Liputan6.com, Jakarta PT Bank Jago Tbk mencetak laba bersih Rp41 miliar pada kuartal III-2022, melonjak 224 persen dari posisi kuartal III-2021 yang tercatat rugi bersih Rp 33 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi hari ini, pelopor bank digital di Indonesia ini meraih pendapatan bunga sebesar Rp1,08 triliun pada Kuartal III-2021, meningkat 205 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp355 miliar. Pendapatan bunga ditopang oleh ekspansi kredit yang melesat 119 persen menjadi Rp8,15 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.
Baca Juga
Meski meningkat, namun beban bunga tercatat mengalami pertumbuhan lebih rendah. Beban bunga naik 166 persen secara year on year menjadi Rp101 miliar dibandingkan setahun lalu Rp38 miliar.
Advertisement
Alhasil, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) menembus Rp984 miliar atau tumbuh 210 persen secara yoy.
Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang CItradi menilai pertumbuhan Bank Jago masih dalam tahap awal dan masih terus berkembang. Bank ini belum menggali potensi-potensi pada Grup GoTo, salah satu startup terbesar di Indonesia.
“Bila dilihat penyaluran kredit senilai Rp8,1 triliun itu belum mencerminkan kekuatan sinergi ekosistem dengan Grup Goto. Jika berhasil dioptimalkan akan ada loncatan portofolio kredit di Bank Jago. Otomatis hal ini akan berdampak pada profitabilitas Bank Jago,” ujarnya dikutip Senin (24/10/2022).
Pernyataan Tirta tersebut sejalan dengan tahapan integrasi Bank Jago dan GoTo. Saat ini kolaborasi lebih banyak difokuskan pada akuisisi nasabah dan layanan transaksi perbankan. Sementara itu, untuk sisi kredit belum banyak yang disalurkan Bank Jago ke ekosistem GoTo.
Terakhir, Bank Jago mendukung pendanaan dalam produk GoPaylater Cicil di Tokopedia. Pembiayaan ini ditujukan kepada customer Tokopedia yang menginginkan pembelian dengan cara angsuran. Selain itu, Bank Jago juga telah mengintegrasikan layanan ke Gobiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Bank Jago juga telah ancang-ancang untuk menyalurkan pembiayaan kepada merchant Gobiz.
“Publik itu menunggu kolaborasi yang lebih dalam dengan Tokopedia. Potensi pembiayaan kepada user dan merchant Tokopedia sangat besar,” ujarnya.
Kolaborasi
Di sisi lain, dia juga menyoroti kolaborasi Bank Jago dengan PT BFI Finance Tbk (BFIN). Kolaborasi ini didasarkan posisi Jerry Ng selaku pemegang saham pengendali di Bank Jago yang juga menjadi salah satu pengendali di BFI Finance.
BFIN merupakan perusahaan multifinance terbesar kedua di tanah air. Sebagian besar pembiayaan tersalurkan untuk pembelian kendaraan roda dua dan empat, baik baru dan bekas. Dengan rata rata harga jual mobil di atas Rp150 juta, rata rata ticket size kredit BFIN sangat besar.
Hingga akhir Juni 2022, total piutang yang dikelola (managed receivables) BFIN telah mencapai senilai Rp 16,8 triliun atau naik sebesar 23,3 persen yoy.
Portofolio pembiayaan dari managed receivables berdasarkan jenis aset konsumen didominasi oleh pembiayaan mobil bekas dan baru sebesar 69,97 persen atau senilai Rp 11,75 triliun.
Selanjutnya disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 11,97 persen, motor bekas 10,76 persen, property-backed financing 2,67 persen, dan sisanya berasal dari pembiayaan syariah dan chanelling dengan anak usaha, yakni Pinjam Modal.
Dengan posisi Jerry Ng di Bank Jago dan BFIN, kolaborasi mendalam kedua entitas ini hanya soal waktu. Jago dan BFIN bisa bekerjasama dalam bentuk credit channeling ataupun joint financing
Advertisement
Kolaborasi Lain
Selain dengan BFIN, Bank Jago juga telah mengumumkan kolaborasi dengan marketplace mobil bekas, Carsome. Hal ini dibaca sebagai sebuah strategi Bank Jago melakukan penetrasi dalam pembiayaan otomotif.
“Kalau Bank Jago, BFI Finance, dan Carsome bisa berkolaborasi, maka ini adalah potensi yang luar biasa. Dari sisi pendanaan ada Bank Jago, Carsome sebagai marketplace, dan BFI Finance yang menyalurkan kredit secara langsung,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, dia menyoroti masih banyak pekerjaan rumah dari Bank Jago untuk berkolaborasi dengan ekosistem. Pada saat bersamaan hal tersebut juga menjadi potensi besar bagi Bank Jago pada masa depan.
“Kuncinya adalah percepatan kolaborasi. Semakin cepat kolaborasi maka akan semakin cepat berdampak pada kinerja keuangan, termasuk mencetak profit,” ujarnya.
Sebagai informasi, Bank Jago terus memperluas kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Salah satu kolaborasi terbaru dilakukan dengan menggandeng Carsome dan Moladin.
Keduanya merupakan e-commerce jual beli mobil bekas. Hingga September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 35 perusahaan, termasuk 27 perusahaan dalam partnership lending.