Liputan6.com, Jakarta PT Bank KB Bukopin Tbk menutup kantor cabang untuk mengoptimalisasikan jaringan sekaligus beradaptasi atas perkembangan di era digital.
KB Bukopin menilai bank harus mampu beradaptasi dengan mengubah pola bisnis yang ada, termasuk salah satunya yaitu kantor cabang sebagai instrumen pengembangan bisnis perbankan menjadi lebih terdigitalisasi.
"Sehingga alokasi biaya pengembangan jaringan cabang dapat teroptimalisasi ke dalam bentuk lain melalui pengembangan teknologi produk dan layanan yang dapat menjawab seluruh kebutuhan nasabah atas perubahan perilaku transaksional tersebut," tulis manajemen dikutip dari Antara, Sabtu (5/11/2022).
Advertisement
Dengan mulai beralihnya layanan perbankan konvensional ke digital, akan berdampak pada penutupan kantor cabang. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat hanya 25.641 unit kantor cabang bank umum per Juni 2022. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, menyusut sebanyak 4.058 kantor cabang dari posisi Juni 2021 yang mencapai 29.699 kantor cabang.
Beberapa bank pun turut merespons perkembangan era digital tersebut dengan memangkas sejumlah kantor cabang. Kendati demikian, bank tetap memperkuat layanan cabang yang ada dengan mentransformasi menjadi digital maupun smart branches.
Digitalisasi kantor cabang sedianya sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Berdasarkan data OJK, 2015 merupakan puncak tertinggi jumlah kantor cabang sebanyak 32.953, dibandingkan per Juni 2022 sebanyak 25.641 unit, artinya berkurang 7.312 unit atau 22,19 persen dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
Â
Â
Kantor Cabang Masih Dibutuhkan
Keberadaan kantor cabang perbankan secara fisik masih dibutuhkan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin mendapat layanan keuangan yang khusus.
Sementara itu, digitalisasi dapat dibagi ke dalam beberapa sisi, yaitu eksternal dari sisi nasabah dan internal dari sisi Bank. Bagi perbankan, hubungan antara bank dan nasabah harus senantiasa dijaga melalui pertemuan secara fisik maupun non fisik. Dengan kata lain, digitalisasi memang perlu diadaptasi dan diimplementasikan.
Secara alami, akibat adanya digitalisasi serta perubahan perilaku masyarakat menyebabkan keberadaan dan fungsi kantor cabang bank konvensional akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku transaksional nasabah dari siste, konvensional menjadi digital ataupun dari sistem offline menjadi online.
Advertisement
KB Bukopin Terapkan E-Procurement untuk Pengadaan dan Manajemen Aset
Di tengah fase transformasi digital yang tengah dilakukan, PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) mulai bergerak cepat untuk mengimbangi model bisnis yang sedang berkembang.
Salah satunya adalah mengubah sistem procurement dengan menggunakan SAP Ariba Discovery untuk menjalankan sistem e-procurement.
Transformasi digital yang dijalani KB Bukopin tidak hanya diimplementasikan pada sektor alur bisnis, melainkan turut diimplementasikan pada sistem procurement dari sistem tradisional menjadi sistem digital. Hal tersebut sebagai upaya untuk mewujudkan transparansi, efisiensi, serta peningkatan service level agreement (SLA).
“KB Bukopin senantiasa berkomitmen dalam melakukan transformasi digital untuk efisiensi kegiatan operasionalnya. Transformasi digital di sektor perbankan yaitu dengan mendefinisikan ulang proses bisnis di era teknologi saat ini. Ada 4 bidang utama transformasi digital yang kami lakukan yaitu proses, teknologi, data, dan perubahan organisasi," kata Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Di sisi lain pihak SAP juga menegaskan bahwa kerjasama yang dijalin dengan KB Bukopin dalam fungsi e-procurement dapat memperkuat posisi KB Bukopin dalam pengintegrasian teknologi masa kini pada bidang pengadaan dan manajemen aset.
“Inovasi SAP memang difokuskan pada penyiapan teknologi untuk memperkuat perusahaan bertransformasi digital. Harapannya yaitu teknologi bisa diintegrasikan ke dalam proses bisnis, sehingga pengambil keputusan terbantu karena memiliki rekomendasi otomatis berbasis data di seluruh proses. Tentu saja hal ini sangat penting di industri perbankan Indonesia, termasuk di Bank KB Bukopin," tutur Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro.
Lebih lanjut mengenai SAP Ariba Discovery, saat ini cakupan pengadaan yang telah dilakukan dan dapat diakomodir melalui SAP Ariba sekitar 80 persen pengeluaran kantor operasional cabang dan 50 persen pengeluaran kebutuhan Departemen di kantor pusat KB Bukopin telah dilakukan melalui SAP Ariba.
Persentase ini akan terus ditingkatkan sehingga meningkat dan nantinya ditargetkan 90 persen-95 persen pengeluaran umum dan admistrasi bisa dilakukan melalui SAP Ariba, sehingga pengendalian atas proses pengadaan dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Siap Rights Issue, KB Bukopin Bakal Disuntik Modal Kookmin Bank
PT Bank KB Bukopin Tbk dalam waktu dekat akan melakukan penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue melalui Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII).
KB Bukopin berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 120 miliar saham kelas B dengan nilai nominal Rp100 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana KB Bukopin dan harga dari pelaksanaan PUT VII.
"Rencana penambahan modal hasil PUT VII akan memperkuat struktur permodalan KB Bukopin dalam rangka memenuhi regulasi pemenuhan modal minimum dan menunjang pengembangan usaha sesuai dengan strategi KB Bukopin, sehingga dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan imbal hasil investasi bagi pemegang saham KB Bukopin," kata Direktur Keuangan KB Bukopin Seng Hyup Shin dikutip dari Antara, Rabu (26/10/2022).
Seiring dengan semakin positifnya tren pengembangan bisnis emiten berkode saham BBKP itu, pemegang saham mayoritas KB Kookmin Bank pun memberikan dukungannya kepada KB Bukopin.
KB Kookmin Bank sebelumnya telah menginvestasikan Rp1,46 triliun pada Juli 2018 untuk mengakuisisi 22 persen saham KB Bukopin.
Selanjutnya pada Juli dan September 2020, dilakukan peningkatan modal kedua dengan investasi senilai Rp3,64 triliun, sehingga kepemilikan saham KB Kookmin menjadi 67 persen dengan status pemegang saham pengendali.
Kemudian pada November 2021, KB Kookmin kembali melakukan peningkatan modal ketiga dengan menginvestasikan Rp4,72 Triliun untuk memperkuat posisinya sebagai pemegang saham terbesar di KB Bukopin.Â
Advertisement