Sukses

Bumi Suksesindo Bidik Proyek 8,7 Juta Ton Tembaga

PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, membidik proyek Tambang Tembaga (TB) Underground mining atau penambangan bawah tanah di Tujuh Bukit wilayah setempat.

 

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan tambang emas di Banyuwangi, PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, membidik proyek Tambang Tembaga (TB) Underground mining atau penambangan bawah tanah di Tujuh Bukit wilayah setempat.

Corporate Communications - Communication Affairs Merdeka Copper Gold, Tom Malik mengungkap, berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh pihaknya, cadangan porfiri di Tujuh Bukit ini sumber daya bijih yang tereka mencapai 1,9 miliar ton dan mengandung 8,7 juta ton tembaga serta 28 juta ons emas.

 "Untuk kandungan tambang bawah tanah di Tujuh Bukit itu sendiri diperkirakan setara dengan sisa kandungan batu hijau di Sumbawa Barat dan Freeport, dan kita perkirakan masa tambang tembaga bawah tanah ini bisa sekitar 20 - 40 tahun," ujarnya di Surabaya, Rabu (2/11/2022).

Dia mengatakan, sejak 2019 BSI telah membuat terowongan underground di bawah tambang emas Tujuh Bukit dan saat ini sudah mencapai 2 km panjangnya terowongan. Melalui terowongan ini, perusahaan mengambil sampel batuan untuk dianalisis. Kedalaman pengeboran mencapai 1.000 meter.

"Ini masih kita lakukan pengeboran karena itu cukup dalam. Tahun depan kita juga masih melakukan itu, dan masih terus dilakukan berbagai macam studi, termasuk studi teknologi karena kan secara teknis tambang bawah tanah tidak sederhana," jelasnya.

Dia mengatakan, proses pengembangan tambang tembaga bawah tanah ini juga tidak sebentar, bergantung pada kompleksitas dari kandungannya. Sebagai contoh untuk tambang emas Tujuh Bukit diperlukan waktu 10-12 tahun dari studi, eksplorasi awal sampai akhirnya beroperasi.

 

2 dari 4 halaman

Aktivitas Tambang Emas

Tom menambahkan, untuk saat ini BSI juga masih terus melakukan aktivitas tambang emas dengan target produksi emas tahun ini sebesar 124.000 Oz. Hingga semester I/2022, produksi emas sudah mencapai 69.783 Oz.

"Produksi emas di Bukit Tujuh tahun ini diperkirakan masih sama jumlahnya dengan tahun lalu. Meskipun stagnan tapi ini termasuk masih cukup bagus karena bagaimanapun namanya tambang, lama-lama hasilnya akan menurun," ujarnya.

Direktur BSI, Boyke P. Abidin menambahkan TB Tujuh Bukit memiliki deposit porfiri tembaga - emas skala besar sehingga TB Copper akan menjadi salah satu proyek tambang bawah tanah terbesar di Indonesia.

"Total potensi sumber daya mineral yang ada di sana mencapai 1,78 miliar ton sehingga ini menjadikannya proyek berskala global," katanya.

Pada tahun 2019, BSI mencatat produksi emas mencapai 223.042 Oz dengan jumlah penjualan USD 312 juta dan EBITDA USD 201 juta. Kemudian pada 2020 telah memproduksi emas sebanyak 157.175 Oz dengan nilai penjulan USD 317 juta, dan EBITDA USD 176 juta.

"Pada 2021, produksi emas BSI tercatat mencapai 124.730 Oz, dengan nilai penjualan USD 218 juta dan EBITDA USD 147 juta. Sedangkan di semester I/2022 tercatat sebanyak 69.783 Oz dengan penjualan USD 147 juta, dan EBITDA USD 129 juta," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Laba Merdeka Copper Gold Meroket 1.549 Persen pada Semester I 2022

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Perseroan membukukan pertumbuhan laba dan penjualan pada semester I 2022.

Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 96,79 juta atau sekitar Rp 1,44 triliun (kurs Rp 14.860 per USD). Capaian ini naik 1.549,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 5,87 juta.

Perolehan laba semester I sejalan dengan kenaikan dari sisi penjualan dan pendapatan perseroan sebesar 152,11 persen menjadi USD 341,4 juta dari USD 135,42 juta pada semester I 2021.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (13/9/2022), pendapatan itu berasal dari proyek Tujuh Bukit senilai USD 146,92 juta, proyek Wetar USD 99,04 juta, Nikel USD 94,12 juta, dan lainnya USD 51,5 juta dengan eliminasi USD 50,17 juta.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 236,99 juta dari USD 107 juta pada semester I 2021. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 267,46 persen menjadi USD 104,41 juta dibanding semester I 2021 sebesar USD 28,41 juta.

Pada semester I 2022 perseroan mencatatkan beban usaha berupa beban umum dan administrasi senilai USD 29,25 juta. Kemudian pendapatan keuangan USD 10,94 juta dan pendapatan lain-lain USD 42,57 juta. Dari rincian itu, setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar USD 100,07 juta. Naik 2.919,78 persen dibanding semester I 2022 sebesar USD 3,31 juta.

Dari sisi aset Merdeka Copper Gold sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 2,3 miliar, naik signifikan dibanding posisi Desember 2021 sebesar USD 1,3 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai USD 677,96 juta dan aset tidak lancar USD 2,42 miliar.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar USD 1,43 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 499,18 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 619,54 juta dan liabilitas jangka panjang USD 809,95 juta. Ekuitas hingga Juni 2022 juga naik menjadi USD 1,87 miliar dari USD 779,41 juta pada akhir tahun lalu.

4 dari 4 halaman

Merdeka Copper Gold Gelontorkan Pinjaman Setara Rp 3,36 Triliun ke MBM

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengumumkan transaksi afiliasi dengan entitas anak, PT Merdeka Battery Materials (MBM) mengenai kesepakatan pemberian pinjaman.

Berdasarkan perjanjian, perseroan sepakat menyediakan dana pinjaman sejumlah USD 225 juta atau sekitar Rp 3,36 triliun (kurs Rp 14.936 per USD). Angka ini setara 25,13 persen dari total ekuitas konsolidasian berdasarkan laporan keuangan Merdeka Copper Goldper 31 Maret 2022, atau setara 28,87 persen dari total ekuitas berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021.

Melansir pengumuman yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Kamis (5/8/2022), MBM akan dikenakan bunga sebesar jumlah dari tingkat suku bunga acuan majemuk dan margin senilai 4,25 persen per tahun.

Adapun perseroan akan diberikan margin tambahan senilai 2,50 persen yang hanya akan diterapkan untuk bagianbinjaman yang diberikan oleh perseroan serta akan diakumulasikan dan dibayarkan oleh MBM pada tanggal jatuh tempo, yakni 30 September 2026

MBM merupakan perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki oleh perseroan secara tidak langsung sebesar 55,26 persen. Perusahaan melakukan kegiatan usaha aktivitas perusahana holding serta aktivitas konsultasi manajemen lainnya.

Dengan terlaksananya transaksi, perseroan dapat memberikan dukungan pendanaan yang akan digunakan MBM untuk tujuan transaksi. Sehingga Merdeka Battery Materials dapat menjalankan kegiatan usahanya dengan lebih optimal dan diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada perseroan selaku pemegang saham tidak langsung MBM.Â