring), Presiden ICAO Mr. Salvatore Sciacchitano, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Serta dihadiri para pejabat senior dan Menteri Transportasi sejumlah negara seperti: negara anggota ASEAN, Uni Eropa, Amerika Serikat, Italia, Rusia, dan India. Serta dari sejumlah organisasi penerbangan dunia seperti: ICAO, International Air Transport Association (IATA), Aergo Capital, Airbus, Boeing, Airport Council International (ACI), dan perusahaan pembiayaan (leasing) internasional.
Menko Luhut mengatakan, sektor penerbangan menjadi salah satu sektor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya pemulihan industri penerbangan pascapandemi Covid-19.
“Saya mendorong forum ini mendiskusikan peluang dan tantangan yang dihadapi oleh industri penerbangan terkait dengan pembiayaan dan leasing pesawat,” ujar Menko Luhut.
Menko Luhut menekankan empat prioritas utama yang harus dilakukan dalam upaya pemulihan industri penerbangan. Pertama yaitu, mempercepat pemulihan konektivitas udara yang aman dan efisien untuk pariwisata, perdagangan.
Kedua, melakukan pemulihan yang memperhatikan masa depan yang berkelanjutan dan memperhatikan isu lingkungan. Ketiga, mendorong lebih banyak kerja sama antarnegara, lembaga keuangan, dan sektor swasta internasional. Keempat, memanfaatkan digitalisasi dan inovasi teknologi.
Masalah Keuangan
Pada kesempatan yang sama, Menhub menjelaskan, dalam kegiatan ini dilakukan pembahasan secara detail terkait masalah keuangan dan pembiayaan bagi keberlangsungan industri penerbangan.
“Indonesia menjadi salah satu contoh baik bahwa setelah pandemi kita telah melakukan upaya pemulihan industri penerbangan. Kami juga mengundang perusahaan leasing/keuangan agar mereka tahu bahwa saat ini terjadi demand (permintaan) yang meningkat namun di sisi supply nya masih kurang,” ucap Menhub.
Lebih lanjut, Menhub mengapresiasi kehadiran Presiden ICAO untuk memberikan materinya secara langsung tentang bagaimana menghadapi tantangan dan mencari peluang pemulihan industri penerbangan dunia.
Presiden ICAO Mr. Salvatore Sciacchitano mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 untuk industri penerbangan sangat luar biasa. Sebelum pandemi, ada sekitar 4,5 miliar penumpang per tahun yang melakukan perjalanan dengan pesawat, dan pada saat pandemi turun sekitar 60 persen.
“Di negara lain banyak maskapai yang tutup, tetapi pemerintah Indonesia di sini memberikan dukungan penuh dan hadir dalam mengupayakan pemulihan,” ucapnya.
Advertisement
Sambut Baik Kerja Sama ASEAN-Uni Eropa
Salvatore juga menyambut baik disepakatinya perjanjian hubungan udara yang lebih komprehensif antara ASEAN dengan Uni Eropa, yang akan membantu mempercepat upaya pemulihan industri penerbangan di kedua kawasan regional maupun secara global.
“Dalam pengalaman di Eropa, liberalisasi di dunia penerbangan akan membuka peluang dan persaingan yang semakin kompetitif,” ujarnya.
Di sela-sela kegiatan Aviation Dialogue, Menhub dan Presiden ICAO menandatangani MoU kerja sama pemberian bantuan pelatihan kepada negara-negara lain yang membutuhkan peningkatan kualitas SDM di bidang penerbangan. Kemenhub dan ICAO menyepakati memperpanjang/melanjutkan program ini hingga 2026.
Ini merupakan komitmen bersama ICAO untuk menjalankan program “No Country Left Behind/Tidak ada negara yang tertinggal” untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan.
Selain itu, Menhub juga menyaksikan penandatanganan MoU antara Kepala BPSDM dengan Sekjen ACI (Airports Council International) tentang peningkatan SDM Bandara di Indonesia dan MoU antara Dirut AirNav dan Sekjen IATA serta Dirut AirNav dan CEO Boeing di bidang navigasi penerbangan.
Perjanjian ASEAN-Uni Eropa
Pertemuan tingkat Menteri Transportasi se-ASEAN menghasilkan kesepakatan strategis. Salah satunya perjanjian hubungan udara antara ASEAN dan Uni Eropa.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembahasan mengenai hal ini sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu. Tapi, berhasil menghasilkan perjanjian ketika Indonesia menjadi tuan rumah 28th ASEAN Transport Ministers Meeting.
“Perjanjian yang sudah dibahas sejak kurang lebih 9 atau 10 tahun yang lalu, Alhamdulillah hari ini bisa disepakati ketika Indonesia menjadi tuan rumah,” ujar Menhub Budi usai memimpin pertemuan, di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
Perjanjian hubungan udara ASEAN-Uni Eropa atau ASEAN-European Union Comprehensive Air Transport Agreement (CATA), menjadi perjanjian hubungan udara antar regional pertama di dunia dan menjadi tonggak sejarah penerbangan dunia. Sebab, kesepakatan tidak hanya tentang pertukaran hak angkut lalu lintas antara kedua regional.
Tetapi juga kerja sama yang lebih komprehensif terkait keselamatan dan keamanan penerbangan, manajemen lalu lintas udara, perlindungan konsumen, serta isu sosial dan lingkungan. Kesepakatan ini juga menandai peringatan 45 tahun hubungan kerja sama ASEAN-Uni Eropa.
Kedua kawasan regional ASEAN dan Uni Eropa, memiliki total 37 negara, dimana ASEAN memiliki 10 negara anggota dan Uni Eropa memiliki 27 negara anggota. Dengan adanya kesepakatan ini diharapkan akan semakin memperkuat kemitraan strategis ASEAN-Uni Eropa, meningkatkan layanan penerbangan, serta mendukung keberlanjutan pertumbuhan industri penerbangan secara global.
Advertisement