Liputan6.com, Jakarta PT Pembangunan Perumahan atau PP (Persero) Tbk terus berupaya menyelesaikan proyek pengerukan alur dan kolam pelabuhan Benoa, di Provinsi Bali. Proyek ini bagian dari pengembangan mega proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).
Project Manager Pelabuhan Benoa PT PP (Persero) Setyo Budiyanto mengatakan, saat ini progres penyelesaian proyek pengerukan alur dan kolam pelabuhan Benoa baru mencapai 43,7 persen.
"Adapun, terget penyelesaian proyek di Maret 2023," kata Budiyanto saat meninjau lokasi proyek di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (20/10).
Advertisement
Senior Vice President Corporate Secretary PT PP (Persero) Bakhtiyar Effendi menambahkan, total anggaran proyek pengerukan alur dan kolam pelabuhan Benoa mencapai Rp 552,7 miliar. Keseluruhan dana sendiri berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021 lalu.
Secara umum, Proyek ini terdiri dari Pekerjaan Retaining Wall ± 684 meter dan Pekerjaan Pengerukan 2.940.000 m3. Direncanakan Pelabuhan Benoa akan menjadi destinasi wisata dan tempat bersandarnya kapal – kapal yacht.
Untuk menjaga ekosistem lingkungan sekitar, PT PP Persero melakukan monitoring lingkungan yang dilakukan adalah survey kebisingan, surveykualitas udara, dan survey kualitas air selama proyek berlangsung.
Selain itu, pada area terumbu karang yang terdampak oleh Pekerjaan Pengerukan di alur masuk Pelabuhan Benoa sehingga perlu dilakukan Relokasi. Tahapan pelaksanaannya adalah pemindahan terumbu karang dan pemeliharaan selama umur proyek berlangsung.
Pengembangan Pelabuhan Benoa Rampung Tahun 2023
Sebelumnya, pengembangan Pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) dijadwalkan sepenuhnya rampung pada pertengahan tahun 2023. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III Boy Robyanto sebagai pengelola Pelabuhan Benoa kepada Gubernur Bali I Wayan Koster, Sabtu (11/09).
Boy menyebut pengembangan Pelabuhan Benoa dilakukan secara bertahap dalam beberapa paket pekerjaan. Menurutnya, hingga saat ini sudah masuk pada paket pekerjaan kelima dari enam belas paket pekerjaan yang direncanakan. Lebih lanjut, disebutkan beberapa pekerjaan sudah mencapai 100 persen.
Lebih lanjut, disebutkan beberapa pekerjaan sudah mencapai 100 persen. Pertama adalah pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 1 yang dilakukan 2019 dan kedua adalah perluasan terminal penumpang kapal laut internasional.
"Pengerukan alur dan kolam pelabuhan dari yang sebelumnya memiliki kedalaman minus 8 meter low water spring (MLWS) menjadi minus 12 MLWS dengan kedalaman tersebut kapal pesiar sepanjang 350 meter dapat bersandar di dermaga Pelabuhan Benoa," katanya.
Sementara itu, terminal penumpang kapal laut internasional dilakukan perluasan dari sebelumnya memiliki luas 1.500 m2 dengan kapasitas 800 penumpang menjadi 5.600 m2 dengan kapasitas 3.000 orang penumpang. Terminal penumpang tersebut digunakan sebagai fasilitas naik dan turun penumpang kapal pesiar yang masuk ke Bali melalui Pelabuhan Benoa.
Advertisement
Kapal Yacht
Tak hanya itu, Pelindo III juga menyiapkan lokasi bagi wisatawan yang datang menggunakan kapal yacht. Saat ini pekerjaan yang sedang berjalan adalah pekerjaan pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas umum penunjang pariwisata termasuk di dalamnya UMKM plaza sudah mencapai 82 persen.
"Pengembangan Pelabuhan Benoa dalam konsep BMTH ini mengedepankan kearifan lokal Bali dan berwawasan lingkungan, dibangun dengan nuansa Bali dan terdapat kawasan hijau," terang Boy.
Gubernur Bali I Wayan Koster memberikan apresiasi atas pengembangan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III. Menurutnya, konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.
Dengan demikian pengembangan Pelabuhan Benoa dapat sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.