Sukses

WeLab Janji Bank Jasa Jakarta Bakal Jadi Pesaing Berat Bank Jago

Perusahaan fintech asal Hong Kong, WeLab mengungkapkan akan menghadirkan bank digitalnya di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan fintech asal Hong Kong, WeLab mengungkapkan berencana membawa produk bank digital ke negara lain dimulai dari Indonesia. 

Sebagai langkah awal, WeLab mengakuisisi Bank Jasa Jakarta (BJJ) bersama grup usaha Jardine Matheson, Astra International yang berbasis di Hong Kong pada awal September 2022.

Langkah ini menandai usaha bersama fintech Hong Kong dengan Astra, setelah WeLab mengakuisisi saham pengendali di BJJ senilai USD 240 juta pada Desember 2021.

"Di Indonesia, strategi kami adalah inklusi keuangan. Kami sebenarnya dapat menawarkan akun kepada orang-orang yang belum pernah memiliki akun (bank)," kata CEO WeLab Simon Loong, dikutip dari laman Forbes, Rabu (19/10/2022).

“Investasi di BJJ sejalan dengan aspirasi Astra di pilar jasa keuangan untuk menjadi penyedia jasa keuangan ritel terkemuka di Indonesia dan mendukung pertumbuhan industri jasa keuangan serta perekonomian Indonesia," kata Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro, dalam pernyataannya tentang akuisisi tersebut.

Loong mengatakan, generasi muda negara merupakan salah satu faktor dalam memperluas bisnis bank digital ke Indonesia, di mana dua pertiga populasi Indonesia adalah orang dewasa di bawah usia 41 tahun.

"Generasi muda akan beralih dari uang tunai ke dompet digital, ke perbankan digital, di mana mereka dapat memenuhi kebutuhan yang lebih holistik dan komprehensif" ujarnya. 

Namun, WeLab tentunya akan menghadapi persaingan ketat dengan bank digital lokal di Indonesia.

Seperti diketahui, berbagai startup lokal telah meluncurkan bank digital di Indonesia selama dua tahun terakhir. Salah satunya adalah Bank Jago, yang didukung GoTo merilis aplikasi perbankan serba digitalnya bulan April lalu, setelah menjadi bank digital pertama di Tanah Air. 

Tetapi Loong masih optimis untuk membawa aplikasi bank digital ke Indonesia, yang rencananya bakal diluncurkan tahun depan. 

"Kami cukup antusias dengan situasi di pasar, dan kami merasa bahwa kami kompetitif karena WeLab Bank di Hong Kong telah membangun banyak produk," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

WeLab Bakal Jajaki Pasar Asia Tenggara

Selain Indonesia, WeLab juga berencana untuk memasuki pasar Thailand, Filipina dan Vietnam. Namun, perusahaan fintech itu belum mengungkapkan waktu dilakukannya langkah tersebut.

Sementara itu, Loong mengatakan perusahaan akan melanjutkan bisnisnya di Hong Kong dan China, sambil mengambil pelajaran yang dapat diterapkan ke Indonesia dan pasar masa depan.

"Teknologinya, pengetahuannya… Saya tahu kita akan belajar banyak, dan membuat banyak kesalahan," kata Loong. 

"(Masuk ke) Indonesia adalah tentang menciptakan peluang bagi kita untuk memanfaatkan, 'bagaimana menjadi lebih pintar di lain waktu.' Jadi, jangan membuat kesalahan yang sama lagi," bebernya.

WeLab adalah satu dari banyak perusahaan asing terbaru yang masuk ke Indonesia. Bank asal Inggris, Standard Chartered, bekerja sama dengan perusahaan e-commerce Indonesia Bukalapak, meluncurkan bank digital BukaTabungan bulan lalu.

Adapun Line Bank, layanan perbankan dari aplikasi obrolan yang berbasis di Jepang, Line – didukung oleh raksasa internet Korea Naver dan raksasa teknologi Jepang SoftBank – meluncurkan aplikasi perbankan digital di Indonesia pada Juni 2021 lalu.

3 dari 3 halaman

Sekilas Tentang WeLab

Didirikan pada tahun 2013, WeLab telah mengumpulkan suntikan dana sebesar USD 900 juta dari perusahaan-perusahaan ternama seperti Allianz, China Construction Bank, International Finance Corporation, Sequoia Capital dan TOM Group milik miliarder Hong Kong Li Ka-shing.

WeLab menjadi unicorn – sebuah startup dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar – setelah putaran pendanaan USD 220 juta pada tahun 2017; tetapi perusahaan menolak untuk mengungkapkan penilaian saat ini.

Kemudian pada tahun 2020, WeLab meluncurkan aplikasi perbankannya di Hong Kong selama musim panas.

Dengan layanan yang mencakup deposito berjangka dan penasihat kekayaan digital, bank telah melewati ketidakpastian Covid-19 dengan mengumpulkan total 500.000 pengguna di Hong Kong, termasuk pengguna untuk platform WeLend.