Liputan6.com, Jakarta - PJ Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono menyarankan penerapan Work From Home (WFH) saat kondisi banjir. Hal ini pun langsung mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta, Nurjaman.
Ia menilai saran dari Heru Budi Hartono tidak dapat diterapkan di berbagai sektor. Menurutnya kebijakan WFH berdasarkan kebijakan perusahaan karena memang karakteristik yang berbeda-beda.
Baca Juga
"Enggak bisa mendadak WFH hanya karena banjir, dan tidak semua sektor bisa terapkan itu," ujar Nurjaman, Rabu (26/10/2022).
Advertisement
Dia mengatakan, penerapan WFH saat banjir sebagaimana usulan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, tidak sama dengan WFH saat awal pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu.
Kebijakan WFH pada 2020 disebabkan pembatasan aktivitas untuk memutus penularan Covid-19. Sementara WFH diakibatkan banjir dinilai tidak efektif.
Lagipula menurutnya, pemerintah dituntut menyediakan fasilitas penunjang bagi pekerja yang terdampak banjir.
"Sediakanlah akomodasi, agar mereka tidak terjebak banjir, petakan di mana titik-titik banjir, di situlah disediakan akomodasi bagi karyawan," ujarnya.
Jika penerapan WFH hanya karena banjir, Nurjaman menilai hal tersebut sedikitnya akan berdampak terhadap perputaran ekonomi. Meski tidak berdampak luas, dia berharap kondisi banjir bisa menghasilkan kebijakan yang adil bagi perusahaan atau pekerja.
Saran Heru Budi Hartono
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menganjurkan warga DKI Jakarta untuk WFH atau bekerja dari rumah di masa hujan.
Hal tersebut diungkapkan Heru saat memimpin Apel Gabungan Penanganan Kemacetan Lalu Lintas Provinsi DKI Jakarta di Lapangan Silang Monas Sisi Selatan, Jakarta Pusat, pada Senin (24/10).
“Kita ketahui bahwa November, Desember, dan Januari bahkan mungkin Februari, kondisi alam kita musim hujan. Saya lihat juga alat-alat dari Dinas Perhubungan (Dishub) memberikan informasi jauh-jauh hari melalui Traffic Management Center (Polda Metro Jaya) melalui kanal-kanal resmi DKI sehingga masyarakat bisa memilih, yaitu tetap bekerja atau WFH,” kata Heru.
Jika memang tidak memungkinkan WFH, Heru meminta warga memilih jalur yang mempermudah mereka untuk mencapai tempat tujuan. "Jika bekerja, mereka juga bisa memilih jalur yang lebih mudah untuk mencapai suatu tujuan," tambah Heru.
Selain itu, Heru juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk memberikan informasi lebih awal titik-titik jalan rawan genangan dan kemacetan.
Advertisement
Update Banjir Jakarta: 15 RT Masih Terendam dengan Ketinggian Air Capai 50 Cm
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Selasa 25 Oktober 2022 menyebabkan kenaikan status siaga Bendung Katulampa menjadi Siaga 3 atau Waspada, Pos Depok Siaga 3 atau Waspada, dan Pintu Air Manggarai Siaga 3 atau Waspada serta genangan di beberapa titik di wilayah DKI Jakarta.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, per Rabu (26/10) pukul 09.00 WIB, terdapat 15 RT yang masih tergenang (banjir)," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, Rabu (26/10/2022).
Adapun data wilayah terdampak yang masih tergenang adalah sebagai berikut.
Jakarta Timur terdapat 15 RT yang terdiri dari:
Kel. Cililitan
- Jumlah: 1 RT
- Ketinggian: 80 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Item
Kel. Cawang
- Jumlah: 2 RT
- Ketinggian: 50 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung
Kel. Kampung Melayu
- Jumlah: 7 RT
- Ketinggian: 50 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung
Bidara Cina
- Jumlah: 5 RT
- Ketinggian: 50 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung
Sebagai upaya penanganan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
Surut Secepatnya
Ditargetkan Surut Secepatnya"Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," kata Isnawa Adji.
"BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam nonstop," tambah Isnawa.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement