Liputan6.com, Jakarta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) mengumumkan bahwa di Oktober 2022 perusahaan menerima skor Peringkat Risiko Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) secara keseluruhan sebesar 17,7 dari Sustainalytics.
Peringkat ini menggolongkan Perusahaan memiliki Risiko Rendah terhadap dampak finansial yang material dari faktor ESG, yang mana sekaligus menjadikan Chandra Asri masuk dalam 1 persentil teratas di sub-Industri Kimia Komoditas Global yang dinilai oleh Sustainalytics.
Sustainalytics, sebuah perusahaan Morningstar, adalah firma independen dan terkemuka dalam bidang riset, pemeringkatan, dan data ESG yang mendukung investor di seluruh dunia dalam pengembangan dan penerapan strategi investasi yang bertanggung jawab.
Advertisement
Peringkat Risiko ESG Sustainalytics mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG material pada industri spesifik dan seberapa baik perusahaan mengelola risiko tersebut.
Cara pengukuran risiko ESG multidimensi ini menggabungkan konsep manajemen dan eksposur untuk menghasilkan penilaian risiko ESG, yaitu, skor risiko ESG total yang tidak terkelola atau Peringkat Risiko ESG, yang dapat dibandingkan di semua industri.
“Chandra Asri senang telah mencapai Peringkat Risiko ESG persentil terendah di antara peer kami. Kami meninjau setiap risiko dan peluang ESG yang penting bagi bisnis dan pemangku kepentingan, menyesuaikan operasi dan pengambilan keputusan kami dengan mempertimbangkan semua pemangku kepentingan," kata Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/10/2022).
"Mendapatkan peringkat teratas ini adalah bukti kerja keras tim kami, yang telah fokus dan berdedikasi untuk menjalin ESG ke dalam strategi kami sehari-hari, jangka menengah, dan jangka panjang. Ini jelas menunjukkan bahwa Chandra Asri berada di jalur yang benar dalam perjalanan perbaikan berkelanjutan kami untuk keunggulan operasional kelas dunia," lanjut dia.
Peringkat Sustainalytics merupakan salah satu pencapaian dalam memajukan ambisi Chandra Asri untuk meningkatkan dan mengoperasionalkan komitmen ESG perusahaan. Prestasi terbaru lainnya termasuk menerbitkan Laporan Keberlanjutan pertama Chandra Asri sebelum dipersyaratkan oleh OJK.
Kemudian, menetapkan Kerangka ESG dan Keberlanjutan Chandra Asri, melakukan pembiayaan sustainability-linked trade pertama di Indonesia, melaksanakan green loan untuk mendukung investasi pengurangan karbon serta Melakukan audit ISO dan memperoleh sertifikasi dengan standar internasional dan domestik.
Chandra Asri dan LX International Kembangkan Sumber Bahan Baku Bio-Naphtha
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) menjalin kerja sama dengan LX International untuk potensi investasi mengembangkan fasilitas berbahan baku nabati/Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang dapat menghasilkan bahan baku terbarukan (renewable feedstock) berupa Bio-Naptha.
Bahan baku ini akan digunakan untuk memproduksi produk bahan kimia dan plastik seperti Bio-Polyethylene (PE), Bio-Polypropylene (PP), Bio-Polyvinyl Chloride (PVC), dan Bio-Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR) dalam upaya mendukung Chandra Asri menuju produksi bahan baku polimer berkelanjutan
Kerjasama ini ditandai dengan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra dan CEO LX International, Yoon Chun-Sung di kantor Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Turut menyaksikan penandatanganan kerja sama ini adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan beserta jajarannya.
Proyek HVO ini merupakan salah satu upaya Chandra Asri untuk mewujudkan komitmennya dalam bisnis dan operasional berkelanjutan sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai kontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya.
“Chandra Asri menyambut baik kerja sama dengan LX International untuk membuka potensi investasi dalam proyek HVO di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan sumber bahan baku Bio-Naphtha yang dapat dicampur di dalam Olefin Cracker Plant menjadi monomer, untuk selanjutnya diolah menjadi bahan baku plastik berbasis nabati," kata Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra, Kamis (25/8/2022).
"Di samping itu nantinya fasilitas ini dapat memproduksi energi alternatif untuk menggantikan bahan baku fosil yang sejalan dengan Peta Jalan Gas Rumah Kaca yang telah kami kembangkan. Sebagai mitra pertumbuhan, Chandra Asri ingin mengambil peranan dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem, mengurangi emisi karbon, dan mendukung percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)," lanjut dia.
Advertisement
Investasi
Dalam kerjasama ini, Chandra Asri berperan untuk mengembangkan investasi, pengadaan informasi mengenai lahan serta memasok hydrogen. Selain investasi, LX International akan berperan dalam studi investigasi pasar terkait produk dan pasokan bahan baku.
Proyek HVO ini akan memiliki kapasitas sebesar 300 ribu-500 ribu ton per tahun dan letaknya berberdekatan dengan kompleks petrokimia Chandra Asri di Cilegon, Banten sehingga rencana sinergi operasional dapat dengan mudah terwujud.
Produk yang dihasilkan dari proyek ini, termasuk polimer hijau, PVC dan SSBR yang digunakan untuk pembuatan ban ramah lingkungan, akan menambah portofolio produk berkelanjutan Chandra Asri. Hasil dari studi ini kemudian dituangkan dalam rencana dan konfigurasi pengembangan CAP2, kompleks petrokimia kedua skala dunia Chandra Asri, dalam rangka memenuhi kebutuhan petrokimia domestik.
LX International adalah perusahaan perdagangan dan investasi berbasis di Korea Selatan, bergerak dalam pengembangan pembangkit listrik, proyek petrokimia dan juga perdagangan besar material petrokimia, dan logam, dan minyak kelapa sawit.Â