Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog telah telah menyerap 815 ribu ton beras dari petani. Penyerapan beras petani oleh Bulog ini merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal menjelaskan, bersamaan dengan musim panen, Bulog akan terus meningkatkan penyerapan beras dari petani.
Baca Juga
"Per hari ini, Bulog telah menyerap sebanyak 815.000 ton setara beras petani dalam negeri," ujar Awaluddin kepada merdeka.com, Rabu (2/11/2022).
Advertisement
Penyerapan beras Bulog ini langsung dipantau oleh jajaran direksi Bulog di sentra-sentra beras. "Intinya Bulog akan maksimal melakukan penyerapan hasil produksi petani," ucapnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, dia diminta oleh Presiden Jokowi untuk mengecek secara faktual stok beras nasional yang ada saat ini.
"Saya diberi waktu oleh Bapak Presiden satu minggu ini untuk mengecek kembali faktualisasi data yang ada bersama seluruh jajaran, bersama para gubernur, para bupati," ujar Syahrul usai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 31 Oktober 2022.
Berdasarkan data dan neraca yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian, saat ini ketersediaan beras nasional masih cukup. Bahkan, dari prognosis yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada tahun ini merupakan yang tertinggi.
"Pada panen tertinggi kita Maret-April itu di atas 18,3 juta (ton), kemudian panen kedua kita pada Agustus, September, Oktober itu bahkan 13 koma sekian (juta ton). Oleh karena itu, data BPS juga menunjukkan bahwa sekarang stok-stok itu ada 60 persen di tangan rakyat sendiri," jelasnya.
Meski demikian, Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menambah stok beras melalui beras cadangan yang ada di Bulog. Dia memastikan pihaknya akan segera melakukan hal tersebut dalam waktu singkat.
Dengan ketersediaan stok beras yang mencukupi, Syahrul berharap fluktuasi harga beras pun dapat ditangani. Dia sendiri telah berkomitmen bersama Menteri Perdagangan, Bulog, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk bersama-sama melihat ketersediaan stok beras.
Airlangga Optimistis Cadangan Beras Pemerintah Tembus 1 Juta Ton di Akhir Tahun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis cadangan beras pemerintah (CBP) dapat mencapai 1 juta ton pada akhir 2022.
Hal tersebut dikarenakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
"Dengan adanya Perpres harusnya bisa menyerap besar," kata Airlangga kepada wartawan usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 31 Oktober 2022.
Menurut dia, keberadaan Perpres tersebut memberikan keleluasaan dan fleksibilitas bagi Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyerap beras rakyat. Oleh sebab itu, Airlangga meyakini target 1 juta ton bisa terealisasi.
"Dengan perpres, harusnya Bulog bisa menyerap beras lebih besar (untuk CBP). Kita lihat saja (kapan realisasinya)," jelas dia.
Advertisement
Produksi Beras 2022 Tertinggi
Berdasarkan data dan neraca yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian, saat ini ketersediaan beras nasional masih cukup. Bahkan, dari prognosis yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada tahun ini merupakan yang tertinggi.
"Pada panen tertinggi kita Maret-April itu di atas 18,3 juta (ton), kemudian panen kedua kita pada Agustus, September, Oktober itu bahkan 13 koma sekian (juta ton). Oleh karena itu, data BPS juga menunjukkan bahwa sekarang stok-stok itu ada 60 persen di tangan rakyat sendiri," jelasnya.
Kendati begitu, Syahrul menyampaikan Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menambah stok beras melalui beras cadangan yang ada di Badan Urusan Logistik (Bulog). Syahrul memastikan pihaknya akan segera melakukan hal tersebut dalam waktu singkat.
"Perintah Bapak Presiden tadi untuk melakukan stocking yang sangat cukup melalui beras cadangan yang ada di Bulog itu dan itu akan saya kejar dalam waktu yang sangat singkat ini," ujar Syahrul.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com