Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022. Kepala negara menyinggung, di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat krisis, kerja keras dan mendetil dibutuhkan demi menjaga negara tetap stabil.
“Dalam kondisi yang sangat-sangat sulit seperti ini, kerja keras adalah kuncinya. Kita tidak bisa lagi, saya ulang-ulang sampaikan, tidak bisa lagi kerja hanya makronya saja, enggak! Kerja mikronya juga masih belum cukup!,” kata Jokowiseperti dikutip dari siaran daring, Rabu (19/10/2022).
Baca Juga
Jokowi mendorong, model kerja yang harus lebih mendetil dengan melihat satu per satu, dikejar dan diselesaikan. Menurut dia, model kerja yang demikian tengah dilakukan oleh pemerintah saat ini.
Advertisement
“Tidak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset. Pak saya sudah kerja, mikronya juga sudah kerja. Tidak mungkin hanya makro dan mikro, harus kerja lebih detil lagi!,” minta Jokowi.
Presiden lalu menjelaskan, bagaimana Indonesia bisa mengendalikan pertumbuhan inflasinya di tengah krisis. Sebab, saat negara lain mengatasinya dengan hanya menggerakan bank sentral melalui peningkatkan suku bunga, Indonesia tidak hanya itu.
Indonesia juga menyasar harga di pasar-pasar untuk diselesaikan dengan menggunakan APBD ongkos transportasi dari produsen ke pasar, dari produsen ke konsumen.
“jadi dua-duanya bergerak bersama. Otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak,” Jokowi memungkasi.
Jokowi: Indonesia jadi Titik Terang di Tengah Kesuraman Ekonomi Dunia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III 2022 bakal bertahan di atas angka 5 persen. Itu diutarakannya saat menghadiri acara pembukaan Trade Expo Indonesia 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).
"Sekali lagi, kita masih bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di 5,44 persen. Saya masih yakin, di kuartal 3 ini kita masih tumbuh di atas 5 persen, atau di atas 5,4 persen," ujar Jokowi.
Keyakinan itu diperkuat oleh pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva yang sempat melancong ke Indonesia beberapa waktu lalu.
"Minggu lalu, Managing Director IMF mengatakan, Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita loh, Kristalina langsung," kata Jokowi.
Menurut dia, itu membuktikan kepercayaan publik dunia terhadap ekonomi Indonesia yang tinggi, di kala banyak negara dunia justru harus berhadapan dengan situasi krisis moneter.
Advertisement
16 Negara Sudah Jadi Pasien IMF
"Sehingga trust kepercayaan global kepada kita akan semakin baik. Karena kita memang harus hati-hati. Tiga hari lalu saya telepon Kristalina, ada 16 negara sudah menjadi pasien IMF, 28 negara antre di depan pintu IMF," bebernya.
Optimisme lainnya, Jokowi pun bersyukur neraca dagang Indonesia masih mencatat surplus 29 bulan beruntun, plus angka keyakinan konsumen dalam negeri yang terus menguat.
"Semua masih pada kondisi baik-baik. Tapi sekali lagi, kerja keras adalah kuncinya. Kita tidak bisa lagi hanya kerja makronya saja. Kerja mikronya juga belum cukup. Kerja sekarang harus lebih detil, dan diselesaikan. Itu lah pekerjaan yang dilakukan pemerintah saat ini," tuturnya.