Liputan6.com, Jakarta Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, optimis pertumbuhan ekonomi Batam bisa mencapai 6 persen di tahun 2022.
"Kita tetap optimis kita kalau kemarin 2021 4,75 persen, kita mengharapkan tahun ini bisa 6 persen dan kita harap 2023 bisa juga 6 persen pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait, saat ditemui di Jakarta, Senin (7/11/2022).
Baca Juga
Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh Pengembangan infrastruktur pembangunan jalan dari Nagoya, Batam, menuju ke Bandara Internasional Hang Nadim di Nongsa.
Advertisement
"Contohnya kita lagi infrastruktur pembangunan jalan. Jadi yang jalan itu masih terus dikembangkan karena daerah main road kami itu masih dalam tahap 3 lajur sedangkan kita mau mengembangkan kelima lajur terutama lajur dari daerah Nagoya sampai ke bandara," ungkapnya.
Tentu dengan pengembangan akses jalan menuju bandara tersebut, diharapkan kedatangan wisatawan melalui jalur udara bisa meningkat menjadi 30 juta wisatawan pada 2040.
Diketahui, saat ini pengembangan Bandar Udara Internasional Hang Nadim meliputi lingkup Pemugaran Terminal 1, Pembangunan Terminal 2, Perluasan Apron, serta pengembangan beberapa fasilitas air side dan land side.
"Kita harapkan dengan tambahan terminal 2 dan revitalisasi di terminal 1, pada 2040 kita menargetkan sekitar 30 juta wisatawan yang datang ke Batam. Tentunya kalau wisatawan ke Batam kita harus memperbaiki semuanya dulu," ujarnya.
Adapun sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi di Batam pada 2021 mayoritas penopang terbesarnya adalah industri pengolahan, jasa perusahaan, dan industri informasi dan komunikasi.
Â
Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2022, Indonesia Jangan Lengah!
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dari capaian di kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy).
"Bila dibandingkan dengan tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen (yoy)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/11).
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan tingginya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini terjadi karena perbandingan basis yang rendah (low base effect) dari tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi terjadi karena low base effect atau basis yang rendah," kata Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (7/11).
Dia menjelaskan, tahun lalu pada kuartal III terjadi kenaikan kasus pasien positif Covid-19 hingga 26 ribu kasus. Tingginya kasus tersebut membuat pemerintah melakukan pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial.
"Kuartal ke III tahun lalu terjadi gelombang kasus covid-19 dengan 26 ribu kasus, disusul pembatasan sosial ketat," kata dia.
Kondisi sebaliknya terjadi pada kuartal III tahun ini. Pemerintah telah banyak memberikan kelonggaran beraktivitas kepada masyarakat. Selain itu, pertumbuhan tahun ini juga didorong tingginya harga komoditas produk ekspor.
"Kemudian motor dari harga komoditas ikut sumbang net ekspor," kata dia.
Advertisement
Tak Boleh Lengah
Bhima menilai, dengan kondisi yang demikian, Indonesia tidak boleh lengah. Mengingat tahun depan akan ada banyak indikator yang menjegal pertumbuhan ekonomi nasional.
"Masalahnya indikator yang terkesan positif bisa berbalik arah di tahun depan," kata dia.
Beberapa indikator tersebut antara lain kenaikan tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, tekanan biaya produksi manufaktur dan pelemahan kurs rupiah. Hal ini akan membuat suasana pemulihan ekonomi akan terasa berbeda dari tahun ini.
"Kondisi akan jauh berbeda dan pemerintah tidak bisa lengah," pungkasnya.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.comÂ
Prestasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tak Pernah di Bawah 5 Persen pasca Pandemi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy).
Capaian ini memperpanjang tren pemulihan ekonomi secara tahunan yang konsisten tumbuh selama 4 kuartal berturut-turut meski masih dalam suasana pandemi Covid-19.
"Kalau diperhatikan tren pertumbuhan ekonomi tahunan meningkat persisten selama empat kuartal berturut-turut di atas 5 persen sejak kuartal IV 2021," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 tercatat 5,02 persen. Lalu 5,02 persen di kuartal I-2022, 5,45 persen di kuartal II-2022 dan 5,72 persen di kuartal III-2022.
Berdasarkan data tersebut kata Margo, menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin kuat. Hal ini pun dinilai positif bagi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.
"Ini prestasi di tengah terpaan kondisi global, bisa menjaga ekonomi dan trennya menguat," terang Margo. Â
Advertisement