Harga minyak jatuh pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah sebuah laporan pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya peningkatan persediaan minyak mentah AS.
Seperti dikutip dari Tulsa World, Kamis (14/2/2013), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun US$ 50 sen menjadi US$ 97,01 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Menurut laporan mingguan Energy Information Administration (EIA), pasokan minyak mentah AS meningkat sebesar 600 ribu barel, atau 0,2% menjadi 696 juta barel. Angka ini lebih tinggi 9,8% dibanding tahun lalu.
Pedagang mungkin merasa kecewa atas kenaikan pasokan minyak AS karena pada pekan lalu laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan turunnya stok minyak AS sebesar 2,3 juta barel. Data yang diperoleh API bergantung pada laporan sukarela dari distributor dan operator pipa, sedangkan pengajuan laporan ke pemerintah adalah wajib.
Sebelumnya, Dewan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) yang berbasis di Paris menurunkan perkiraan konsumsi minyak sebesar 85 ribu barel per hari (bph) dibandingkan data dari bulan sebelumnya.
Meski melakukan revisi, IEA masih mengharapkan masyarakat dunia dapat menggunakan minyak sebanyak 90,7 juta bph pada tahun ini, atau 1 juta bph lebih tinggi dari perkiraan OPEC sebesar 89,7 juta bph.
Berbeda dengan WTI, harga minyak mentah jenis Brent, yang digunakan sebagai acuan internasional, juga ikut menguat US$ 6 sen menjadi US$ 118,72 per barel di ICE Futures Exchange, London.
Berikut harga komoditas energi lain di New York Mercantile Exchange:
- Bensin grosir turun US$ 1 sen menjadi US$ 3,04 per galon.
- Gas alam naik US$ 8 sen ke level US$ 3,31 per seribu kaki kubik (mscf).
- Minyak pemanas turun US$ 2 sen menjadi US$ 3,22 per galon. (Ndw)
Seperti dikutip dari Tulsa World, Kamis (14/2/2013), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun US$ 50 sen menjadi US$ 97,01 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Menurut laporan mingguan Energy Information Administration (EIA), pasokan minyak mentah AS meningkat sebesar 600 ribu barel, atau 0,2% menjadi 696 juta barel. Angka ini lebih tinggi 9,8% dibanding tahun lalu.
Pedagang mungkin merasa kecewa atas kenaikan pasokan minyak AS karena pada pekan lalu laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan turunnya stok minyak AS sebesar 2,3 juta barel. Data yang diperoleh API bergantung pada laporan sukarela dari distributor dan operator pipa, sedangkan pengajuan laporan ke pemerintah adalah wajib.
Sebelumnya, Dewan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) yang berbasis di Paris menurunkan perkiraan konsumsi minyak sebesar 85 ribu barel per hari (bph) dibandingkan data dari bulan sebelumnya.
Meski melakukan revisi, IEA masih mengharapkan masyarakat dunia dapat menggunakan minyak sebanyak 90,7 juta bph pada tahun ini, atau 1 juta bph lebih tinggi dari perkiraan OPEC sebesar 89,7 juta bph.
Berbeda dengan WTI, harga minyak mentah jenis Brent, yang digunakan sebagai acuan internasional, juga ikut menguat US$ 6 sen menjadi US$ 118,72 per barel di ICE Futures Exchange, London.
Berikut harga komoditas energi lain di New York Mercantile Exchange:
- Bensin grosir turun US$ 1 sen menjadi US$ 3,04 per galon.
- Gas alam naik US$ 8 sen ke level US$ 3,31 per seribu kaki kubik (mscf).
- Minyak pemanas turun US$ 2 sen menjadi US$ 3,22 per galon. (Ndw)