Sukses

Pakai Sisa Bakaran Batu Bara di PLTU, Produktivitas Pertanian Naik 15 Persen

Dari penelitian, pemberian sisa abu pembakaran batu bara atau FABA dapat meningkatkan serapan unsur hara N, P, K Ca dan Mg pada tanaman padi sawah, jagung dan bawang merah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan pupuk yang berasal dari abu sisa pembakaran batu bara, atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) diklaim mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian seperti padi, jagung, dan bawang merah. Salah satu implementasinya dilakukan untuk membantu petani di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin, Sumatera Barat.

Dalam hal ini, PT PLN (Persero) bekerjasama dengan Badan Litbang Kementerian Pertanian Provinsi Sumatera Barat, guna menganalisa pemanfaatan FABA PLTU Ombilin untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Peneliti Ahli Madya Bidang Ilmu Tanah, Badan Litbang Kementerian Pertanian Ismon Lenin mengatakan, melalui kajian pemanfaatan abu sisa pembakaran batubara PLTU Ombilin, pemberian 5 ton FABA per hektar dapat meningkatkan produktivitas tanaman jagung sebesar 15,15 persen, dan pada padi sawah sebesar 15,16 persen.

"Kami menggunakan beberapa parameter takaran FABA PLTU Ombilin mulai dari 0 hingga 6 ton per hektare lahan. Hasil terbaik adalah pada pemberian 5 ton FABA yang memberikan peningkatan hasil persen sedangkan tanaman jagung sebesar 15,15 persen," jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/10/2022).

Ismon menjelaskan, dari penelitian yang telah dilakukan pemberian FABA dapat meningkatkan serapan unsur hara N, P, K Ca dan Mg pada tanaman padi sawah, jagung dan bawang merah.

 

2 dari 4 halaman

Izin Edar

General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (UIKSBS) Djoko Mulyono menjelaskan, untuk dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk FABA, PLN saat ini sedang melakukan proses izin edar dari Kementerian Pertanian.

"Manfaat FABA untuk pertanian sudah terbukti sangat baik, berdasarkan hasil yang telah dianalisa oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian Sumatera Barat menunjukan hasil yang positif. Semoga dalam waktu dekat perijinan dapat segera terbit sehingga, kami bisa meningkatkan pemanfaatan FABA untuk mendukung ketahanan pangan," ungkapnya.

Saat ini, PLN telah bekerjasama dengan BUMDES Karya Muda Mandiri di Sumatera Barat terkait pemanfaatan FABA untuk pembuatan pupuk. PLN telah memanfaatkan 10 ton FABA PLTU Ombilin untuk pembuatan pupuk dengan komposisi FABA yang digunakan sebanyak 30 persen yang digunakan oleh petani sekitar PLTU Ombilin.

3 dari 4 halaman

Pupuk Indonesia Ubah Limbah Batu Bara Jadi Bahan Baku Pupuk

PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menggelar konvensi inovasi Pupuk Indonesia Quality Improvement (PIQI) 2022 di PT Pupuk Kujang Cikampek, Kamis (8/9/2022). Dalam ajang ini, Gugus Inovasi Operasional (GIO) FABA dari PT Petrokimia Gresik berhasil keluar sebagai Grand Champion.

Ketua GIO FABA, Verona Amelia atau akrab disapa Vero, menyebutkan bahwa tema inovasinya adalah menurunkan biaya pengelolaan limbah batu bara atau Fly Ash-Bottom Ash (FABA) dari Rp 269 juta per bulan menjadi Rp 0 per bulan.

Limbah batu bara tersebut juga dimanfaatkan menjadi substitusi filler clay atau bahan baku pupuk NPK di Petrokimia Gresik. Sehingga menurunkan biaya pengelolaan limbah dan pembelian clay dengan total penghematan sebesar Rp7,4 miliar per tahun.

“Berawal dari status limbah batu bara, yaitu fly ash dan bottom ash, yang merupakan limbah B3. Namun pada tahun 2021, keluar Peraturan Pemerintah atau PP No. 22 Tahun 2021 yang mengeluarkan FABA dari kategori limbah B3,” ujar Vero yang saat ini juga sebagai staf di Departemen Lingkungan Petrokimia Gresik, Sabtu (10/9/2022).

Dengan keluarnya regulasi tersebut, Vero bersama sembilan anggota gugus inovasi lainnya melihat peluang penghematan biaya operasional perusahaan dengan melakukan pengelolaan limbah batu bara secara internal. Karena saat berstatus sebagai limbah B3, FABA harus dikelola oleh pihak ketiga dan memakan biaya sebesar Rp 269 juta setiap bulannya.

“Dengan inovasi ini, kami memanfaatkan FABA menjadi pengganti clay pada pupuk NPK. Kenapa jadi filler? Kami melihat ada karakteristik atau kandungan yang sama antara FABA dengan filler clay yang biasa digunakan pada pupuk NPK,” jelas Vero.

Setelah dilakukan uji coba, ternyata pemanfaatan FABA menjadi clay masih dalam batasan Standar Nasional Indonesia (SNI) pupuk NPK. Selain itu, dilakukan juga uji coba pada tanaman padi. Hasilnya, pupuk NPK dengan clay dari FABA memiliki kualitas yang sama baiknya dengan pupuk NPK tanpa FABA.

 

4 dari 4 halaman

Dampak Positif ke Perusahaan

Inovasi ini memiliki dampak positif bagi perusahaan. Diantaranya adalah, kualitas lingkungan menjadi lebih baik, karena limbah dapat dimanfaatkan.

Kemudian biaya pengelolaan limbah turun 100 persen, pengiriman limbah FABA kepada pihak ketiga menurun 52 persen, nilai risiko gangguan kesehatan dan keselamatan menurun, kenyamanan bekerja menjadi lebih baik, serta sejalan dengan PP No. 22 Tahun 2021 terkait pengelolaan FABA.

“Kemudian, PATEN juga kita dapat. Sudah kita sampaikan juga pada seminar skala nasional dan internasional, masuk dalam jurnal internasional, menjadi salah satu dasar pembuatan naskah akademik di Balitbangtan Kementan, serta telah diadopsi juga oleh teman-teman di Pusri Palembang,” jelas Vero.