Sukses

Berkah KTT G20, Pengusaha Kerajinan dan Makanan Bali Kebanjiran Order

Para penyedia kerajinan dan makanan di Bali mengakui banjir pesanan selama rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali berlangsung, setelah hampir dua tahun Bali sepi wisatawan karena pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Para penyedia kerajinan dan makanan di Bali mengakui banjir pesanan selama rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali berlangsung, setelah hampir dua tahun Bali sepi wisatawan karena pandemi.

“Dua bulanan ini, toko kami mencatat kenaikan kunjungan wisatawan asing dan lokal. Mereka juga berbelanja. Toko kembali ramai. Pemandangan ini benar-benar membuat semangat dan optimis. Bali bisa bangkit,” kata Asisten Manajer Krisna Oleh-Oleh outlet Jalan By Pass, Kadek Bhuana dikutip dari Antara, Kamis (10/11/2022).

Bhuana mengatakan, sebelum dikunjungi delegasi, toko terlebih dahulu mendapatkan pemeriksaan ketat dari petugas pengamanan agar para delegasi aman dan nyaman berbelanja oleh-oleh.

Senada dengan Bhuana, pemasok kaos barong dari Gianyar Ni Wayan Erni Lestari, kini mengaku kewalahan dengan pesanan baju tanpa kerah dengan dasar warna-warni bergambar kepala barong yang menjadi unggulan oleh-oleh khas Bali di sejumlah outlet ini.

“Senang sekali dan astungkara (semoga) tetap menjadi favorit oleh-oleh dari Bali,” katanya.

Sementara itu, Zian perajin usaha Keben, mengaku telah mendapatkan pemesanan sebanyak 700 keben dari salah satu hotel tempat delegasi G20 menginap di Nusa Dua.

 

 

2 dari 3 halaman

Kena Imbas Pandemi

Keben merupakan kerajinan anyaman bambu yang berbentuk menyerupai kubus dengan beragam ukuran, warna dan gambar. Anyaman ini biasa dipakai masyarakat lokal Bali untuk meletakkan sesaji berupa makanan dibawa ke pura, atau menyimpan barang lainnya.

“Saya senang sekali ikut dapat berkah dari kegiatan G20 ini. Soalnya, lama saya tidak mendapat pemesanan seperti semenjak terhenti karena pandemi,” kata Zian.

Menurut Zian, pesanan keben yang diterimanya digunakan untuk tempat makanan, selain keben anyaman bambu, ia juga mendapat pesanan keben berukir berbahan stainless.

Puncak presidensi di KTT G20 pun menjadi nafas optimisme para penyedia oleh-oleh, setelah hampir dua tahun Bali sepi dari kedatangan wisatawan asing serta menjadi harapan berputarnya kembali roda pariwisata Bali.

3 dari 3 halaman

Jelang KTT G20 di Bali, Sektor Pariwisata Bangkit Lagi Sejak Mati Suri 2 Tahun Akibat Pandemi COVID-19

Tinggal hitungan hari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 akan digelar di Pulau Bali. Konferensi ini diperkirakan akan membawa peruntungan sendiri untuk masyarakat sekitar, membangkitkan ekonomi dan pariwisata Pulau Dewata, setelah dua tahun mati suri karena pandemi COVID-19.

Perhelatan besar ini juga diharapkan akan meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang turut mendongkrak pemulihan sektor pariwisata Bali, termasuk peningkatan persentase hunian hotel dan pendapatan para pengrajin lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, mengatakan Bali sudah siap menyambut kedatangan para delegasi dan tamu KTT G20.

"Hotel untuk delegasi siap, 24 hotel lebih siap menyambut delegasi mulai dari petugas hotel yang memakai pakaian adat, sampai minuman welcome drink khas Bali," ujar Tjokorda Bagus Pemayun kepada DW Indonesia yang dikutip Kamis (10/11/2022).

Perekonomian Bali pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 3,80% - 4,60% year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang masih mengalami kontraksi sebesar -2,47% yoy.

Tren kunjungan wisman ke Pulau Dewata juga dilaporkan terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman ke Bali mencapai lebih dari 276.600 pada Agustus 2022 dan pada September mencapai sekitar 290.000 wisman. Kebanyakan di antaranya berasal dari India, Prancis, Inggris dan Jerman.

Secara akumulatif, jumlah wisman ke Bali pada Januari - Agustus 2022 naik 2.080% jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Agustus 2021 yang hanya sebanyak 43 kunjungan.

"Kunjungan rata-rata 10.000 per hari dari 26 maskapai penerbangan yang sudah masuk Bali. Omset UMKM juga meroket hingga 100% dari masa pandemi, meski belum bisa seperti sebelum pandemi tapi ini perkembangan signifikan," kata dia.