Liputan6.com, Jakarta - Pesawat dengan kapasitas besar Airbus A380 milik maskapai Emirates disebut-sebut akan melakukan penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Ini akan jadi pesawat raksasa dengan penerbangan reguler pertama yang akan beroperasi di Indonesia.
Rencana ini diungkap Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam Rumpi BUMN di Kementerian BUMN. Menurutnya, maskapai kawakan Emirates sudah menunjukkan rencana serius untuk itu.
"Emirates ada planing untuk mengoperasikan 380-nya ke Bali," kata dia, ditulis Selasa (8/11/2022).
Advertisement
Menurut Faik, saat ini Emirates mengoperasikan pesawat yang lebih kecil dari Airbus A380. Menurut catatan, Emirates saat ini mengoperasikan Boeing B777-300ER untuk penerbangan ke Bali.
Dengan tingkat penumpang saat ini ke Bali, Faik menyebut kalau Emirates membutuhkan pesawat dengan kapasitas lebih besar. Maka, Airbus A380 jadi salah satu opsi untuk digunakan.
"Kemarin mereka serius, karena dia sudah punya 2 flight per hari, tapi penumapngnay 100psn terus, dia butuh epsawat yg lebih ebsar. sehingga dipertimbangkan merka lebih baik menggunakan 380," ujarnya.
Untuk diketahui, pesawat Airbus A380 menjadi salah satu pesawat dengan kategori raksasa. Pesawat ini bisa mengangkut hingga 500 penumpang sekali jalan. Untuk itu, dibutuhkan juga kualifikasi khusus dari bandara yang akan melayani A380.
Â
Sudah Mendekati Final
Lebih lanjut, Faik mengatakan kalau rencana tersebut sudah mendekati tahap final. Dia menaksir saat Natal 2022 mendatang Emirates bakal mengoperasikan armadanya ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"itu sudah dalam final discussion karena timnya mereka sudah datang ke sini, sudah cek bandara, review mana yang perlu disesuaikan secara teknis sudah nggak ada masalah ya," kata dia.
"Mungkin nanti pas natal bisa jadi pakai 380, tapi ini belum final akrena kembali keputusan ada di mereka, tapi merkea sudah menyampaiakn bahwa mereka bisa masuk dengan peswat itu," tambahnya.
Dengan demikian, pesawat ini digadang menjadi pesawat raksasa pertama yang terbang reguler ke Indonesia.
"Nanti launchingnya nanti kita info kalau sudah ada kepastian. Ini 380 pertama yg akan beroperasi secara reguler di indonesia, di bandara I Gusti Ngurah Rai," pungkas Faik Fahmi.
Â
Advertisement
Angkasa Pura I Bidik Pengelolaan Bandara Komodo
PT Angkasa Pura I menegaskan minatnya untuk mengambil alih kelola Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Namun, pihaknya membutuhkan mitra strategis dalam pengembangan kedepannya.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengungkap surat minat pengelolaan bandara itu telah masuk ke Kementerian Perhubungan. Artinya, pengelolaan masih menunggu persetujuan dari regulator, pasca hengkangnya PT Cinta Abadi Flores (CAF).
"Karena mereka gak jalan, jadi kita yang ambil alih, tapi ketika kita ambil alih kita akan menggandeng strategic partner," ujar dia dalam Rumpi BUMN, ditulis Selasa (8/11/2022).
Dalam hal ini, Faik membidik mitra strategis yang mampu menggenjot jumlah penumpang ke Labuan Bajo. Sehingga, tak hanya bergantung pada kemampuan finansial mitra tersebut.
"Jadi target nanti, beautifikasi dan peningkatan kapasitas bandara di labuan bajo itu tidak hanya di support oleh strategic partner yang memiliki kemampuan financial, tetapi strategic partner yang bisa mendorong traffic juga. Kalau bisa saya bisa mendatangkan 10, kalau ada strategic panther, tapi diharapkan bisa sampai 20, itu salah satu rencana kita," paparnya.
Menurutnya, Labuan Bajo jadi salah satu destinasi super prioritas, sehingga peningkatan kunjungan hingga layanan bandara perlu ditingkatkan.
"Kenapa ini menjadi penting karena labuan bajo menjadi destinasi super prioritas, dipastikan juga kalau bandaranya bisa mensuport peningkatan jumlah pariwisata yang di labuan bajo," bebernya.
Â
Belum Ada Nama
Kendati demikian, Faik belum berbicara banyak soal siapa yang nantinya akan menjadi mitra strategis AP I. Dia mengaku saat ini tahapannya masih dalam posisi penjajakan. Namun, persusahaan internasional dikabarkan menjadi salah satu targetnya.
"Konsepnya kita memang menggandeng strategic partner, tetapi strategi partner-nya siapa kita masih dalam tahap penjajakan, belum final. Termasuk dengan Astra Infrastruktur kita sudah diskusi, tetapi juga ada opsi lain, internasional ya, dari strategi partner internasional. Jadi belum final," ungkap Faik.
Dengan berbagai capaian itu, Faik belum bisa menargetkan kapan penjajakan dan pengoperasian Bandara Komodo dibawah AP I bisa dijalankan. Mengacu rencana bisnisnya, ditargetkan bisa selesai pada 2023 mendatang.
"Sesegera mungkin," pungkasnya.
Advertisement