Sukses

Pekerja Kabur karena Wabah Covid-19, Pabrik iPhone Terbesar Dunia Bujuk Pakai Bonus

Foxconn mengatakan akan menambah bonus harian untuk karyawannya di pabrik manufaktur di Zhengzhou, China. Penambahan ini datang menyusul wabah kecil Covid-19 di lingkungan pabrik iPhone terbesar dunia itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pemasok Apple Foxconn mengatakan telah melipatgandakan bonus harian untuk karyawan di pabrik iPhone terbesar dunia.  Penambahan bonus ini datang menyusul kabar sejumlah karyawan Foxconn di pabrik manufaktur di Zhengzhou, China yang melarikan diri setelah kemunculan wabah kecil Covid-19 di lingkungan pabrik.

Dilansir dari laman BBC, Rabu (2/11/2022) Foxconn mengungkapkan, bonus untuk pekerja di divisi perakitan akan dinaikkan menjadi 400 yuan atau sekitar Rp 900 ribu per hari.

Seperti diketahui, bahwa pada akhir pekan, sempat beredar sebuah video yang menunjukkan sejumlah karyawan pabrik di Zhengzhou melompati pagar di luar pabrik.

Di platform media sosial WeChat, Foxconn juga membeberkan bahwa karyawan yang bekerja selama lebih dari 25 hari sebulan di pabriknya akan diberikan bonus maksimum 5.000 yuan atau sekitar Rp 10,7 juta. Angka itu naik dari bonus sebelumnya sebesar 1.500 yuan. 

Perusahaan itu menambahkan bahwa karyawan yang bekerja penuh pada bulan November, tanpa mengambil cuti -dapat dibayar bonus total lebih dari 15.000 yuan untuk bulan tersebut.

Bonus itu adalah bagian dari upaya untuk "secara bertahap melanjutkan produksi yang teratur" dan tanda "terima kasih atas ketekunan rekan-rekan kami," jelas pihak Foxconn.

Perusahaan asal Taiwan Foxconn, yang merupakan pemasok utama Apple yang berbasis di Amerika Serikat, memiliki ratusan ribu pekerja di kompleks Zhengzhou-nya.

Namun sejauh ini belum diketahui jumlah resmi karyawan Foxconn yang tertular Covid-19 di pabrik tersebut.

2 dari 3 halaman

Ada Wabah Kecil Covid-19 di Pabrik iPhone Terbesar Dunia, Pekerja Dikabarkan Panik dan Kabur

Sebelumnya, sejumlah pekerja di perakitan iPhone terbesar di dunia, dilaporkan mulai meninggalkan tempat kerja mereka, setelah wabah kecil Covid-19 mendorong pemberlakuan lockdown di pabrik.

Dilansir dari BBC, Senin (31/10/2022) sebuah video yang beredar di internet menunjukkan sekitar 10 orang melompati pagar di luar pabrik, yang dimiliki oleh pabrikan Foxconn, di pusat kota Zhengzhou China.

Namun, tidak diketahui secara jelas berapa banyak kasus Covid-19 yang telah diidentifikasi di pabrik Foxconn.

Seorang pekerja pabrik Foxconn berusia 22 tahun, yakni Xia, mengungkapkan kepada Financial Times bahwa situasi di asrama pabrik sempat geger karena dia dan rekan-rekannya tidak bisa pulang menyusul temuan kasus penularan Covid-19. "Kami melompati pagar plastik dan pagar logam untuk keluar dari pabrik," ungkapnya.

Dia juga mengklaim area di sekitar pabrik telah dikunci selama berhari-hari, dengan pekerja yang positif Covid-19 akan diminta untuk mengambil tes harian dan menjalani karantina. 

Sebagai informasi, Foxconn, pemasok Apple yang berbasis di Amerika Serikat, memiliki ratusan ribu pekerja di pabriknya Zhengzhou dan belum mengungkapkan angka resmi berapa banyak staf yang tertular Covid-19.

Sementara itu, perusahaan yang berbasis di Taiwan itu sebelumnya sudah mengklaim bahwa mereka tidak akan menghentikan pekerja meninggalkan pabrik.

Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di China, pekan lalu melaporkan 167 kasus Covid-19 yang merupakan penularan lokal. Jumlah itu naik dari 97 kasus yang dilaporkan pekan sebelumnya.

Akibatnya, kota berpenduduk sekitar 10 juta orang itu sebagian berada di bawah lockdown, karena China terus masih memberlakukan kebijakan nol-Covid-19 ketat untuk meredam kasus penularan.

3 dari 3 halaman

Ada Wabah Baru Covid-19, Aktivitas Pabrik di China Menurun Oktober 2022

Aktivitas pabrik di China kembali menurun pada Oktober 2022 karena kemunculan wabah baru Covid-19. Penurunan itu diungkapkan oleh Biro Statistik Nasional China pada Senin (31/10).

Dilansir dari CNBC International, Senin (31/10/2022) data menunjukkan indeks manajer pembelian resmi untuk manufaktur China turun menjadi 49,2 bulan ini, turun dari 50,1 yang tercatat pada September 2022.

Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas bisnis, sedangkan angka 50 di atas mencerminkan ekspansi.

Indeks manajer pembelian resmi untuk manufaktur China telah berada di bawah 50 selama enam dari 10 bulan tahun ini sejauh ini.

Sub-indikator pekerjaan pabrik, produksi, pesanan baru dan waktu pengiriman pemasok juga menunjukkan kontraksi pada bulan Oktober dibandingkan dengan September.

"Penurunan PMI manufaktur didorong terutama oleh penurunan sub-indeks pesanan baru (menjadi 48,1 pada Oktober dari 49,8 pada September), menunjukkan permintaan lanjutan yang lebih lemah," kata Kepala Ekonom China di Nomura, Ting Lu dalam sebuah catatan.

Seperti diketahui, wabah baru Covid-19 yang tersebar di berbagai wilayah di China telah mendorong kebijakan yang lebih ketat pada aktivitas bisnis.

Salah satu perusahaan yang paling terkenal adalah pemasok raksasa gadget Apple, yakni Foxconn, yang mengatakan pekan lalu bahwa pabriknya di kota Zhengzhou menghadapi kasus penularan Covid-19.

Namun, sebuah laporan dari majalah China, Caijing yang mengutip dua karyawan Foxconn, menyebutkan bahwa beberapa pekerja merobohkan penghalang isolasi asrama dan meninggalkan pabrik akhir pekan ini.

Laporan itu mengutip seorang karyawan di pabrik Foxconn, mengatakan bahwa operasi pabrik masih berjalan normal sementara kebijakan pengendalian Covid-19 telah berubah dengan penerapan yang bervariasi selama beberapa hari terakhir.

Namun, pihak Foxconn belum memberikan komentar terkait laporan tersebut.

Sementara itu, dalam sebuah pemberitahuan online, otoritas kota Zhengzhou mengumumkan rencana untuk membantu pekerja yang ingin meninggalkan pabrik untuk kembali ke kampung halaman mereka.