Sukses

Mitratel Untung Rp 1,2 Triliun hingga September 2022

Mitratel berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan di atas rata-rata industri pada periode Januari – September 2002.

Liputan6.com, Jakarta PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur digital dan telekomunikasi independen, berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan di atas rata-rata industri pada periode Januari – September 2002.

Pendapatan Perseroan selama periode 9 bulan pertama tahun 2022 ini naik 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp5,02 triliun.

Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan melesat 18,1 persen menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan sebelumnya Rp1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang mengalami kenaikan sebesar 15,7 persen menjadi Rp 4,4 triliun.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko, menyatakan bahwa Mitratel terbukti memiliki track record yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak tahun 2010 baik secara organik maupun inorganik.

Pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I – III 2022 tercatat terus konsisten tumbuh lebih besar dari pertumbuhan industri dengan menorehkan rata-rata pendapatan selama 5 tahun atau Compound Annual Growth Rate 2017-2021 (CAGR) sebesar 14 persen.

"Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu. Ke depan kami meyakini EBITDA semakin meningkat seiring besarnya peluang pertumbuhan kolokasi di menara Mitratel, terutama di luar Jawa,” ungkap Theodorus yang biasa disapa Teddy dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (31/10/2022).

 

2 dari 3 halaman

EBITDA

Teddy menjelaskan, margin EBITDA dan margin laba bersih pada kuartal III perseroan tahun ini meningkat masing-masing menjadi 78,5 persen dan 21,9 persen.

Kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1 persen dan margin laba bersihnya meningkat 23,4 persen. Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari-September 2022 melesat 12,9 persen menjadi Rp5,07 triliun.

“Mitratel memastikan kinerja bisnis penyewaan menara perseroan kompetitif dibandingkan industri. Selain itu, Mitratel terus meningkatkan profitabilitas di bisnis lainnya,” Lanjut Teddy.

Seiring positifnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset perusahaan tercatat meningkat 37 persen menjadi Rp54,9 triliun dan ekuitas juga meningkat 124 persen menjadi Rp33,2 triliun. Adapun liabilitas MTEL pada September 2022 berhasil turun 14,1 persen menjadi Rp21,7 triliun.

3 dari 3 halaman

Revisi Target, Mitratel Tambah Belanja Modal Jadi Rp 14 Triliun

 PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menambah belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2022. Perseroan mencanangkan belanja modal hingga Rp 14 triliun, sejalan dengan revisi target kinerja sampai akhir 2022.

"Capex meningkat karena akuisisi tower yang tadinya ditarget 3.000 jadi 6.000. Sehingga capex-nya meningkat dari sekitar Rp 10 triliun jadi Rp 14 triliun," ungkap Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama dalam temu media di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Sampai dengan Juli 2022, Hendra mengatakan realisasi belanja modal sudah mencapai sekitar Rp 12 triliun. Termasuk untuk mendanai akuisisi 6.000 tower Telkomsel baru-baru ini senilai Rp 10,28 triliun. Sementara sisanya sekitar Rp 2 triliun akan dialokasikan untuk penambahan tower secara organik.

Perseroan juga merevisi target pendapatan sampai akhir tahun dari semula di kisaran 10-11 persen menjadi 12 persen. EBITDA dari yang semula 13 persen juga direvisi menjadi 15 persen. Pada paruh pertama tahun ini, perseroan berhasil membukukan laba sebesar Rp 891,54 miliar. Laba tersebut naik 27,23 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 700,74 miliar.

Raihan itu sejalan dengan kenaikan pendapatan sebesar 15,48 persen menjadi Rp 3,27 triliun pada semester I 2022 dari Rp 3,27 triliun pada semester I 2021.

Mayoritas kontribusi pendapatan berasal dari pendapatan sewa menara yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,5 persen, dari Rp 2,93 triliun menjadi Rp 3,33 triliun. Kontribusi lainnya berasal dari tower-related business yang meningkat 35,4 persen menjadi Rp 399 miliar.