Sukses

BTPN Syariah Salurkan Pembiayaan Rp 11,35 Triliun hingga Kuartal III 2022

Pembiayaan BTPN Syariah pada periode sama mencapai Rp 11,35 triliun, tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,21 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) tengah berupaya mewujudkan sharia digital ecosystem for unbanked, termasuk untuk masyarakat pra dan cukup sejahtera. Upaya itu berbuah manis, mendorong kinerja Bank yang positif dan tumbuh berkelanjutan di tengah kondisi yang cukup menantang.

Hingga kuartal ketiga 2022, BTPN Syariah telah mencapai total aset yaitu Rp 20,57 triliun. Pembiayaan pada periode yang sama mencapai Rp 11,35 triliun, tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,21 triliun.

“Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) dibawah ketentuan regulator,” kata Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, Jumat (21/10/2022).

Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 50,4%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 11,87 triliun.

"Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,33 triliun,” beber Fahmy.

Aspirasi ekosistem Digital

Aspirasi ekosistem digital turut membuka akses yang lebih luas lagi sehingga membawa dampak positif berkelanjutan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat inklusi dan komunitasnya.

Untuk mendukung aspirasi tersebut, BTPN Syariah telah melakukan berbagai transformasi. Pertama, melalui akses pembiayaan (access to finance) untuk Mitra Tepat yang merupakan perpanjangan tangan bank. 

Saat ini nasabah dan komunitasnya semakin mudah dalam melakukan transaksi keuangan seperti pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga membeli pulsa dan membayar tagihan. Selain itu aplikasi ini juga dilengkapi fitur biometric yang dibuat sesuai dengan karakter masyarakat inklusi.

 

 

2 dari 4 halaman

Akses

Kedua, akses pengetahuan (access to knowledge). Bank memberikan program pemberdayaan yang semakin inovatif dengan membuka akses digital kepada semua orang yang dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi.

Melalui aplikasi Tepat Daya Platform, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia, telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa di seluruh Indonesia yang terlibat menjadi Sahabat Daya.

Strategi ini dinilai tepat, mengingat generasi Z dan milenial lebih adaptif dengan teknologi. Ketiga, akses persediaan (access to supply) melalui aplikasi Warung Tepat. Bagi nasabah yang sudah melek teknologi, aplikasi ini sangat membantu dalam mendapatkan persediaan barang tanpa harus pergi ke pasar, sehingga semakin mengefektifkan waktu nasabah untuk bisa fokus dalam usahanya sehari-hari.

Bank juga menyadari, kebutuhan nasabah yang sudah melek teknologi juga semakin luas terutama dalam mendapatkan akses pasar (access to market). Berangkat dari kebutuhan tersebut, Bank saat ini berkolaborasi partner-partner strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan ekosistem digital bagi masyarakat inklusi ke depan.

"Keempat akses tersebut menjadi bagian dari langkah-langkah Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sehingga memiliki dampak berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih baik bagi nasabah inklusi dan komunitasnya,” tutur Fachmy.

 

 

3 dari 4 halaman

Dampak Inflasi Minim

Sebelumnya, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mengaku dampak inflasi terhadap perusahaan relatif minim. Lantaran, nasabah prioritas BTPN Syariah merupakan masyarakat menengah yang memiliki usaha rumahan.

Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad menilai segmen ini tidak memiliki keterkaitan langsung terhadap situasi ekonomi secara makro, sehingga dampak inflasi juga dirasa tak berdampak signifikan. “Inflasi kita melayani segmen yang pintar. Ibu-ibu di desa-desa itu giat dan pintar.

Misalnya saat ada harga naik, mereka akan merubah ukuran produk menyesuaikan biaya produksi. Jadi segmen ultra mikro bisa dibilang resilien,” kata Fachmy kepada awak media di Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022.

Namun, diakui Fachmy, segmen ini sempat ikut anjlok saat pandemi covid-19. Menurut dia, hal itu disebabkan mandeknya aktivitas ekonomi secara keseluruhan akibat pembatasan sosial. Namun, saat mobilitas mulai dibuka dan ekonomi kembali normal, segmen ini kembali naik.

“Jadi berdasarkan pengalaman kita, dampak (inflasi) tidak signifikan dan sifatnya juga lag. Tidak langsung. Butuh waktu enam bulan baru kelihatan dampaknya,” ujar Fahmy.

 

 

4 dari 4 halaman

Buka Akses di Sejumlah Wilayah

Profil nasabah BTPN Syariah sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan perempuan di mana mereka rata-rata menjalankan home industri di rumah sambil menjaga anak mengurus rumah dan lainnya. Tujuan mereka kebanyakan untuk membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari.

BTPN Syariah merupakan bank umum syariah pertama yang fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif. BTPN Syariah telah membuka akses di sejumlah wilayah untuk membantu keluarga prasejahtera produktif pada sektor UMKM Ultra Mikro.

BTPN Syariah memberikan pembiayaan pra sejahtera produktif yang diberikan berkelompok. BTPN Syariah memberikan pembiayaan tanpa jaminan kepada masyarakat prasejahtera produktif untuk modal. Pembiayaan berkelompok ini memiliki tujuan untuk membangun 4 karakter pada diri nasabah, berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling bantu.